Proses 1

7 3 0
                                    

"fonaaa bangunnn!!  Apa yang kamu lakukan ??" ucap fano membangunkanku

"apaan sih fan, aku ngantuk, ini masih pagi sekali tau" ucap ku malas

"kamu harus bangun ini sudah pukul 04.30, bangun sekarang ambil air wudhu,  sholat, cepat!! " ucap fano berisik sekali

"aku masih ngantukk,  bentar lagi ahh"  ucapku seraya menarik selimut kembali

Tiba-tiba tubuhku terangkat melayang,  fano menggendongku, agar aku bangun.

"fano turunkan aku sekarang,  aku takut" ucapku

"tidak! Sebelum kau melakukan apa yang kuperintah tadi" ucapnya

"iya iyaaaa" ucapku kesal

Aku pun segera kekamar mandi dan mengambil air wudhu lalu sholat shubuh. Setelah selesai, aku pun bergegas menuju tempat tidurku lagi.

"hei nona apa yang mau kau lakukan?  Kembali tidur untuk melanjutkan mimipi halu mu?" ucap fano

"apalagi sih fan?  Aku mau tidur!" ucapku makin kesal

"enggak!  Bangun sekarang kita olahraga sekarang,  ayo cepat!  Aku tidak mau mendengar alasan apapun" ucap fano

"gamau ah males fan" ucapku

"kau mau bangun olahraga sekarang,  atau aku akan pergi meninggalkanmu" ucapku terkejut. 

Jujur ketakutan ku kehilangan fano lebih mendominan dari segalanya, akhirnya aku pun bangun dan berolahraga bersamanya.

"kita lari muter kampung, oke!" ucap fano

"kalo telat ke sekolah gimana?  Kan nanti aku juga sekolah fan" ucapku kesal

"ALASAN! Kamu itu muter kampung paling cuma 15 menit doang, sekarang baru jam 04.45 , masih banyak waktu,  kamu bisa istirahat sebentar nanti, ayo cepat! " ucap fano bawel sekali.

Pagi itu aku dan fano berlari menyusuri kampung,  aku nggak tau maksud fano yang tiba-tiba mengharuskanku bangun pagi dan lari pagi, kalo bukan sahabatku, gamau aku lari pagi begini,  mending tidur laa.

"capek fan.. Huftt... Huft... Hosss. Hosss" ucapku mulai kelelahan padahal baru setengah perjalanan.

"maklum baru pertama, besok juga terbiasa" ucapnya meyakinkan . Akupun melanjutkan lari ku bersama fano,  walau sudah dengan nafas yang terengah-engah. Akhirnya pukul 05.00 kami selesai berlari,  wahh fano benar,  hebat ya dia bisa mengira-ira.

"istirahatlah 10 menit,  lalu mandi, aku akan menyiapkan buku pelajaranmu untuk nanti,  setelah mandi makanlah bersama keluargamu" ucapnya seperti seorang kakakku.

"siap bos! " ucapku

****

(Vandra POV) 

Pagi itu aku melihat si jelek itu sudah bangun, terlihat si jelek sedang berbicara sendiri,  sepertinya kecurigaan ku memang benar.  Dia gila! Ya aku yakin sekali. Sudah jelek, gila lagi haduh apes bener si. Lebih apesnya lagi,kenapa dia ditakdirkan jadi adikku si?  Kan jadi malu.
Pagi ini tumben dia memilih berangkat sendiri, syukurlah!  Aku jadi tidak repot!

(Yolla POV)
Hari ini aku lihat fona tidak terlambat lagi. Ya seperti biasa dia asik berbincang dengan teman khayalannya itu, sepertinya teman khayalannya itu menyadari bahwa aku bisa melihatnya.  Teman khayalannya ini terlihat baik. 

*taman belakang*

"hai!  Kamu teman fona ya? " ucapku kepada teman khayalan fona

"udah tau ,nanya" ucapnya singkat

"aku yolla,kam...." ucapku terpotong

"udah tau,  aku fano" ucapnya singkat dan aku hanya tersenyum,  kenapa dia cuek sekali?  Jadi males mau komunikasi.

"gak enak kan rasanya dicuekin?  Ya itu lah yang dirasakan fona selama ini,  aku tau kamu baik" ucapnya.

"kamu sudah lama berteman dengan fona? " tanyaku

"sudah,  aku sangat tau tentang dia,  dan bagaimana dia,  kemarin dia ingin mengakhiri hidup,  dia bilang dia ingin ikut bersamaku,  tentu saja aku tidak mengizinkan" ucapnya membuatku terkejut

"lalu apa yang kamu lakukan dan apa masalahnya? " tanyaku lagi

"aku hanya melakukan yang aku bisa lakukan,  kamu tidak tau?  Dia menderita dan selalu tersakiti,  kamu hanya tau dia di sekolah,  tapi dirumah kau tidak tau kan?  Dia lebih tersakiti" ucapnya

"aku tidak tau tentang itu,  tapi aku juga melihat bahwa dia tidak bahagia" ucapku mulai sedih

"aku tau kamu orang baik,  tolong jadilah teman yang baik untuk fona.  Suatu saat jika aku sudah tidak mendampingi dia,  dia tidak akan sendiri, dia punya kamu. Karena aku tidak mungkin bersamanya terus,  ada kalanya aku harus kembali ke alamku sendiri,  tolong yolla jadilah teman yang baik untuk fonaku" ucapnya membuatku sangat terharu,  aku tidak menyangka ada hantu sebaik fano. 

"iya fan,  aku akan berusaha menjadi teman yang baik untuk fona" ucapku meyakinkannya

"terimakasih" ucapnya lalu pergi meninggalkanku sendirian disana.

Kini aku tau teman khayalan fona,  dia sangat baik namanya fano.  Fano selalu menjaga fona apapun keadaannya,  dulu aku selalu berfikir bahwa semua hantu itu jahat,  tapi setelah melihat dan berkomunikasi dengan fano, aku sadar bahwa tidak semua hantu seperti itu,  fano contohnya,  dia baik dan selalu melindungi fona,  bahkan saat fona hendak bunuh diri fano lah orang yang menyelamatkan dan menguatkan fona,  beruntung sekali fona memiliki fano yang selalu ada untuknya.

(Fona POV) 

Aku sangat suka minum dan makan makanan manis, mungkin itu penyebab aku segemuk ini,  tapi apa daya itu sudah kebiasaan untukku,  ya makan manis dan minum manis.
Hari ini aku pergi ke kantin untuk membeli makanan dan minuman manis kesukaanku,  tapi ditengah perjalanan aku dihadang oleh fano.

"kamu mau membeli makanan dan minuman manis? " tanyanya langsung

"iyalah,  minggir fan aku sudah tidak sabar" ucapku

"tidak,  aku tidak mengizinkanmu" ucapnya

"kenapa sih? " tanyaku kesal

"pokoknya tidak boleh dan tidak ku izinkan,  pulang ke kelasmu sekarang!" ucapnya galak sekali

"kenapa sih?  Aneh sekali, biasanya kamu tidak pernah melarangku untuk membeli itu,  kamu aneh fan!! " ucapku kesal

"ini tidak biasanya,  kembali kekelasmu sekarang! " ucapnya galak sekali dan aku menurutinya.

Fano aneh sangat sangat aneh,  akhir-akhir ini dia selalu melarang kebiasaanku, dia selalu memintaku melakukan ini itu dan membuatku lelah. Aku tidak paham maksud dari sikap fano yang lama-kelamaan berubah seperti ini. Maunya apa sih?

Aku Dan KisahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang