Seriously, Versace?! - 02

124 62 71
                                    

Happy Reading....

.....

Despacito
Quiero respirar tu cuello despacito
Deja que te diga cosas al oído
Para que te acuerdes si no estás conmigo
Despacito~

Lagu itu terus mengalun saat aksi saling dingin kami dalam mobil berlangsung, Despacito. Jujur saja aku tidak terlalu mendengarkan lagu-lagu Latin, Spanyol, ataupun sejenis nya. Tapi pengecualian untuk lagu ini, bukan karena lagunya dan lantas aku suka. Tidak sama sekali.

Ayolah aku mendengar lagu ini seperti aku sedang menelanjangi orang lain, terdengar berlebihan tapi itu yang aku rasakan. Sial bagi ku karena setelah mengobrak-abrik tas ku, tak ku temukan head-set ku sama sekali. Bagus sekali.

Pria itu asik bersenandung dan menyetir membawa ku entah ke mana. Yang aku tau ini dekat dengan daerah Buckingham Palace , apa tempat makan malam nya sejauh ini? Ini membosankan, ayolah aku lapar.

Dan lagi aku terganggu dengan lagu ini tentu saja, aku hanya merengut kan wajah ku sebal karena ini.

"Bisakah kau ganti lagu nya? Atau matikan saja. Itu lebih baik." ketus ku pada Arsen yang sibuk menyetir.

"Kenapa? Ini lagu yang keren," ia tersenyum tipis dengan wajah tengil nya saat menoleh ke arah ku "lagi pula aku terbiasa berkendara dengan musik."

"Matikan saja, ini menjijikkan kau tau!." kesalku.

"Aku menyukai nya, terserah jika kau menganggap nya jijik. Tapi aku tidak mau mematikan lagu ini, dan jangan coba-coba mengetuk tombol off."

Baru saja aku akan mematikan lagu nya, ia sudah mengintrupsi ku untuk tidak melakukan nya. Tentu saja aku menurut, aku tak ingin di tendang keluar dalam keadaan mobil melaju. Itu lebih menyeramkan di banding mendengar kan lagu ini.

"Oke aku ganti lagu, berjanjilah untuk tidak mengeluh lagi."

Aku hanya melihat nya dengan malas sekali , dan kembali melihat ke luar jendela. Pertama aku berpikir ia bisa di ajak kerja sama, tapi dugaan ku meleset ia hanya mengganti lagu Despacito versi Original ke versi duet bersama Justin Bieber. Aku benar-benar sebal padanya sekarang.

"Kau bilang akan mengganti lagu nya."

"Aku sudah, sayang. Aku mengganti lagu nya, versi lain. Itu artinya sudah ku ganti jadi berhenti mengeluh dan nikmati saja." ia membetulkan kacamata tebal yang bertengger di hidung nya dan tersenyum licik.

"Itu tidak adi-"

" The way you nibble on my ear, the only words I wanna hear
Baby, take it slow so we can last long..."

Bicara ku terpotong ketika ia ikut menyanyikan lantunan lagu itu, demi kerang ajaib itu kalimat yang sungguh tidak sopan. Aku ingin sekali menampar nya sekarang, tapi apa daya aku terjebak dalam situasi yang tidak adil ini.

Aku berusaha untuk mengabaikan Arsen dan menyibukkan diri dengan melihat-lihat layar ponsel ku, aku memastikan jadwal kuliah ku besok dan lusa dan ternyata itu akan di mulai lusa.

Sampai tak sadar ternyata mobil telah berhenti, dan Arsen sudah turun. Baru saja aku akan membuka pintu mobil, seseorang sudah duluan membuka kan nya untukku. Setelah aku lihat ternyata Arsen yang melakukan nya, oh mungkin ini bentuk kemurahan hati nya di depan orang banyak.

Tapi lagi-lagi tebakanku meleset, ketika ku kira aku sudah tiba di restoran tempat kami--dan keluarga Mitchell--akan makan malam. Arsen malah membawa ku ke salah satu toko busana kenamaan di dunia, Versace Store.

Because Of You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang