43. MASUK SYURGA TANPA HISAB DAN TANPA ADZAB (II)

79 2 0
                                    

*💍SERI TAUHID*
'''
📜MASUK SYURGA TANPA HISAB DAN TANPA ADZAB'''

PART 2

📍b. Tidak Minta di kay (وَلاَ يَكْتَوُوْنَ)
Mereka tidak minta kepada orang lain untuk mengkay sebagaimana mereka tidak minta diruqyah. Mereka menerima qadha’ dan menikmati musibah yang menimpa mereka.

🎙Syaikh Abdurrahman bin Hasan Ali Syaikh berkata: “Sabda Rasûlullâh Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam (لاَ يَكْتَوُوْنَ) lebih umum dari pada sekedar minta di kay atau melakukannya dengan kemauan mereka.

▫Sedangkan hukum kay sendiri dalam Islam tidak dilarang, sebagaimana dalam hadits yang shahih dari Jabir bin Abdullah:

أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم بَعَثَ إِلَى أُبَيِّ ابْنِ كَعْبٍ طَبِيْبًا فَقَطَّعَ لَهُ عرقًا وَكَوَّاهُ بِالنَّارِ

_Bahwa Nabi Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam mengutus seorang tabib kepada Ubay bin Ka’ab, lalu dia memotong uratnya dan meng-kay-nya._

👉Demikan juga di jelaskan dalam shahih Bukhari dari Anas radhiyallâhu’anhu :

Anas berkata, “Bahwasanya aku mengkay bisul yang ke arah dalam sedangkan Nabi Shallallâhu ‘Alaihi Wasallam masih hidup.”

👉Dan dalam riwayat dari Tirmidzi dan yang lainnya dari Anas:

Sesungguhnya Nabi mengkay As’ad bin Zurarah karena sengatan kalajengking juga dalam shahih Bukhari dari Ibnu Abbas secara marfu’:

اَلشِّفَاءُ فِى الثَّلاَثَةِ : شُرْبَةُ عَسَلٍ وَشرْطَةُ مِحْجَمٍ وَكَيَّةٍ بِالنَّارِ وَأَنَا أَنْهَى أُمَّتِي عَنِ الْكَيِّ

_“Pengobatan itu dengan tiga cara yaitu dengan berbekam, minum madu dan kay dengan api dan saya melarang umatku dari kay._(Dalam riwayat yang lain: “Dan saya tidak menyukai kay”).

🎙Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Hadits-hadits tentang kay itu mengandung empat hal yaitu:

▪1. Perbuatan Rasûlullâh Shallallâhu ‘Alaihi wa sallam. Hal itu menunjukkan bolehnya melakukan kay.
▪2. Rasulullah tidak menyukainya. Hal itu tidak menunjukkan larangan.
▪3. Pujian bagi orang yang meninggalkan. Menunjukkan meninggalkan kay itu lebih utama dan lebih baik.
▪4. Larangan melakukan kay. Hal itu menunjukkan jalan pilihan dan makruhnya kay.

📍c. Tidak Melakukan Tathayyur
Mereka tidak merasa pesimis, tidak merasa bernasib sial atau buruk karena melihat burung atau binatang yang lainnya.

📍4. Mereka Bertawakal Kepada Allâh
Disebutkan dalam hadits ini, perbuatan dan kebiasaan itu bercabang dari rasa tawakkal dan berlindung serta bersandar hanya kepada Allâh. Hal tersebut merupakan puncak realisasi tauhid yang membuahkan kedudukan yang mulia berupa mahabbah (rasa cinta), raja’ (pengharapan), khauf (takut) dan ridha kepada Allâh sebagai Rabb dan Ilah serta ridha dengan qadha’-Nya

🖨Diringkas dari almanhaj.or.id

═════ ❁✿❁ ══════
📢 *Published By:*
🌐 Group BIS & BMS - Dakwah Untuk Umat 💐
══════ ❁✿❁ ══════

🌼 Daftar WA, Ketik: daftar#nama#jenis kelamin#asal kirim ke:

📲 *085729743043*

💻 https://bimbingansyariah.com
📮Telegram
https://t.me/moslemlearning
https://t.me/bimbingansyariah

📚 Kurikulum Bimbingan :  Aqidah, Fikih, Hadits, Manhaj, Adab, Petuah Ulama, Tazkiyatun Nufus, Nasehat, Dll.
•┈┈•••○○❁🌿❁○○•••┈┈•

*📭 Silahkan dishare semoga bermanfaat bagi kaum muslimin*

DAKWAH ISLAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang