Berubah

5 1 0
                                    

Jangan lupa Vote dan komen ya...

Selamat membaca

—————————————

"Nih mau pengajian apa mau jalan-jalan sih, aneh banget dah. Untung sayang kalau nggak sayang udah gw gibeng tuh orang." Gerutu ku.

Aku pun keluar dari toilet, seling beberapa menit Kak Andre sudah datang. Karena dia bilang sholat dulu jadi aku disuruh tunggu didepan toilet.

"Kak nggak salah nih, masa aku pakek kayak gini. Ini mau belanja apa mau ke pengajian sih?" tanya ku.

"Ya belanja lah... Kalau ke pengajian ngapain kita kesini," ucapnya ketus.

"Belanja kok pakai gamis sih, kan gerah atuh." komen ku.

"Halah, tinggal pakai aja napa sih ngoceh mulu kayak burung beo. Eh lebih bagus beo kalau ngoceh mahal, lah nih... Bikin sakit telinga aja," balasnya yang tidak mau kalah dari ku.

Tak lama Kak Andre menarik tangan ku dan kita jalan-jalan. Uwuw...​Jalan-jalan gaes udah lama banget aku ngak pergi sama Kak Andre.

"Lah kok kesini, ini kan tempat...."ucap ku yang langsung dipotong Kak Andre.

"Dah sana ngomong saja, nih daftar yang harus di beli. Tadi bunda nyuruh aku buat beli tapi aku nggak tahu makanya aku ajak kamu. Pintar kan aku." Sambil nyengir kuda, seperti tidak ada salah aja.

Aku pikir mau makan, beli baju. Lah ini malah beli kebutuhan sebulan. Nasib....​Nasib, habis putus juga malah di suruh belanja ginian. Gerutu ku pada diri sendiri.

Kami pun belanja semua yang ada didaftar lis yang Kak Andre berikan tadi padaku. Setelah membayar aku pun langsung diajak pulang. Ngak jalan-jalan dulu.

"Nih kita pulang?" tanya ku yang mencoba memberi kode kepada Kak Andre.

"Pulang lah ngapain pula kita nginep, nggak dibayar kok. Kalau dibayar boleh kita nginep." leluconnya naudu ialah.

"Ya allah di kasih kode nggak peka kali, kita nggak jalan-jalan gimana gitu pergi makan lah atau belanja barang lah. Pantes aja ngak laku laku orangnya saja tidak peka." kekeh ku.

"Ngomong dong kalau mau jalan-jalan, gini-gini banyak tahu yang suka sama kakak," ucapnya songong.

Aku pun hanya memutar bola mata malas menanggapi kelakuan Kak Andre.

Akhirnya mobil melaju dengan kecepatan sedang, menuju daerah simpang lima yang ramai di penuhi orang-orang yang sedang pacaran, nongkrong, dll. Karena malam ini adalah malam minggu jadi rame.

Aku pun turun dari mobil, meninggalkan parkiran dan berjalan menuju keramaian. Selang beberapa menit kita memilih emperan yang menu masakannya see food.

"Hadeh banyak orang yang pacaran ya dek... , tapi adek ini pasti pacaran halal kan. Semoga cepet dapet momongan ya," ucap ibu-ibu yang duduk di sebelah Kak Andre.

Aku yang hanya mendengarnya sontak terkejut.

"Momongan? Sekolah aja belum lulus, nikah aja belum, putus pun sudah tadi. Ini malah momongan," gerutu ku
yang tak terima dengan pernyataan ibu tadi.

"Hahaha... Maaf bu, kita ini bukan suami istri tapi saudara," bela Kak Andre. Agar tidak terjadi kesalah pahaman.

Ibu itu hanya tertawa karena dari kaca mata ibu itu kita terlihat sangat serasi seperti suami istri yang baru nikah.

Hari mulai malam, keramaian semakin mencekam. Aku pulang selepas itu. Sungguh hari ini hari yang paling ku tidak sukai. Pasalnya hari ini aku putus dari pacar pertama termasuk cinta kedua ku setelah ayah ku.

Kini ku hanya bisa berkhayal dalam angan ku lambat laun mata ku terpejam menjemput sebuah mimpi yang datang.






To be continue
Maaf pendek ini pun aku sempet untuk buat, dan sekali lagi maaf kalau cerita kurang menarik pasalnya saya pemula.

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

love in a dream Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang