Marah, muak, kesal?
Tampar!Belum cukup puas?
Gampar!Masih belum lega?
Angkat kursi, lempar!Andai saja semudah itu, sudah kugampar bolak-balik dari dulu
Sayangnya aku harus menaruh hormat pada RatuHarus.
Inilah permainan kasta
Kami rakyat jelata tak boleh memperotes pemilik tahta
Haram hukumnya!
Lalu cambuk yang akan bicara
Menunjukan letak salah yang tak salah jugaInilah permainan kasta
Krucil tak punya kuasa
Menentang hanya akan binasa
Diam pun dirundung sengsaraInilah permainan kasta
Kebenaran dilihat berdasarkan keinginan Raja
Peradilan hanya aksesoris belaka, pelengkap gedung-gedung kota
Pantas mereka bilang hukum itu butaSebab di peradilan para hakim disumpal uang
Saksi-saksi bungkam mencari aman
Enggan berurusan dengan pemilik kekuasaan
Abai pada korban yang dikerangkeng pesakitan
Melupakan kemanusiaan demi sejumput uang dan rasa amanSerasa belum cukup dengan permainan kasta sang Ratu
Kita juga hidup dikelilingi parasit dan benalu
Sekumpulan manusia tak punya malu dengan hati sekeras batuMereka picik dan licik
Begitu pandai memainkan empati hingga sang korban tak sadar tengah disuap duri
Tak peduli apapun selain keuntungan sendiri
Menjadikan dengki sumber energi
Menghisap nutrisi sampai inangnya mati
Benar-benar parasit sejati!Ah pantas bumi dilanda lara
Manusia itu memang... memuakkan
KAMU SEDANG MEMBACA
Sudut Cipta
Poesia[Puisi] Segala bentuk gagas yang meranggas pada lembar-lembar maya. Cover by : Pinterest