Jomblo? Iya.
Punya pacar? Kagak.
Yang perhatian? Banyak.@Quinzha Michellin Agatha
Jalanan tidak lagi ramai dengan orang-orang, hanya ada beberapa kendaraan berlalu lalang. Maklum saja, karena jam sudah menunjukan pukul dua belas tengah malam. Waktu dimana biasanya orang-orang gunakan untuk mengistirahatkan otak dan tubuh setelah seharian berkutat dengan kegiatan masing-masing.
Namun tidak dengan Quin, sesuai kesepakatan, kini ia sedang memacu motor kesayangannya dengan kecepatan tinggi. Dengan sangat lihai ia menyelinap melewati beberapa kendaraan lain. Di belakang terlihat beberapa motor membuntutinya, salah satunya adalah Landi teman satu club-nya.
Dari kejauhan terdengar tepuk tangan dan sorakan menggema langit malam yang sepi tanpa bintangnya, bahkan bulan pun enggan menunjukan kehadirannya.
Tepat beberapa meter di depan terdapat sebuah garis finish yang harus dilalui Quin. Gantung gas dilakukannya ketika dirinya sudah sangat dekat dengan garis finish.
Setelah itu, suara riuh tepuk tangan dan pekikan teriakan terdengar semakin keras, membuat Quin tersenyum puas.
Ia menghentikan motornya dan beberapa orang mulai mengerumbuninya termasuk teman-temannya.
"Gilaaa...gue gak nyangka lo bisa sejago itu" ucap Aris.
"Bener tuh...gue aja belom pernah liat dia ikut balapan kayak gini" tambah Irwan.
"Lo belajar dimana? Ajarin gue dong..." ucap Lasma.
Quin hanya tersenyum melihat respon teman-temannya.
Lalu tiba-tiba muncul Landi yang tadinya ikut balapan juga.
"Quin, gue bangga ama lo...gue aja udah sering ikutan tapi belom pernah ngalahin jagoannya club sebelah" ucap Landi menepuk-nepuk pundak Quin.
"Jagoan yang mana?" tanya Quin.
"Noh...dia ketua club sebelah yang ngundang kita untuk ikutan kegiatan anniversary mereka" jawab Irwan sambil menunjuk seseorang yang masih duduk diatas motor dan belum membuka helmnya.
Quin hanya mengangguk, lalu kemudian menyalakan kembali mesin motornya.
"Gue balik ya..." ucap Quin.
"Iya, gue juga mau balik nih" tambah Wawan.
"Ya udah, yang mau balik lebih dulu aja, gue masih harus ngomong ama club sebelah buat acara besok" ucap Irwan.
"Ok, kita balik duluan ya..." ucap Lasma.
Quin, Lasma, Wawan dan juga Mira balik lebih awal. Namun di perjalan pulang mereka dihadang lima orang anak motor yang tidak mereka kenal.
"Stop, stop"
Quin dan lainnya menghentikan motor. Lalu Wawan turun dari motornya berjalan mendekat je arah anak motor yang belum mereka kenal tersebut.
"Lo bertiga tunggu aja disini, biar gue yang ngomong ama mereka" ucap Wawan.
"Emm...apa ada yang bisa kita bantu?" tanya Wawan.
Namun pertannyaannya tidak direspon, mereka malah menunjuk-nunjuk Quin.
"Woi...lo anak baru itu kan? Yang ikut balapan..." ucap salah satu cowok sambil menunjuk ke arah Quin.
"Iye, memangnya kenapa ya?" tanya Wawan lagi.
"Gak usah banyak tanya lo, ini urusan gue ama dia" ucap cowok tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quin
General FictionPada dasarnya cewe itu anggun, manis, imut, ya... kalau kata gaulnya sih feminim. Tapi, pernah gak? Lo ketemu cewe yang sering banget ngumpul bareng teman cowo dari pada teman cewe? Atau bisa dibilang penampilannya gak cewe banget. Terus, gimana kal...