Bagian 1. panik

38.2K 2.6K 184
                                    

Apa yang kalian fikirkan tentang tidur? Kalau kalian menjawab tidur adalah mengistirahatkan tubuh setelah beraktifitas, itu salah besar bagi seorang Lee Jeno.

Memang itu juga yang di pikiran lee Jeno tapi berbede dengan pemikiranya yang lain.

" Lee Jeno! Bangun... " suara merdu yang mengalun di pagi hari membuat seorang yang tengah meringkuk di kasurnya sambil memeluk bantal guling terusik ia mengeliatkn badanya namun belum ada tanda-tanda akan bangun.

" Anak ini! Yak! Kalau kau tidak bangun eomma akan potong jatah jajanmu.. "

" biarin.. jeno masih punya uang sisa kemarin.." jawaban anak itu membuat eommanya sedikit mengumpat dan berjalan menjauh dari kasur anaknya dan tiba-tiba

- Brush!. Segayung penuh air mendarat di wajah tampanya. Ia segera terbangun dan menatap eommanya nanar.

" Apa? Mau protes! Ini sudah pukul 7 pagi kau harusnya sudah siap-siap " ujar eommanya dengan emosi. Ini bukan sekali ia melakukanya. Sudah berkali-kali ia melakukan ini dan sudah menjadi rutinitas seorang Lee Jeno.

Setelah mandi dan siap dengan seragam sekolah kebangganya itu Jeno turun dari kamarnya menuju meja makan yang di sana sudah tersedia sepotong roti dan telur dan segelas susu.

"Jeno-ya, kau sudah kelas 3 SMA tapi kenapa kelakuanmu masih begitu-begitu saja.. Coba contoh Mark yang rajin dan- " tapi ucapan eommanya itu terpotong ketik pemuda Lee itu menyelanya.

" aku adalah aku eomma.. Jangan bandingkan aku dengan Mark yang jelas jauh.. Aku berjalan sesuai prinsipku.. Hah aku sudah terlambat aku pergi" Jeno segera melesat dan mengambil kunci mobilnya. Lee (Kim) Doyoung - Eomma Jeno, berdecak kesal dengan kelakuan anaknya. Apa yang ia idamkan saat hamil Jeno setaunya ia hanya ngidam Lee Taeil - appa Jeno terjun dari pesawat.

-

Jeno sampai di sekolah dan memarkirkn mobilnya, ia segera turun dari mobil dan berjalan masuk ke gedung sekolah. Jeno adalah salah satu Prince sekolah jadi jangan heran ketika ia masuk ke dalam area sekolah ia mendapat pekikan dari siswa wanita.

" Yak Jeno! " Jeno menoleh ketika namanya di panggil. Jeno meliht sahabat-sahabatnya berjalan ke arahnya -Bugh! Seorang Pemuda jangkung merangkul bahunya.

"Apa?" Jeno itu juga tipikal orang yang agak dingin. Jadi wajar kalau kalin mendengar jawaban dari jeno yang singkat, padat dan jelas.

" Pulang sekolah ke game center yuk! " ajak pemuda Jangkung itu -Lucas.

" aku ada urusan.. " ucap jeno.

" ayolah bung! "

" tidak.. Awas aku mau ke kelas" jeno berjalan menuju kelasnya. Ia duduk paling belakang dekat jendela dan chairmatenya adalah Mark.

" kusut sekali kau bro.." ucap Mark.

" kau pasti tau sekali pagiku bagimana.. " Mark mengangguk, Mark adalah salah satu sahabat jeno dari sejak mereka masih menjadi buyur, appa dan eomma Jeno adalah sahabat orang tua Mark. Jadi tidak heran Mark tau bagaimana kebiasaan Lee Jeno itu.

" tapi ada benarnya perkataan eommamu.. Bagaimana kau merubah dirimu, kita sudah kelas tiga dan sebentar lagi lulus tidak ada salahnya meru-" jeno menempatkan jari telunjuknya pas bibir mark. Kepalanya sudah berdenyut mendengar ceramahan dari Mark. Paginya kali ini moodnya buruk.

"Shut up! Enough.. "

Pelajaran sekolah kali ini dilewati seperti biasa tidak ada yang spesial, ia selalu mendapat surat dan coklat di lokernya yang pada akhirnya berada di tangan Para sahabatnya.

Kali ini Jeno pulang dengan Mark karena rumah mereka sejalan dan Mark sedang tidak membawa mobilnya.

" Mark.. Apa kau pernah bermimpi seorang yang kau tidak kenal?" tanya Jeno.

" pernah.. Memangnya kenapa?" tanya Mark.

" sudah 3 kali ku bermimpi seorang namun wajahnya tidak jelas.. Dia selalu berkata tolong aku "

"itu hanya bunga tidur " Jeno menanggukan kepalanya.

-

Pekerjaan Jeno sepulang sekolah adalah bermain Game setelah itu tidur, ibunya selalu memarahinya kalau sudah begini. Namun malam itu entah angin dari mana Jeno meminta ibunya menemani di kamar.

" kau ini kenapa? " tanya Doyoung. Kadang memang anaknya ini manja, kalau sudah manja ya Jeno akan selalu menempel pada Doyoung sepanjang hari.

" aku hanya kangen pelukan Eomma.. " jeno terkekeh, dibalik sikap menyebalkan anaknya ini terkadang ada sikap manis yang tersembunyi.

" sudah.. Ini sudah malan kau harus tidur " Doyoung mematikan lampu tidur yang ada di meja nakas sebelah kasur dan menyelimuti anaknya. Doyoung memeluk anaknya dengan sayang dan sesekali mengelus pungungnya.

"Saranghae eomma.. " Ucap jeno sebelum ia masuk ke alam mimpi. doyoung tersenyum, sepertinya malam ini ia akan tidur bersama anak semata wayangnya ini, lagipula suaminya itu sedang ada tugas keluar kota.

-

" kau siapa? " tanya Jeno setelah ia melihat sosok siluet hitam berdiri di hadapanya. Ini sudah kesekian kalinya Jeno bertemu dengan siluet itu.

" tolong aku.. " ucapnya lagi.

" aku harus apa?" tanya Jeno. Siluet itu tidak menapakan wajahnya. Wajahnya tampak blur.

Jeno terbangun pagi ini, di sebelahnya sudah tidak ada eommanya ia menatap jendela Matahari sudah menampakan dirinya ia meletakan tanganya untuk menutupi matanya yang terkena sinar matahari. Namun-

Deg! Tanganya... Cahanya matahari itu menembus kulitnya.

Jeno menatap tubuhnya yang trasparant. Ia bangun dari kasurnya dan melihat dirinya yang lain, Jeno membelakan matanya ketika yang ia lihat adalah tubuhnya.

" Ini tidak mungkin.. Ini tidak mungkin.. Aku tidak mungkin matiii... " jeno berbicara setengah berteriak, ia menjambak rambutnya.

" Oy! " jeno menoleh ketika ada sosok lain yang duduk di sebelah jasadnya? Ah bukan, tubuhnya lebih tepatnya.

" aaaaaaaa... kau siapa? Kau malaikat pencabut nyawa? " tanya jeno asal setelah berteriak.

Tebece

Sekian dari aku wasalam!! Please vote and comment juseyo.. Kamsahmnidaaa.. Luv ya!!

 Luv ya!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Wakey Wakey [ Nomin ] || ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang