Sesungguhnya Nasehat itu dia bagaikan obat..
Awalnya memang pahit.. Namun setelahnya dia memberikan efek Manis, yakni kesembuhan.
Sebab untuk mengajak dengan mengubah hati yang sudah terbiasa dengan kebiasaan maksiat. Yaitu BINTIK HITAM NODA YANG TELAH MELEKAT Lalu kemudian hendak dibersihkan untuk menuju kejalan Allah berupa Nasehat, maka itu Sangatlah Berat. Sebab Syaitan selalu menunggangi hawa nafsunya. Kecuali HATI YANG HIDUP Walaupun Dia Sakit.. Maka Hati itu bisa untuk menerima Nasehat. Artinya Walaupun Pahit, akan tetapi dia masih mau untuk menelan obat tersebut.Namun sebaliknya..
Sesungguhnya Maksiat itu Manis tapi Pahit akhirnya..
Yaitu Setiap perkara Maksiat itu memiliki Kecondongan dengan Hawa Nafsu. Dan ketika dia melakukannya tampak Enak, MANIS, senang, puas.. Namun setelahnya Dia merasa Menyesal.. Kemudian dia beristighfar kepada Allah dengan mengatakan, "Ya Allah.. Mengapa aku melakukan ini dan itu.." Maka ini HATINYA SEDANG SAKIT YANG SUDAH PARAH.. Jika Tidak segera diobati maka dia akan Mati. Dan Hati yang Mati, Dia TIDAK AKAN BISA LAGI DIOBATI DAN TIDAK AKAN MEMPAN DENGAN NASEHAT APAPUN .. Yakni SUDAH MENTAL.Maka beda dengan Hati yang telah GELAP GULITA DIBUNGKUS OLEH BINTIK HITAM NODA MAKSIAT. Maka HATINYA TERBALIK. Cahaya Terang benderang dilihatnya Kabut, dan yang Kabut Kegelapan disangkanya Cahaya. Yang benar dia anggap salah. Dan sebaliknya, yang salah dia anggap benar. Dan sesuatu kebaikan dianggapnya keburukan, dan suatu keburukan itu dianggapnya Kebaikan. Maka ini Na'udzubillah.
Maka Hati yang seperti ini, Tinggal hanya Menunggu Mukjizat dari Allah Tabaroka Wata'ala untuk mendapatkan kesembuhan berupa Hidayah serta Taufik Dari Allah Subhanahu Wata’ala Kedalam Hatinya.
Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’. (HR. At Tirmidzi no. 3334, Ibnu Majah no. 4244, Ibnu Hibban (7/27) dan Ahmad (2/297). At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Wallahu A'lam
KAMU SEDANG MEMBACA
DAKWAH ISLAM
Spiritual📚 Kurikulum Bimbingan : Aqidah, Fikih, Hadits, Manhaj, Adab, Petuah Ulama, Tazkiyatun Nufus, Nasehat, Dll. •┈┈•••○○❁🌿❁○○•••┈┈• Manhaj Salaf *📭 Silahkan dishare semoga bermanfaat bagi kaum muslimin* Tanpa menambah atau mengurangi dari Al-Qur'an d...