VOMENT kaliang sangat berharga bagi aku❤
Ketika Agatha mencoba untuk tidur, ia mendengar suara langkah kaki menghampiri kasur Agatha.
Tap...tap...tap...
"Darrr!!!"
"Anj--" hampir saja Agatha mengumpat kalau tidak menutup mulutnya dengan tangan rapat-rapat.
"Hahaha kaget ya? Sorry," ucap orang itu dengan tawa yang sangat puas, hingga air matanya keluar.
"Gak lucu tahu gak!" ucap Agatha kesal. Bagaimana gak kesal, Devan dengan gak ada kerjaannya ngagetin Agatha yang kagetan.
"Lagian gue gak mungkin juga ninggalin lo. Gimana kalau lo pengen pipis terus tiba-tiba lo jatuh terus kepala lo kepentok terus nanti lo ilang ingatan terus..."
"Bacot!" potong Agatha kesal mendengar ocehan Devan yang tambah membuatnya pusing.
"Elahh gitu aja ngambek ta, kayak bocah."
Agatha tetap diam.
"Tata tata taaa," lanjut Devan sembari mencolek pipi Agatha.
"Awas ah gue mau tidur, pusing," balas Agatha menepis tangan Devan.
Dan Devan pun diam, melihat Agatha yang mulai terlelap membelakangi tubuh Devan.
Setelah beberapa menit Agatha tertidur, mata Agatha perlahan terbuka karena mendengar kericuhan diluar, mungkin upacaranya baru saja selesai.
Agatha melihat ke pinggir dan ia melihat Devan yang masih setia menunggu Agatha dari tadi sambil memainkan hpnya.
"Ta udah bangun?" tanya Devan yang baru menyadari Agatha sedang menatapnya.
"Belum masih tidur. Ya mikir dong mata gue udah kebuka itu berarti gue udah bangun," jawab Agatha sedikit kesal, ntah kenapa menurut Agatha hari ini Devan sungguh menyebalkan.
"Ya biasa dong jawabnya jangan ngegas gitu kan gue jadi suka. Lagian lo punya mata sipit sih, jadi gue gak bisa bedain lo udah bangun apa belum hahaha," canda Devan yang membuat Agatha kesal. Lagi.
"Iyain aja Dev biar pass," balas Agatha mendelik.
"Oke," lanjut Devan mengacungkan dua jempol sambil nyengir gak jelas.
Keadaan tiba-tiba hening, sebagian murid sudah masuk ke kelas masing-masing.
Dan Agathapun mencoba bangun, tapi kepalanya terasa masih pusing, Agatha yakin ia tidak bisa mengikuti pelajaran saat kepalanya pusing.
"Dev lo ma...
"Permisi." Agatha menoleh saat perkataanya terpotong karena seseorang.
"Ngapain lo kesini?" tanya Devan tajam.
"Mau minta maaf, napa lo sewot?" balas orang itu.
"Sorry ya tadi gue bener-bener gak sengaja. Lagian bukan salah gue, salah temen gue tuh tiba-tiba dorong gue jadi ya bola nya kelempar," ucap orang itu lembut.
"Ya gak papa kok," jawab Agatha sambil tersenyum.
"Apanya yang gak papa, tadi pas gue pegang Aww pelan-pelan Dev sakit tahu," ucap Devan meniru gaya Agatha meski di lebih-lebihkan.
"Ya itukan tadi."
"Ya udah tadi lo mau ngomong apa?" tanya Devan tak ingin berdebat.
"Mmm gak jadi," jawab Agatha kaku, sesungguhnya Agatha minta di antar pulang oleh Devan karena kepalanya pusing. Tapi karena Agatha terlanjur bilang dia sudah tidak apa-apa, ya Agatha malu kalau minta antar pulang,
KAMU SEDANG MEMBACA
Agatha
Teen FictionKarena kesalahan orang tua, seorang anak harus menjalani hidupnya seorang diri. Itulah yang terjadi pada gadis cantik Agatha Varelia. Agatha harus menerima takdirnya kehilangan kasih sayang kedua orang tuanya, dikarenakan sebuah perceraian. Dan pe...