Pertemuan

35 5 9
                                    

Kelas begitu nampak sepi, yang ku dengar hanya suara jam dan ac. Aku segera duduk dan membuka buku untuk ku baca. Mata ku sedang fokus membaca buku, seseorang yang berjalan dari lorong kelas terdengar menggema sampai ke kelas ku. Suara langkahnya begitu tegas, Suara sol sepatu nya begitu dingin membuat ku ketakutan.

"apa itu? Apakah itu psyco atau pembunuh " gumam ku. Ah tidak mungkin masak di pagi hari ada pembunuh, mungkin aku halusinasi.

Tuk....​Tuk..... Tuk....​ Suaranya kian keras seperti menuju ke kelas ku. Mata ku tak lepas untuk menatap pintu yang tertutup. Angga... apa itu jika aku mati disini gimana, aku gugup sampai kaki ku tidak bisa digerakkan yang ku lakukan hanya diam membisu.

Keringat dingin ku mulai bercucuran, tangan ku kian dingin seperti es, bulu Roma ku mulai naik. Apa ini!! aku tidak bisa bergerak, berkata saja tidak bisa inilah yang dinamakan akhir hidup ku. Air mata ku mulai menghujani pipi ku.

Ketika pintu dibuka semua tubuh ku tidak bisa bergerak. Dan ketika itu seorang lelaki berdiri menggunakan seragam sekolah disitulah semua kembali dengan normal.

Aku menghapus air mata ku dan pandangan ku langsung ku aliran pada buku yang sedang aku baca.

"Jangan baper kalau sedang baca, gitu aja baper, emang cewek di dunia ini kalau ada yang romantis dikit bapak," ucap pria itu.

"Biarin," jawab ku ketus.

"Nih, hapus air mata mu." Tangannya memberi ku sapu tangan.

"Terimakasih, " ucap ku.

"Sama-sama," ucapnya. Lelaki itu melemparkan senyum pada ku.


"Dek bangun," ucap ibu ku seraya mengoyang goyang kan tubuh ku.

"Iya 5 menit lagi." Mata ku yang masih tertutup.

Ibu ku membuka korden jendela dikamar ku ketika itu sang surya menyorotkan cahayanya, sontak membuat mata ku yang tertutup langsung terbuka.

"Ini sudah jam berapa bu? " tanyaku.

"Jam 8," ucap ibu ku.

"Hah!!! Kenapa Ibu tidak bangunin aku, wah telat nih," ucap ku, seraya pergi ke kamar mandi.

Hahahaha ibu ku tertawa, melihat anak nya yang dijahili memang ibu ku suka menjahili ku.

"Ih....... Ibu kok tertawa aku kan udah telat, tolong bu siapkan seragam sekolah ku," teriakku dari kamar mandi.

Sontak ibu langsung tertawa melihat anaknya yang dijahili.

"Hahahaha....​ Gak ah adek sih dari tadi dibangunin nggak bangun-bangun," teriak ibu, dan pergi meninggalkan kamar ku.

Semua sudah siap aku langsung berlari dari lantai 2 menuju ke lantai 1. Sontak ayah ku yang melihat ku berlari langsung bertanya.

"Dek kenapa lari, nanti jatuh lo," ucap Gleen ayahku.

"Adek udah telat Yah...​ "ringik​ku.

"Ini baru jam 5.30 loh kamu mau ngapain....​, belum buat PR ya." Tebak ayahku.

Sontak aku terkejut mendengar ucapan ayah ku, dan ku tengok jam tangan yang melingkar cantik di pergelangan tangan ku. Dan betul jarum jam masih berada di jam 5.30.

"Ih.... Bunda......" teriakku.

"Sudah jangan teriak-teriak sakit nih telinga ayah, sudah sini duduk makan," ucap ayah ku.

"Dek kemarin malam kamu kemana? kok pulang jam 10 malam," tanya ayahku.

"Eh anu ayah itu malam itu aku ngerjain PR dirumah Loli."

"Jangan bohong loh dek."

Gleen yang sedari tadi memegang sendok sekarang beralih memegang  ponsel pintarnya. Dan menelepon temanku, ya..... siapa lagi kalau bukan loli dan dengan kepolosan loli, loli
Menjawab kalau sebenar nya tadi malam aku dan Gavin itu pergi berdua di simpang lima Semarang. Bukan berdua sih lebih tepatnya bertiga aku, Gavin dan Loli.

Yah Gavin, Algavin mahardika seorang lelaki yang berparas tampan, bertubuh athletic, dan satu lagi dia punya roti sobek guysss (Yaelah roti sobek) eh maksudnya ABS. Sehingga membuat banyak kaum hawa ingin memilikinya. Kecuali Loli, entah kenapa dia tidak senang dengan Gavin.

"Dek kamu bohong sama ayah, keputusan ayah sekarang sudah semakin bulat untuk memasukkan mu ke pesantren," ucap papah.

"Uhukk..... Apa....​Pah​ jangan dong masak masuk ke pesantren, aku janji deh bakal nurut sama papah," ucap ku yang penuh keyakinan.

Awas ya kau loli nanti kau dikelas,  gara-gara loli hampir aja aku dimasukin ke pesantren. Gumam ku.

"Masukin aja yah biar ngak keluyuran mulu," sambar kakak ku.

"Ish... Apaan​sih kakak, kakak tuh yang seharusnya masuk kepesantren," ucapku.

Pov sekolah

Kalau aku sudah dikelas aku omelin tuh loli gara - gara dia aku hampir aja masuk ke pesantren. Umpat ku dalam hati.

Blakk....
ku buka pintu dengan agak keras sehingga membuat semua orang menatap ku.

"Loli..... Kenapa kamu bilang sama ayah ku kalo tadi malam aku pergi sama Gavin," ucap ku dengan nada yang keras sehingga membuat semua mata melihat ke diri ku.

"Ya maaf, ayah mu sih nanya ya aku jawab, " ucap loli dengan nada yang lembut.

"Kamu tahu nggak kalau aku hampir aja dimasukin ke pesantren," dengan nada yang garang.

"Maafin aku, aku ngak tahu.....hiks hiks... Hiks," seketika  butir bening membasahi pipi Loli.

Dengan sigap nya Hafizh langsung menggambil sapu tangan dan menghapus bulir bulir bening di pipi Loli.

"Apa-apaan sih kamu Da, toh yang salah kamu.. kenapa kamu nyalahin Loli." Hafizh yang menatap ku sinis, membuat darah ku tambah naik.

Dan seseorang datang dari belakang ku dan menarik pundak ku menghadap Hafizh. Ya siapa lagi kalau bukan Gavin, dia yang membela ku. Berawal dari pertengkaran ini aku dan Loli sudah bukan menjadi seorang sahabat.

"Heh jangan bentak cewek gw kalo berani hadapi gw, masak berani nya sama cewek," ucap Gavin dengan lantang nya. Perdebatan mereka membuat semua siswa yang berada di kelas menatap kami bak drama yang sedang live.

"Udah Fiz jangan di lawan lebih baik kita keluar dari kelas dulu" ucap Loli.

Berawal dari perdebatan ini membuat hubungan ku dengan loli retak.

:-------------------------------------——————:

Tbc

Whehehe maaf ini nggak bahas mimpi Ada dulu, dan untuk yang masih Kepo baca terus yaps.....

Dan jangan lupa tinggal kan jejak anda dengan cara vote and komen yah.

love in a dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang