21. ADAB-ADAB MEMBACA AL QUR-AN

190 4 0
                                    

➡(1) Memurnikan niat, ikhlash karena Alloh semata, tidak karena ingin dilihat, didengar atau mendapat sanjungan dan upah dari orang lain.

عن عمران بن حصين رضي الله عنهما أنه مر على قارىء يقرأ ثم سأل فاسترجع ثم قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : «من قرأ القرآن فليسأل الله به فإنه سيجيء أقوام يقرؤون القرآن يسألون به الناس »

Dari Imron bin Hushain Radhiyallohu’anhu, bahwa beliau pernah menjumpai seorang qori yang sedang membaca Al Quran kemudian ia meminta (upah). Maka beliau ber-istirja’[1] lalu berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallohu’alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa membaca Al Quran maka mintalah (pahala) dari Alloh. Sesungguhnya akan muncul suatu kaum yang membaca Al Quran dan mengharapkan upah dari manusia. HR At-Tirmidzi dan berkata: “Hadits ini Shahih.” Dishahihkan pula oleh Al Albany dalam Shahih Targhib wat Tarhib

➡(2) Suci dari hadats besar maupun kecil.

Berdasarkan keumuman dalil baik dari Al Quran ataupun As-Sunnah.

➡(3) Suci dan bersihnya tempat, badan, dan pakaian.

Karena sesunggguhnya Alloh Al-Jamil[2] mencintai kebaikan dan keindahan.

➡(4) Membersihkan mulut (bersiwak).

Berdasarkan keumuman dalil tentang anjuran bersiwak

➡(5) Isti’adzah  Yaitu memohon perlindungan kepada Alloh dari gangguan syaithan yang terkutuk. Berdasarkan firman Alloh :

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

“Apabila kamu membaca Al Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.” An-Nahl: 98

➡(6) Membaca Al Quran dengan hati yang khusyu’, badan yang tenang dan merasakan keagungan kalamullah.

Alloh berfirman :

لَوْ أَنزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعاً مُّتَصَدِّعاً مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ?

Kalau sekiranya Kami menurunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir.  Al-Hasyr: 21

➡(7) Menghayati dan merenungkan makna ayat yang dibaca

كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ?

Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. Shaad: 29

Berkata Ali bin Abi Thalib Radhiyallohu’anhu, :

لا خير في عبادة لا فقه فيها، ولا في قراءة لا تدبر فيها.

Tidak ada Kebaikan yang diharapkan dari ibadah bila dikerjakan tanpa ilmu, tidak ada pula kebaikan dalam bacaan Al Quran tanpa tadabur di dalamnya.

Berkata Ibnu ‘Abbas  :

لأن أقرأ إذا زلزلت والقارعة أتدبرهما، أحب إليّ من أقرأ البقرة وآل عمران تهذيرا.

Sungguh Aku lebih senang membaca Az-Zalzalah danAl-Qori’ah (dengan pelahan) mentadaburi keduanya, daripada membaca Al Baqoroh dan Ali ‘Imron tapi dengan cepat (tanpa bisa mentadaburinya).

DAKWAH ISLAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang