Empat

58 9 4
                                    

"Quinn..."

"Iya ma..." jawab Quin dari dalam kamar.

"Kamu udah selesai siap-siap ke sekolah belum?" tanya mamanya.

"Sabar ma... tinggal nyisir doang" jawab Quin "emang kenapa ma?" tanyanya.

"Barusan kakek kamu nelfon, katanya kamu serapannya di rumah kakek kamu aja ada yang mau diomongin" jawab mamanya.

"Harus banget ya ma?" tanya Quin lagi.

"Udah gak usah banyak nanya mending cepatan gih"

"Iya, iya"

Dengan cepat Quin mengambil tasnya lalu keluar dari kamar menuju lantai bawah. Ya, kamarnya dan kamar Meili berada di lantai atas.

"Ma, kunci mobil mana?"

"Hari ini mama mau make mobil kamu pake motor aja ke sekolahnya"

"Masa make motor sih...gak mau...nanti teman-teman sekolah tau kalo aku ikut club motor" balas Quin.

"Siapa yang nyuruh pake notor kamu?"

"Loh...kan mama yang ngomong barusan"

"Iya tapi maksud mama kamu pake motor mama"

"Ah, malas... aku make Jupiter MX aja ya..." mohon Quin.

Quin memang tidak ingin menggunakan motor mamanya, karena motor mamanya motor beat. Dulu setiap Quin menggunakan motor metic iya selalu celaka, bahkan pernah masuk rumah sakit. Semenjak itu ia memutuskan untuk tidak menggunakan motor metic.

"Kalo kamu pake Jupiter MX terus adik kamu mau pake apa?"

"Ya dia bisa make motornya mama lah" balas Quin dengan nada kesal.

Adiknya Meili juga tau menggunakan motor tapi Meili tidak segila Quin. Meili hanya menggunakan motor untuk kepentingan saja sedangkan Quin ikut club motor, mulai dari kegiatan berguna sampai tidak berguna pasti dilakukannya.

"Ya udah kamu jalan aja sana" ucap mamanya.

Quin langsung ke garasi menghidupkan motor lalu melaju meninggalkan halaman rumahnya.

Lima belas menit kemudian Quin sudah di depan rumah kakeknya. Ia langsung turun dari motornya dan masuk ke dalam rumah.

"Pagi..."

"Pagi, sini cepat sarapan kakek mau ngomong sama kamu" panggil kakeknya.

Quin langsung duduk di meja makan dan melahap makanan yang ada di depannya.

Setelah sarapan Quin berencana langsung berangkat ke sekolah namun ditahan oleh kakeknya, karena apa lagi kalau bukan ada yang harus disampaikan oleh kakeknya.

"Nanti siang kakek dan nenek kamu mau cek kebun kita karena ada urusan penting dan ada pekerja kita yang sakit kakek berencana ingin membantu" ucap kakeknya.

"Apa aku harus ikut?" tanya Quin.

"Tidak perlu, mungkin kakek pulang malam jadi ingin minta bantuan kamu buat masak makanan nanti malam dan nanti jam tiga sore kakek punya jadwal les matematika tolong kamu gantikan kakek. Materinya nanti kakek tulis, sepulang dari sekolah kamu bisa ambil dimeja samping tv" jelas kakeknya panjang lebar.

Kakeknya merupakan guru Sekolah Dasar (SD) dan sejak SMP Quin sudah menjadi asisten kakeknya dalam hal mengajar mungkin karena ia sama dengan kakeknya yang lebih unggul pada mata pelajaran matematika.

"Iya kek..."

"Ya sudah kamu berangkat sana, ini uang jajan buat kamu" kakeknya mengeluarkan uang seratus dari dompet dan memberikan pada Quin.

QuinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang