•Bertanya tentang keadaan seseorang bukan berarti peduli•
"Kenapa gak bilang dulu kalo mau datang sekarang? Katanya minggu depan." ujar seorang lelaki kepada gadis yang duduk dihadapannya sekarang.Mereka sedang berada di sebuah kafe kecil dekat taman bermain. "Kelamaan kalo minggu depan," jawab gadis itu sambil meminum minuman yang mereka pesan tadi."Dan kenapa gue gak bilang dulu, karena sebenarnya gue gak pengen dijemput sama lo." lanjut gadis itu sambil tersenyum, entah itu karena perkataannya atau karena muka lelaki dihadapannya yang sudah terlihat kesal akibat perkataannya barusan.
"Ternyata lo gak berubah sama sekali ya. Masih sering bikin orang kesel." ujar lelaki itu terlihat marah tapi tidak benar benar marah.
"Yaelah, gue kan cuma becanda jangan seserius itu juga kali mukanya. Lo kayak gak tahu gue aja." jawab gadis itu.
"Apaan sih, perasaan muka gue biasa aja."
"Iya deh bang, serah lo."
"Bang bang pala lo peyang. Lo lebih tua dari gue nenek lampir."
"Alva gue udah bilang jangan pernah panggil gue nenek lampir. Muka gue gak sejelek itu." ujar Tania kesal.
Ya dua orang yang sedang berbincang saat ini adalah Alva dan Tania. Mereka yang sedang melepas kerinduan karena sekian lama tak bertemu.
Alva hanya tertawa melihat Tania yang sudah mulai kesal karena perkataannya tadi. "Iya deh Maaf, baperan banget sih."
"Baru juga ketemuan udah ngajak brantem lo." ujar Tania yang masih terlihat kesal.
"Gue kan udah minta maaf. Gak usah ngambek terus nanti jadi nenek nenek beneran," kata Alva yang langsung disambut dengan tatapan tidak senang oleh Tania."Udah gak usah gitu mukanya, gue cuma becanda." ujar Alva lalu mencubit pipi Tania yang langsung di tepis olehnya. "Jangan bikin pipi gue tambah gendut, Al." Tania paling tidak suka jika pipinya dicubit, karena menurutnya itu akan membuatnya telihat gendut dan jelek.
Tapi lain halnya dengan Alva yang suka sekali melakukan hal itu dan membuat Tania menjadi kesal.
"Pulang yuk, Tan. Mama pasti udah nungguin lo dirumah." ucap Alva yang langsung beranjak berdiri dan diikuti oleh Tania.
Tidak sampai 30 menit mereka sudah sampai dirumah Alva dan dipintu berdiri ibunya Alva yang sedang menunggu mereka karena Alva sudah memberi kabar terlebih dahulu tentang kedatangan Tania.
"Yaampun kamu sudah dewasa yah, sudah tambah cantik juga," ujar wanita parubaya itu sambil memeluk Tania. "Bagaimana kabar orang tuamu? Mereka sehat sehat saja kan?".
"Iya tante, mereka sehat kok." jawab Tania. "Yasudah ayo masuk kamu pasti capekan? Sebaiknya kamu istirahat dulu. Barang barang kamu biar Alva yang bawah masuk."
>>***<<
"Vi, lo mau sampe kapan disini, ha?" tanya Raya. Karena Vio sudah berada dirumahnya dari pulang sekolah dan sekarang sudah pukul 9 malam."Gue nginep sini aja ya, Ray." jawab Vio dengan muka sedikit memohon."Emang orang tua lo gak bakal nyariin?"tanya Raya.
"Gue udah ijin kok." jawab Vio dengan senyum dibuat buat agar Raya mengiyakannya. "Kapan lo ijin?" tanya Raya lagi memastikan. "Tadi, barusan. Sekitar 5 menit yang lalu." jawab Vio."yaudah lah terserah lo." Raya langsung menyutujuinya tanpa berpikir panjang lagi.
"Ehh, tapi Ray gue gak bisa tidur kalo pake seragam." ucap vio. "Gue pinjam baju lo yah." sambung Vio dan langsung berdiri menuju lemari Raya tanpa menunggu persetujuan dari pemiliknya.
Saat sedang mencari baju yang akan di pakainya seketika mata Vio berhenti pada sesuatu yang tidak asing baginya, yang membuatnya menoleh ke arah Raya. Tapi Raya hanya terus sibuk dengan ponselnya dan tak menyadari tatapan Vio saat ini.
"Ray," ucap Vio yang membuat Raya menoleh ke arahya.
Raya sedikit bingung dengan ekspresi Vio saat ini. Sampai dia menyadari apa yang menjadi alasannya. Ya, itu barang yang diberikan Aldi untuk Raya. Masih Raya simpan dan hal itu membuat Vio merasa tidak senang karena dengan masih adanya barang dari Aldi, Raya tidak akan pernah bisa kembali seperti dulu lagi.
"Vi, please, jangan mulai lagi," ucap Raya seperti tau apa yang akan dikatakan oleh Vio. "Kita udah pernah bahas ini kan? Dan lo tau apa yang jadi alasan gue."
Vio menarik nafas panjang. Dia tidak tau harus bagaimana lagi. "Oke Ray, gue akan berusaha buat gak bahas hal ini lagi. Dan lo boleh simpan barang dari Aldi karena cuma itu kenang kenangan dari dia. Tapi Ray, gue mohon banget sama lo, lo harus berhenti nulis surat yang gak penting itu."
"Apa? Gak penting kata lo? Lo belum pernah ngerasain ada diposisi gue,Vi. Jadi jangan bertingkah sok bener." ucap Raya yang mulai emosi. Tidak percaya dengan apa yang diucapkan Vio tadi.
"Gue emang belum pernah ngerasain ada di posisi lo dan gue emang belum pernah ngerasain apa yang lo rasain. Tapi gue rasa Aldi juga gak pengen liat lo kayak gini terus, dia pasti mau lo balik lagi kayak dulu. Bahagia lagi kayak dulu." Vio berusaha meyakinkan Raya agar tidak melakukan hal yang sia sia.
"Vi, lebih baik lo pulang aja deh. Gue lagi gak mau berdebat sama lo sekarang." ucap Raya.
"Oke, tapi gue mohon lo pertimbangin kata kata gue tadi. Jangan buat diri lo makin tersiksa." setelah mengatakan itu Vio langsung beranjak keluar dari kamar raya.
Saat Vio menuruni tangga, tiba tiba muncul seorang wanita parubaya dihadapannya. Dia adalah Risma, ibunya Raya. "Ehh, ada Vio," ucap Risma ketika melihat Vio dihadapan nya. "Vio mau nginep disini?" tanya Risma.
"Gak tante Vio cuma mampir aja." jawab Vio sambil tersenyum.
"Loh, biasanya juga kalo sudah jam segini pasti Vio nginep, lagian ini kan sudah malam. Gak baik anak gadis pulang sendiri malam malam begini." ucap Risma.
"Gak apa apa tante, Vio bisa jaga diri kok. Lagian mama juga gak ngijinin Vio nginep." ucap Vio.
"Tumben mamanya Vio gak ijinin Vio nginep. Gak kayak biasanya. Atau mau tante telfon minta ijin sama mamanya Vio?" tanya Risma. "Gak usah tante. Gak usah repot repot. Rumah vio juga gak terlalu jauh kan." jawab vio sambil tersenyum.
"Kok kelihatannya lain yah," Vio mengerutkan dahinya seolah bertanya. "Vio berantem lagi yah sama Raya? Tante tau kok. Vio gak bisa bohong sama tante." lanjut Risma.Vio hanya bisa tersenyum mendengar itu. Dia tidak tau harus mengatakan apalagi karena memang dia tidak pandai dalam hal berbohong. "Yasudah kalo begitu, Vio hati hati dijalan yah, nanti tante coba ngomong pelan pelan sama Raya." ucap risma. "Iya tante, Vio pamit pulang yah." ucap vio. "Iya, hati hati dijalan yah sayang."
•
•
•
^^^
TBC:)
![](https://img.wattpad.com/cover/167326455-288-k690416.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER
Romance> Cewek cantik yang tidak suka banyak bicara, tidak terlalu suka dengan keramaian, yang selalu memegang peringkat pertama dikelasnya, yang masih memiliki sifat baik dalam dirinya. Dia pernah kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya yang m...