"Lo dari mana aja sih? Dari tadi gue nyariin lo tau gak?!!.""Sorry Ray, gue sibuk banget. Soalnya tadi gue bantu anak-anak bangun tenda, pindahin barang-barang, ngumpulin kayu bakar, nyiapin makanan, aduh pokoknya gue sibuk banget deh tadi." Ujar Vio menjelaskan mengapa ia tidak menghampiri Raya semenjak mereka tiba.
Raya mengangkat kedua alisnya seakan terkejut dengan jawaban sahabatnya itu.
Masalahnya Vio tidak pernah melakukan hal yang akan merepotkan dirinya sendiri, bahkan dia akan menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugasnya, tapi tadi—entahlah Raya sendiri merasa bingung.
Sungguh itu adalah hal yang sangat langkah dan sayangnya lagi Raya tidak ada di sana untuk menyaksikan itu.
Dan sekarang mereka sedang duduk di depan tenda dengan pemandangan langit malam yang indah. Sementara di hadapan mereka anak-anak yang lain sedang duduk melingkari api unggun. Tapi Raya sama sekali tidak berniat untuk bergabung.
Jadi dia hanya meminta Vio untuk menemaninya.
"Sungguh membosankan, entah apa yang menarik dari kegiatan ini." Batinnya.
Raya menarik napas dan membuangnya dengan gusar.
"Kalo bosan kenapa gak jalan-jalan aja." Ujar seseorang mengagetkan keduanya.
Tepatnya hanya Vio saja yang terkejut mengetahui siapa yang baru saja bersuara. Sedangkan Raya tanpa menoleh pun dia sudah tau siapa itu. Dia sangat hafal dengan suara itu, dan tanpa sadar Raya tersenyum.
Entahlah, mungkin itu karena dia sudah berbaikan dengan Rafael. Ya meskipun dia tidak tau apa penyebab mereka mulai saling mengabaikan.
Tapi sekarang Rafael telah kembali, kembali menjadi sosok yang Raya kenal.
Kembali menjadi sahabat yang peduli padanya.
"Lo ngapain disini?" Tanya Vio saat Rafael sudah berada di hadapan mereka.
"Nyari kecebong."
"Ha?"
"Ya nyamperin Raya lah. Emangnya lo pikir ngapain lagi."
"Y-ya,maksud gue, sejak kapan lo berdua baikan?!!" Ujar Vio bingung.
"Bacot lo."
"Sewot bener lo. Gue kan cuma na-"
"Lo berdua bisa diem gak," Ujar Raya mulai kesal dengan keduanya. "Pusing gue denger kalian berantem."
Kemudian Raya berdiri dan berniat pergi dari situ. Namun tangannya di tahan oleh Vio. "Lo mau kemana?"
"Nya–"
"Anak kecil gak boleh tahu." Sela Rafael
"Eh sembarangan lo kalo ngomong. Gue udah gede yah, cuma badan gue aja yang kecil." ujar Vio tidak terima.
"Yah sama aja kan."
"Gak sama."
"Sama."
"Gak."
"Sama."
"Ga-"
"BERISIK!!!" Sungguh Raya sudah tidak tahan lagi. Dia kemudian beranjak pergi dari situ.
"Ay tungguin!!," teriak Rafael, lalu menghadap Vio sebentar."Eh anak kecil jagain tendanya ya." Ledeknya, lalu berlari menyusul Raya.
"RAFAEL!! SUMPAH MULUT LO MINTA DI JAHIT YA??!!!"
>>***<<
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER
Romance> Cewek cantik yang tidak suka banyak bicara, tidak terlalu suka dengan keramaian, yang selalu memegang peringkat pertama dikelasnya, yang masih memiliki sifat baik dalam dirinya. Dia pernah kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya yang m...