(7)

19 2 0
                                    

****

Mata Kejora berbinar melihat pemandangan yang tersaji dihadapannya dengan takjub, menghiraukan sepasang mata yang kini menatapnya tajam.

"I..ini bagus banget!" Ucapnya histeris sambil menutup mulutnya yang terperangah.

"Gimana bisa ada danau indah di dalem hutan belantara kayak gini!!

Ya, mereka sudah sampai di tempat tujuan yang dimaksut oleh Angkasa, setelah melewati jalan panjang berkelok penuh bebatuan yang terjal, setelah mendengarkan ocehan burung-burung termasuk Kejora di sepanjang jalan. Lengkap sudah.

"Lo nemu dimana tempat ini ka?"

Yang ditanya hanya diam dengan tatapan kosong.
Kejora yang jengah pun akhirnya bersuara lagi.

"Ihh.. jangan diem aja dong ka!"

Angkasa tidak bergeming, hanya menarik tangannya yang tadi digoyang-goyang kan oleh Kejora

"Terserah deh" ucap Kejora acuh lalu ia berjalan mendekat ke danau. Mencelupkan tangannya ke sana berniat menyentuh bunga teratai yang menghiasi danau itu.

"Jangan dirusak!" Sergah Angkasa tajam.
Kini bangkit sudah kekesalannya pada seseorang yang sudah dipendamnya dalam-dalam.

"Orang cuma mau pegang juga"

Kejora lantas bangkit lalu duduk disamping Angkasa yang bersandar di bawah pohon besar nan rindang.

"Lo tau tempat ini?"

"Gue aja baru pertama ini kesini, itupun lo yang ngajak. Gimana bisa gue tau duluan ada tempat kayak gini" Jawab Kejora terlampau panjang.

"Oh"

"Gitu doang? Gue fikir mau ngomong apa lagi kek gitu"

Hening.

"Ck, kumat patungnya"

Angkasa yang merasa terusik menoleh ke arah Kejora, memandangnya dengan tatapan tak terbaca.

"Lo jangan liatin gue kayak gitu deh"

"Ge er"

"Bukannya gitu ka, serem aja rasanya. Wajah lo tuh kayak mau makan gue tau gak"

Angkasa terkekeh pelan, sampai membentuk lengkungan di bibirnya.

Kurang lebih dua jam mereka di sana. Sesuai permintaan Kejora, Angkasa mengajari cewek itu memotret. Memang tujuan Angkasa mengajak Kejora kesini adalah untuk latihan memotret karena pemandangan di situ yang indah jadi cocok untuk di jadikan objek.

"Kok masih jelek sih" ucap Kejora lesu setelah melihat hasil fotonya sendiri.

"Coba sini gue lihat"

Angkasa mengamati hasil foto itu dengan seksama. "Hemm iya sih jelek"

"Kok lo ngeselin sih ka" balas Kejora yang sudah berharap hasil karyanya dipuji.

Angkasa pun tertawa kecil mendengarnya "Lagian lo bilang jelek ya gue setuju aja, emang kenyataannya jelek kok"

Sedangkan Kejora merasa takjub baru saja melihat orang di sampingnya ini tertawa, biasanya kan datar terus ekspresinya.

"Lagian ya, buat jago foto itu butuh latihan sering. Gue aja bisa foto kayak gini latiannya dari SD. Lah elo? baru masuk ekskul kemaren, ya belum bisa maksimal lah. Lagian motret gini tuh juga ada ilmunya, bukan asal jepret aja"

"Ya udah deh sini kameranya, gue mau belajar lagi"

"Ra, gue mau ngomong" Ucap Angkasa akhirnya setelah keheningan cukup lama terjadi.

Antara Kejora dan AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang