8

38 7 0
                                    

Something different

Alva menepati janjinya.

Dia sama sekali tidak mengganggu Raya selama perjalanan. Dia hanya membangunkannya ketika mereka sudah sampai.

"So, gue bisa nepatin janjikan?" tanya Alva pada Raya yang berdiri disampingnya.

Raya memutar bola matanya dan memilih untuk tak menggubris pertanyaan Alva.

Sekarang mereka tengah di suruh berkumpul untuk di bagi menjadi beberapa kelompok.

"Satu kelompok akan beranggotakan 8 orang. 4 orang perempuan 4 orang laki-laki. Dan perkelompok akan diberikan 2 tenda yang satunya untuk laki-laki dan satunya lagi untuk perempuan." ujar Pak Ronald memberikan penjelasan.

Raya berharap dia tidak satu kelompok dengan Alva. Namun, itu hanyalah harapan. Karena baru saja nama Alva disebut setelah namanya.

Rasanya ingin mengumpat mendengar Alva satu kelompok dengan dirinya.

Raya membuang napas gusar. Dia berharap Alva tidak akan mengganggu dirinya selama 3 hari mereka camping.

Jika bukan karena ayahnya yang memaksakan dirinya harus ikut serta dalam kegiatan menyebalkan ini. Mungkin Raya tidak akan terjebak di dalam satu kelompok bersama orang yang menjengkelkan seperti Alva.

Mereka sudah selesai membangun tenda yang dibantu oleh para anak laki-laki.

Awalnya sempat kesulitan karena yang bekerja hanya 3 orang, Raya tidak membantu sama sekali.

Dia hanya berdiri dan menatap mereka tanpa berniat melakukan sesuatu.

Tidak ada yang bersuara atau menegurnya. Melihat ke arahnya saja mereka tidak berani.

Menurut sebagian siswa jika mau hidup tenang sebaiknya jangan berurusan dengan Raya.

Jika ada yang berani mengusiknya, mungkin akan berakhir dengan pindah sekolah atau akan di bully habis-habisan.

Dan sampai sekarang Raya tetap tak melakukan apapun, sedangkan yang lain tengah sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Mulai dari memindahkan barang-barang mereka ke dalam tenda, termasuk barang milik Raya juga, sampai mengumpulkan kayu bakar untuk di jadikan api unggun saat malam nanti, karena langit sudah mulai gelap.

Raya bukannya tidak ingin membantu, hanya saja dia tidak tau harus melakukan apa.

Bertanya pada seseorang apakah yang harus ia kerjakan? atau siapakah yang membutuhkan bantuannya? Oh ayolah seorang Araya Misella tidak mungkin melakukan itu.

Gengsi?

Ya, seperti itu lah dirinya sekarang.

Seketika Raya di seret seseorang untuk menjauh dari situ. Beberapa orang menyadari keduanya namun tak melakukan apa-apa.

Raya menarik tanganya ketika mereka sudah sedikit jauh. "Apa sih?! Kalo mau ngomong ya ngomong aja, gak usah pake narik-narik segala!" Bentak Raya kesal karena Alva menariknya sedikit kasar sampai pergelangan tangannya memerah.

REMEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang