Chapter 8 : Investigation

1 0 0
                                    



{ Alexandrina's }
   Sebuah papan nama yang menempel disebuah pintu berwarna putih milik seorang gadis albino yang diam-diam menyimpan sebuah rasa kepada sang pembunuh gila.

" Aku masih penasaran siapa nama aslinya " gumamnya saat melihat-lihat forum yang sedang membicaran sang 'NotMe' .

' Aku melihatnya melompati atap seperti ninja ! '
' Aku melihatnya memasuki sebuah rumah '
' Aku pernah hampir menjadi korbannya ! ' .

Alexa terus melihat-lihat isi obrolan disana dan hendak ikut mengisi pembicaraan .

' Aku akan menjadi pendamping hidupnya ' Tulisnya yang langsung disambut balasan tawa dari orang-orang disana .

' Aku akan menjadi pendamping hidupnya '
   Brownies terdiam saat melihat chat yang baru muncul di forum yang ia ikuti, ia melihat nama akun tersebut, Daisy-Chan .
" Dia lagi " gumamnya,
" kurasa Ryan akan terkejut bila aku menghadiahkan ini untuknya " sambungnya dan hendak memulai percakapan pribadi dengan gadis tersebut .

' Brownies : Hei ! '

' Daisy : Pergilah '

' Brownies : Oh ayolah, aku hanya ingin sedikit bicara denganmu ' .

   Tak ada jawaban, Daisy hanya membaca chat tersebut, Brownies pun kembali mengirim pesan.
.
' Brownies : Aku tau keberadaannya '

' Daisy : Oh ya? apalagi kebohongan yang kau tau ? '

' Brownies : Ini serius, aku tau dimana dia '

' Daisy : Huh? bagaimana aku bisa mempercayaimu? sudah banyak yang mengaku sebagai teman dari sang NotMe bahkan ada yang mengaku kalau itu dirinya '

' Brownies : Karena aku tinggal dengannya '

   Brownies mengakhiri chat tersebut dan membiarkan Daisy yang terus mengirim pesan padanya
" Daisy-Chan " gumamnya .


CRAAT !!
   " MAMA ! " seru kedua anak tersebut begitu menyaksikan kepala sang ibu yang terputus setelah Ryan menebasnya " Lezat~" gumamnya saat menjilat darah di ujung pedangnya.
" Aku yakin mama kalian telah berada ditempat yang tepat, kalian ingin menyusulnya? " tanya Ryan sembari mendekati kedua anak yang menatapnya histeris dipojok kamar. Salah satu dari mereka menangis, ia terus meneriaki jasad kedua orangtuanya, dan tangisan tersebut membuat Ryan kesal
" Berisik !! " geramnya .


   " Huh? " Al memaksa masuk kedalam sebuah rumah yang menjadi sumber dari sebuah suara histeris tersebut,
" Ini aneh " Gumamnya saat menaiki anak tangga, namun langkahnya terhenti begitu ia mendengar suara rintihan.

" No..no..It's Not Me ..."

" Dapat kau " Gumam Al dan langsung berlari menuju sebuah kamar gelap .

Brakk !!
" DIAM DITEMPAT ! " Al menyalakan senternya dan menyiapkan pistolnya, namun yang ia lihat hanyalah 2 orang anak laki-laki yang tengah terbaring diatas ranjang, menghimpit kepala seorang wanita dan ditutupi selimut hingga keatas, Al bisa mendengar rintihan dari kedua anak tersebut lalu menghampirinya.

" Hei, kau tidak apa-apa? " tanyanya, mereka tak memberi respon, Al langsung melepas selimut tersebut dan melihat sebuah pemandangan yang sangat ia sesali .
Diatas ranjang, terbaring tubuh 2 orang anak laki-laki tanpa tangan dan kaki, darah keluar dari kedua mata mereka yang tertutup dan lidah yang terpotong, mereka sedang menghimpit seorang wanita, lebih tepatnya hanya kepala..

" Bertahan lah.." gumam Al kepada salah satu yang masih bernafas, namun lama kelamaan detak jantungnya berhenti, Al berdecak, ia menyesal atas apa yang ia lihat dan membiarkan kedua jasad disana.

   Al mengecek sekeliling di kamar tersebut dan menemukan sebuah tubuh yang bentuknya sudah tidak karuan, ia yakin tubuh tersebut pasti milik kepala wanita diatas kasur tadi . Al menghadapkan senternya ke tirai didekat jendela, tak ada apa-apa disana, ia menggeser cahayanya perlahan dan mendapati..
" RYAN !! " pekiknya,

Ryan langsung melompat keluar setelah mempelajari rupa dari sang detektif. Ia melompat, membiarkan tubuhnya terjatuh dan kabur di gelapnya malam .

" Itu benar dirinya " Al menatap kebawah tapi tidak menemukan apapu, lalu ia membuat laporan ke markas .

' Aku menemukan 3 korban dari sang 'NotMe' di kediaman keluarga Smith di jalan St.Cherry nomor 66, aku masih menginvestigasi jika masih ada korban lain disini, sementara pelaku melarikan diri tanpa jejak ' lapornya .


   Malam semakin larut, Ryan masih melajutkan aksinya ke rumah-rumah lainnya hingga rasa 'lapar'nya terpenuhi, ia teringat saat seseorang meneriaki nama aslinya, apa identitasnya telah diketahui? pikirnya, kini ia berdiri didepan sebuah sungai yang dingin..

Slash..
Ia membasuh wajahnya dengan air yang sangat dingin tersebut.

" Aku harus membunuhnya " gumamnya, ia tak ingin siapapun mengetahui identitasnya, ia bisa meminta bantuan dari Brownies untuk melacak orang tersebut, ia mengeluarkan ponselnya dan melihat pesan darinya .

' Kau harus hati-hati, ada yang sedang mengikutimu '

Ryan terdiam, lalu membalas :

' aku tau itu '
dan menutup ponselnya lalu kembali berjalan .
.
.
.

NOT ME  !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang