Panas dan teriknya matahari tak mengurangi kekuatan lari dari Nayza yang terbilang sangat cepat. Walau keringat dan asap kendaraan membuatnya terganggu tetapi ia terus berlari tanpa memedulikan semua hingga tampaklah gedung sekolah tinggi.
Nayza mengatur nafasnya yang ngos-ngosan dan menatap nanar pada gerbang tinggi yang tertutup rapat. Hari ini ulangan harian dan kalau telat hukumannya tidak main-main.
Daripada diem kayak orang linglung mending manjat tembok belakang.
Sampai di tembok belakang sekolah Nayza mulai bingung bagaimana cara memanjat tembok sekolah yang tingginya wow itu? Sedangkan dia cuma pakai rok selutut.
"Gimana naiknya dong?" Ucapnya menggumam frustasi
"Woi Nay!"
Terdengar teriakan tak jauh dari tempat Nayza. Setelah menoleh ternyata itu Rafif teman seangkatannya walau beda kelas. Nayza di kelas 11ips 2 sedangkan Rafif 11ips 4.
"Telat lo?" Tanya Rafif setelah sampai di depan Nayza
"Hmm lo sendiri?" Tanya Nayza balik
"Orang ganteng mah biasa telat" ucap Rafif dengan wajah yang menyebalkan. Nayza hanya mendengus pelan.
"Bantuin gue manjat tembok ini Raf" pinta Nayza dengan wajah memohonnya.
"Yaelah santai aja tuh muka, iya gue bantuin bentar!" Ucap Rafif meinggalkan Nayza yang kebingungan.
"Ayok cepetan naik!" Nayza terlonjak kaget mendengar suara Rafif, kapan Rafif ada di disini? Atau mungkin Nayza terlalu lama melamun? Entahlah.
"Ayok buruan sebelum ketahuan!" Ucap Rafif lagi karena Nayza terlalu sibuk melamun.
"Eehh iya iya pegangin tangganya" kata Nayza seraya naik ke atas.
Setelah perjuangan menaiki tembok tinggi kini mereka berjalan bersisihan menuju kelas yang searah. Nayza sempat melirik Rafif, kalau dilihat-lihat Rafif itu tampan.
"Kenapa Nay? Terpesona sama aura gue?" Tanya Rafif dengan wajah menyebalkan minta di tampol. Nayza hanya mampu bersabar sambil mengelus dada.
"Lo itu ganteng tapi kenapa masih jomblo?" Tanya Nayza yang membuat Rafif tertawa
"Gini ya Nay yang ngejar gue itu banyak tapi gue gamau asal pilih. Karna yang berkelas butuh kualitas yang teratas" jawab Rafif sambil memasang wajah 'sok keren'
"Lagipula tipe gue yang kayak Kendall Jenner" lanjutnya sambil terbahak.
"Sadar Raf sadar Kendall Jenner gamau sama lo" ucap Nayza sambi berlalu meninggalkan Rafif yang masih terbahak.
Sampai di depan pintu kelas Nayza mengatur nafas bersiap-siap mendengar kemurkaan sang guru.
'Tok tok tok'
Perlahan pintu terbuka. Nayza langsung menundukkan wajahnya. Dengan keberanian yang sedikit akhirnya Nayza berkata
"Pak maaf saya telat tadi bus nya bocor bapak mau hukum saya apa terserah" ucap Nayza masih menundukkan kepalanya.
"Iya kamu pijetin kaki saya ya"
Karena bingung dengan suara Pak Toni yang tiba-tiba berubah Nayza mengangkat kepalanya dan terkejut ternyata yang di depannya Rio si ketua kelas yang nyengir sambil menunjukkan 'peace' sialan emang. Belum lagi teman sekelas yang menertawakannya.
Sambil menahan dongkol akhirnya Nayza berjalan ke arah bangkunya dan melihat Ana salah satu sahabatnya yang masih tertawa.
"Tumben telat kemana aja?" Tanya ana yang sudah berhenti tertawa
"Tadi bus nya bocor" kata Nayza sambil mencari posisi nyaman.
"Tadi muka lo lucu tau gak haha" ucap Stella salah satu sahabatnya yang duduk di depannya. Nayza hanya mendengus mendengarnya.
"Pak Toni gak masuk?" Tanya Nayza bingung karena guru ini selalu tepat waktu.
"Ada kok cuma lagi ada urusan di ruang guru" jawab Ana. Sedangkan Nayza hanya ber 'oh' ria
"Udah pada belajar nih?" Tanya Stella lagi
"Udah dong" ucap Nayza berbangga diri
"Kalau lo An?" Tanya Stella beralih ke Ana
"Belom, nanti nyontek Nay gue tenang aja" kata Ana seraya tersenyum manis menatap ke Nayza.
"Nyontek mulu idup lo kayak gue dong usaha tanya gimana cara ngejawab nya. Nah lo tinggal nyontek enak banget" semprot Stella kepada Ana
"Heh meskipun lo di ajarin tuh ilmu ga bakalan masuk otak lo, gue tau di loker lo ada contekan dan lagi lo nyuruh Rahma duduk sebelah lo biar enak kalo nyontek kan?!" Balas Ana tak kalah sengit.
Nayza hanya diam sebagai penonton. Sebelum Stella sempat membalasya Dito dari luar kelas berteriak kalau Pak Toni sudah datang.
Derap kaki dari sepatu Pak Toni mulai mendekat walau tidak lagi muda dengan penuh wibawa beliau masuk dan duduk di meja guru.
"Buku dan tas taruh di depan tak terkecuali kertas-kertas di loker kalian" ucap Pak Toni dengan penuh ketegasan.
'Mampus dah sabar untung hati gue seluas samudera ' ucap Stella dalam hati
Sementara Ana sudah tersenyum puas di tempatnya karena sahabatnya tidak bisa mencontek. Sebelum senyuman itu hilang digantikan oleh tundukan kepala karena Pak Toni melihatnya dengan tajam
"Sudah ayo kerjakan ulangannya dengan baik dan benar jangan mencontek. Saya akan terus mengawasi kalian" katanya tegas dan penuh penekanan juga jangan lupakan mata tajamnya yang menusuk.
'Semoga nilai gue bagus' batin Stella
Akhirnya proses pembelajaran berlangsung dengan lancar
Haii jadi ini cerita pertama aku maaf kalau ga bagus karena aku ga pandai bikin cerita
Tunggu kelanjutannya:)

KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cebol!
Genç Kurgu"entah kenapa kalo liat lo gue ngerasa kayak liat si cebol" -Reynovan Nafiansah "cebol mulu pikirannya kayak gaada kata-kata lain aja" -Nayza Agruella