Lagi

26 5 2
                                    

Pov Loli

Hari ini memang sangat tidak bagus mengapa, karena hubungan persahabatan kami telah retak hanya karena seorang lelaki, dan ini juga salah ku mengapa aku begitu bodoh harus memberi tahu om Gleen tentang Ada. Ah sudahlah jika ku pikir kan lama-lama kepala ku akan sakit.

"Syutt." Dengan menepuk bahu ku.

Semua lamunan itu membuyar seketika, seperti terhempas oleh badai. Dan dibelakang ku seorang lelaki? Ya....​Siapa lagi kalau bukan Hafizh yang langsung duduk disebelah ku.

"Eh... Kamu fiz kok belum tidur," tanyaku.

"kamu kenapa belum tidur"jawab Hafizh.

Memang Hafizh, dan kakak nya tinggal dirumah ku. Kakak nya Hafizh bekerja dirumah ku. Karena untuk balas jasa karena sudah menolong ayah ku saat hampir kecelakaan.

"Ish....malah balik tanya lagi," geram ku.

"Hehehe... Kamu nggak belajar, besok kan ada ulangan biologi," ucap Hafizh.

"Udah... aku udah belajar kok tadi siang sama habis magrib," ucap ku yang masih memandang langit.

"Owh... Ya udah jangan sedih aku tahu kalau kamu masih kepikiran ucapan Ada kan. Jangan dimasukin kedalaman hati buang aja lewat agus," ucap Hafizh seraya menutup buku yang ia bawa.

"Ih apaan sih masak ucapan dibuang lewat anus emang nya kotoran apa," ucap ku terkekeh.

"Iya udah mau kau buang lewat mana aja sih terserah," ucap Hafizh.

"Fiz..​Kamu udah belajar kan? " tanyaku sambil melihat kedua mata Hafizh.

"Iya belum sih... Tapi ini mah gampang aku udah bisa," jawab Hafizh santai.

"What...kamu nggak belajar, nanti kalau ulangan kamu nilai nya paling jelek loh," ucap ku.

"Hei kamu tahu kan peringkat pertama dikelas terus siapa. Apa kamu mau taruhan sama aku, kalau besok siapa yang dapat 100 maka akan ditraktir makan, gimana.. " ucap Hafizh yang penuh keyakinan.

"Yaelah sombong amat fiz, okeh aku akan terima tantangan mu," ucap ku yang penuh dengan keyakinan.

Pov sekolah

Seperti biasa hari ini aku dan Hafizh berangkat sekolah diantar oleh kakak nya Hafizh. Tetapi hari ini aku tidak lagi duduk dengan Ada tetapi aku duduk dengan Hafizh.

"sebencinya itu kah Ada dengan ku" ucap ku lirih.

Tetapi dengan ketajaman telinga Hafizh, Hafizh masih bisa mendengar itu. "udah kamu duduk sama aku aja, nanti kalau pas lagi gak bisa jawab soal kan gampang tinggal nyontek," ucap Hafizh dengan ringan nya.

Aku pun menjitak kepala Hafizh. "hei aku bakal tunjukkan kalau aku bisa dapet 100 tanpa mencontek yah" ucap ku dengan penuh penekanan.

"Hem" ucap Hafizh yang disertai senyuman.

Ulangan pun diadakan entahlah soal - soal ini sangat mudah bagiku. Saat ku menulis ku lirik Hafizh dan ternyata dia malah tidur kubangun kan dia
"Syutt" dengan mengoyang-goyangkan badan Hafizh.

"ada apa... No berapa yang kamu nggak bisa? " ucapnya dengan. Mendonggak-kan kepala.

"hei aku bangun nin kamu tuh biar kamu ngerjain bukan tidur" ucap ku lirih agar tidak terdengar oleh bu Atik.

"biarin....​ aku sih udah jadi dari tadi " ucapnya dan disambung dengan tidur.

"what ini bari 30 menit loh, gila nih orang"  ucap ku dengan melanjutkan menjawab soal-soal.

kurang dari 1 jam Hafizh sudah jadi memang dia anak yang pandai selain pandai aku sangat takjup dengan dia, mengapa? karena dia orang yang kuat yang pernah ketemui. Banyak teman-teman ku mengejek nya tapi dia tetap tegar. Kadang juga aku iri dengannya mengapa? karena dia mempunyai keluarga kecil yang sangat hangat, kadang juga aku merasa bahwa dia lebih dari ku.

Semua soal sudah ku jawab kurang dari 2 jam aku sudah jadi. Seketika itu juga Ada yang tak jauh dari tempat duduk ku memanggil ku.

"Loli..... " dengan nada yang lirih.

"apa"

"no 8 dong" pintanya.

"udah nggak usah jawab nanti malah kamu yang kena" ucap Hafizh.

"tapi... "

"​udah tidur aja"  potong nya.

Ada terus saja memanggil nama ku tapi tak kujawab entahlah mengapa aku sangat menurut sekali dengan ucapan Hafizh. Yah memang Hafizh merupakan pengawal ku agar mengawasi ku kemana pun aku pergi kecuali ke kamar mandi.

Ulangan pun berakhir, bel istirahat pun berbunyi. Aku pergi kekantin bersama dengan Hafizh saat berada di kantin Ada langsung menggebrak meja dikantin sehingga membuat semua mata memandang.

"semakin kesini kamu semakin nglunjak tau" ucap Ada yang penuh kebencian. Tapi tak kuhiraukan.

"jawab jangan hanya diam saja"

"kenapa sih da kamu kok benci sekali dengan ku apa salah ku sampai harus persahabatan kita menjadi taruhanya. Cuman hanya seorang lelaki saja kamu seperti ini. Cih..... Aku nggak sudi lagi kalau begini, berteman dengan mu. Tapi ingat satu hal jika kamu butuh aku, aku akan tetap selalu ada disamping mu " ucap ku dengan pergi meninggalkan Ada yang tengah terpaku ditempat.

Ada pun langsung menarik lengan ku dari belakang."apa yang kamu bilang tadi, sory gw nggak butuh bantuan lu, ingat baik-baik itu" ucap nya sambil pergi.

Bel pulang pun berbunyi aku langsung bergegas pulang. Malam telah tiba aku duduk dipinggir kolam renang dan memandang langit.

"malam
Malam ini berbeda dengan malam sebelumnya.
Ku ingin istirahat sejenak melepas penat ku hari ini.
Malam ini ku hanya ingin sendiri tanpa ada seorang yang menemani ku.
Yang ku butuh kan hanyalah kedua orang tua ku. Ya mereka sibuk bekerja.
Entahlah rasa rindu ini tak bisa ku bendung lagi" ucap ku lirih.

Hafizh yang sedari tadi memperhatikan ku langsung menyambung. "bagus juga puisi mu itu tapi kurang runtut saja" ucap nya dari belakang sambil membawa 2 cangkir teh hangat dan duduk di sebelah ku.

Entah mengapa lamunan ku tak membuyar. Pandangan ku hanya tertuju pada langit dan pikiran ku masih terbawa oleh rindu.

"langit hari ini berwarna hitam berhiasi liontin bulan dan bermanik - manik bintang sehingga membuat suasana tenang dan hening" ucap Hafizh.

Tanpa ku sadari ku hanya melanjutkan sajak - sajak nya.

"dalam hening ku.....
Ku​ selalu berkhayal tentang suasana esok, apakah esok aku harus penuh drama ataukah.." ucapku yang langsung dipotong eh Hafizh.

"diamlah jangan pikir esok, kunang - kunang saja tidak tahu apa yang harus dilakukan nya esok" ucap Hafizh.

"tapi kunang -  kunang mempunyai keluarga sehingga dia tahu apa yang akan dilakukan nya esok " ucap ku.

Semakin lama obrolan ini membuat butiran putih membasahi pipi ku. Sontak Hafizh yang berada disamping ku langsung membawa sapu tangan dan menghapus air mata ku.

" eh kamu sudah lama" ucap ku terkejut.

"lama, bahkan kamu menyambung obrolan itu" ucap Hafizh

"hah.... Masak " aku pun mulai merasa malu.

" yaudah aku pergi ke kamar dulu. " ucap ku yang langsung pergi meninggalkan Hafizh.

:——————————————-———:

Tbc

Assalamualaikum wr. Wb. Gimana nih ceritanya. Kok masih nggak bahas mimpi sih author. Nanti yaps ada epsd nya sendiri.

Tinggalkan telapak kaki anda dengan cara vote and komen yah.

love in a dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang