Karena Tuhan menciptakan kita bukan hanya untuk bersama dalam segi percintaan saja, namun untuk menjalin hubungan sebagai sahabat yang saling mengisi kekurangan masing-masing.
@Quinzha Michellin Agatha
Setelah kejadian sore tadi rasanya kepala Quin mau pecah, air matanya tak kunjung berhenti mengalir. Sesak. Bingung.
Ia memutuskan untuk keluar dari rumah sekedar menghilangkan stres. Mamanya yang tau perasaannya saat ini tak ingin menahannya. Ia butuh hiburan, mungkin saat ini teman-temannya bisa menghiburnya.
Sebenarnya Quin berencana ke rumah Aza namun ia urungkan niatnya karena mengingat waktu yang sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Dan ia memutuskan ke tempat biasa teman-teman club motornya ngumpul bareng karena selain Aza merekalah yang paham dengan dirinnya.
"Quin? Lo kenapa diam mulu?" tanya Mira.
Ssstt...
Lasma memberi isyarat pada Mira untuk membiarkan Quin sendiri dulu.
"Quin? Kita semua tau lo punya masalah keluarga... dan kalo lo gak keberatan lo bisa kok ngomong ke kita-kita, walau pun nyatanya kita gak bisa bantu tapi seenggaknya itu bisa ngurangin beban pikiran lo" jelas Irwan yang sudah mendengar kabar tentang keluarga Quin.
"Gue malu..." ucap Quin lemas tanpa menatap Irwan.
"Lo gak perlu malu sama kita" balas Irwan.
"Lo udah termasuk keluarga kita, Quin" tambah Irman.
"Lo kalo punya masalah tinggal bilang aja ke kita" tambah Kifli.
"Bener tuh, Quin... gini-gini kita perduli sama lo... walau pun dulunya lo jarang banget ngumpul bareng kita tapi lo tetap bagian dari kita" jelas Bayu.
Quin yang mendengar ucapan teman-temannya sontak menatap ke arah mereka. Sungguh ia tak menyangka mereka bisa seperduli itu padanya. Ya, ia merasa sangat beruntung bisa mengenal mereka.
Seketika Quin memeluk Irwan yang tepat berada di dekatnya, ia menangis untuk kesekian kalinya, sungguh sesak itu telah menjadikannya rumah untuk berpulang sehingga ia harus merasakannya lagi, lagi dan lagi.
hikss...hikksss..hiksss...
Irwan yang kaget akan sikap Quin hanya bisa membalas pelukan itu dengan mengusap-ngusap pundak Quin.
Rasanya sangat aneh melihat Quin menangis karena selama ini ia tidak pernah terlihat mengeluarkan air matanya. Quin yang mereka kenal tidaklah seperti itu, ia selalu ceria, tersenyum, bahkan bisa dibilang menyebalkan.
"Ayolah, Quin. rasanya aneh banget lihat lo nangis gini" bujuk Candra yang sejak tadi terus menatap Quin.
"Heii...berhentilah menangis, ketampanan lo bakal memudar" goda Fitra berharap Quin akan terhibur.
Dan benar saja, mendengar ucapan Fitra, Quin langsung berhanti mengusap air matanya dan lalu tersenyum.
"Quin, lo pengen berlama-lama dipelukan gue? Atau emang lo pengen buat gue rasain yang namanya cinta?" ucap Irwan menatap Quin yang belum melepas pelukannya.
Sontak Quin tersadar bahwa ia masih memeluk Irwan dan langsung melepaskan pelukan itu.
"Bangsat lo" maki Quin memukul lengan Irwan.
"Aduuh... lo ya, udah dikasih meluk masih aja mukul" timpal Irwan.
Quin tidak perduli dengan ucapan Irwan, ia malah pindah tempat duduk untuk menjauh dari Irwan.
"Awas lo dekat-dekat ama gue" ucap Quin menunjuk-nunjuk Irwan.
Namun Irwan malah semakin mendekati Quin.
"Apa lo?" ucap Quin sinis yang langsung mengepalkan tangannya ingin memukul Irwan.
"Eeh... gue gak mau macam-macam kok, gue cuman mau bicara serius" ucap Irwan.
"Seriu apaan... gue gak suka sama lo. Lagian tadi itu gak sengaja kok" balas Quin.
"Lah, siapa juga yang suka sama lo...GE-ER banget sih" balas Irwan "gue tuh emang mau ngomong serius tapi bukan masalah suka ama lo... gila kali gue suka sama lo" tambahnya.
Seketika mereka semua tertewa melihat tingkah Quin dan Irwan yang menurut mereka lucu.
"Hajar aja Quin...hahaa..." teriak Landi.
"Iya, bener tuh... kalo lo butuh bantuan bilang aja... gue siap kok... hahaha..." tambah Bayu.
"Gue juga boleh... hahaaa..." tambah Candra.
"Benar-benar ya lo semua... kalo gue mati ntar siapa ketua club lo pada? Hah?" bela Irwan.
"Gue lah... gue ama lo kan sebelas duabelas...hahaa..." jawab Irman yang semakin membuat Irwan kesal.
"Durhaka lo ama gue" timpal Irwan kesal.
Ssstt....
"Tenang-tenang, kita harus dengerin nih anak yang katanya sih ketua club kita..." ucap Mira.
"Oh, iya... lo bilangnya mau ngomong serius, ya udah tinggal bilang aja... bener gak Quin?" tambah Lasma.
"Jadi gini Quin... lo kan udah sering ngumpul bareng gue ama semua makhluk gak tau diri ini" ucap Irwan menunjuk-nunjuk ke arah teman-temannya "jadi gue mau lo megang uang iuran kita, ya lo jadi bendaharanya... gimana?" jelas Irwan.
"Eh, buset dah... lo mau nambah beban hidup gue?" balas Quin.
"Bukan gitu... cuma gue udah pusing nih ngurus tuh uang, malah nyuruh mereka gak ada yang mau lagi... lo mau ya?" ucap Irwan memohon.
"Ya udah, iya..." jawab Quin.
Irwan langsung memberikan kartu ATM milik club motor mereka dan memberitahu kata sandinya.
"Eh... yang sekarang admin di grup whatsap siapa?" tanya Quin.
"Gue, Landi sama Irwan" jawab Irman.
"Irwan, masukin lagi gue di grup gih" ucap Quin.
"Bener ya... abis lo gak bakal keluar dari grup lagi kan..." balas Irwan.
Quin dulunya udah masuk grup whatsap tapi ia keluar, menurutnya tidak perlu berada di grup karena ia jarang banget ngumpul bareng, ia hanya ada kalau diwaktu mereka tour saja.
"Iya, iya" balas Quin.
"Ok" ucap Irwan.
_________________________________________
Bersambung...
Gimana ceritanya?
Maaf banget kemarin gak update, soalnya kemarin otak gue kayak gak ada isinya :DJadi, jangan lupa vote dan comment ya...
Love you ♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Quin
General FictionPada dasarnya cewe itu anggun, manis, imut, ya... kalau kata gaulnya sih feminim. Tapi, pernah gak? Lo ketemu cewe yang sering banget ngumpul bareng teman cowo dari pada teman cewe? Atau bisa dibilang penampilannya gak cewe banget. Terus, gimana kal...