#6 Agatha

91 9 6
                                    

VOMENT kalian sangat berharga bagi aku❤

Pagi ini terjadi lagi, bahkan sekarang semua orang tak segan menatap Agatha sinis dan tak sedikit yang terang-terangan menyindir Agatha.

Berita tentang Aksa masuk ke kelas Agatha dan berbicara manis pada Agatha menyebar begitu cepat.

Ternyata ketika Aksa dan gengnya masuk ke kelas Agatha, ada orang yang mengambil vidio dan di sebar di grup sekolah.

"Haha ternyata ini yang kemarin digombalin sama Aksa? udah pasti cuman dimainin sih. Mana mungkin Aksa suka sama dia, mukanya aja kayak mrs.Puff," ucap seorang cewek sambil menatap Agatha sinis.

"Gak ah Sis, jauhh banget dia mah cantik," sahut cewek lain.

Agatha hanya menatapnya sesaat, lalu berlalu menuju kelasnya dengan cepat.

"Huh baru gini aja hidup gue udah berubah gak tenang, apalagi jadi pacar," guman Agatha pelan.

"Ehh apaansih Agatha ngarep banget lo, muka kayak mrs.Puff mana pantes sama Aksa," ucap Agatha sembari menggeleng.

"Astagfirullah gue jadi yakin Ta otak lo agak miring," ucap Devan tiba-tiba membuat Agatha terlonjak.

"Kok bisa ada disini?" tanya Agatha bingung.

"Gak tahu, lo kenapa dah? Geleng-geleng kepala dijalan?" tanya Devan menatap Agatha aneh.

"Gak papa hehe," jawab Agatha cengengesan dan langsung berlari kecil masuk ke kelas.

Ketika Agata masuk ke kelas, tatapan sinis itu tak hilang, bahkan mereka memperlihatkannya secara terang-terangan.

Agatha mencoba tak memperdulikan itu dan langsung duduk dibangkunya.

"Mereka kenapa Ta?" tanya Nayyara ketika Agatha datang.

"Gak tahu," jawab Agatha acuh mengedikan bahu.

"AGATHA SUMPAH GUE SENENG BANGET," teriak Nadia yang baru datang dan langsung heboh membuat Agatha terkejut.

"Setan biasa aja kali jangan teriak!" ucap Naya kesal.

"Gak bisa inimah, kalian tahu gak apa yang terjadi sama gue tadi?" tanya Nadia semangat.

"Gak tahu, emang gue Dilan yang bisa ramal-ramal," jawab Agatha asal.

"Bener banget tadi gue ketemu Dilan setelah berapa lama kami tak berjumpa," jawab Nadia sambil jingkrak-jingkrak.

"Gue kira lo udah moveon Nad," ucap Naya.

Ya memang Nadia satu-satunya sahabat Agatha yang sudah pernah pacaran dan punya mantan, dan namanya memang Dilan.

"Gak jadi moveon ntar aja bulan depan," jawab Nadia yang masih tersenyum ceria.

"Ta tadi gue ketemu Dilan dijalan," sambung Nadia heboh.

"Ya terus?" tanya Agatha dengan nada yang tak peduli.

"Terus dia berhentiin motornya di depan gue, terus lo tahu? Dia nanya kabar guee" ucap Nadia masih heboh.

"Alah ditanyain kabar aja udah baper, dasar bucin," sahut Naya mendelik.

"Ish itu tuh yang suka ngatain bucan bucin bucan bucin tuh cuma orang yang sirik yang gak pernah ngerasain disayangi sama pacarnya," jawab Nadia sewot.

"Terserah," balas Naya acuh.

"Dengerin dulu. Terus dia nanya kabar gue gini dong. Halo milea apa kabar? Gitu terus gue ngefly dong gue dipanggil Milea sama Dilan omg."

"Terus gue jawab alhamdulillah baik terus gue nanya balik, terus lo tahu dia jawab apa?" tanya Nadia semangat dengan mata berbinar.

Dan Agatha hanya bisa menatap dan menggeleng.

"Dia jawab gini kalau gue kurang baik, ternyata nahan rindu sama mantan itu gak enak yah dia jawabb gitu dong, kan gue jadi melting," ucap Nadia sambil senyum-senyum gak jelas.

"Gue gak abis pikir sama lo, pacaran 3 bulan galmov nya 3 tahun," ucap Agatha heran.

"Lah masih mending gue, ada tuh orang yang pacarannya cuman satu jam galmov nya bertahun-tahun," balas Nadia tak santai.

"Lagian ya wajar lah gue galmov sama mantan pacar. Lah ini, suka kasian guemah sama orang yang baru jadi  gebetan tapi udah galmov," sambung Nadia sok prihatin.

Akhirnya Agatha dan Nayyara terdiam, membiarkan Nadia menikmati suasana yang riang gembira.

***

Disisi lain empat sekawan ini sedang dirundung kegelisahan, pasalnya pada hari ini mereka harus mengerjakan ulangan mendadak.

"Suka benci gue tuh sama guru yang kayak gini, nilai mau pada gede tapi gak dikasih tau dulu," protes Arsen kesal.

"Alah lo mah mau dikasih tahu atau gak juga gak bakalan belajar," sahut Devan yang sedang menopang dagunya bosan.

"Ya emang, tapi kan lo sama Aksa bisa belajar dulu nanti gue nyontek," balas Arsen sambil nyengir memperlihatkan gigi rapinya.

"Buku nyobekin dari buku gue, pensil minjem pensil gue, jawaban nyontek sama gue, JAHANAM LO!" sahut Aksa tak santai.

"Gak papa kali-kali," jawab Arsen cengengesan.

"Aksa, Arsen, Devan cepat kerjakan soalnya malah ngobrol," teriak bu Siti.

"Bukan ngobrol bu, tapi lagi nanyain cara ngerjainnya," jawab Aksa.

"Ini ulangan, kerjakan sendiri-sendiri!" tegas bu Siti.

"Ya emang ngerjainnya sendiri, siapa bilang bareng-bareng? Emang nanya caranya disebut ngerjain bareng-bareng ya? Ada-ada saja guru di negara berkembang ini," ucap Aksa pelan sambil geleng-geleng kepala.

"Aksa kerjakan soalnya!" teriak bu Siti kesal.

"Oke," jawab Aksa mengangkat kedua jempolnya, dan mengedipkan matanya sebelah membuat bu Siti bergidik ngeri.

"Lo pada bacot banget sih, nih nyontek sama gue aja," ucap Bagas yang daritadi diam dan akhirnya buka suara.

"Lo tahu jawabannya dari mana?" tanya Devan sambil melihat jawaban dikertas Bagas.

"Elah tinggal nyontek aja ribet, gak papa tulis aja kalau salah ya salah semua kalau bener ya bener semua. Kita kan sahabat yang takkan pernah berpisah," ucap Arsen tak jelas.

Dan akhirnya mereka menyalin jawaban dari Bagas, yang bahkan Bagas saja tidak tahu itu jawaban dari mana. Yang penting mengerjakan, masalah nilai gimana nanti.

"Kalau di remed, nanti gue nyontek lagi ya," ucap Arsen sok manis.

"Ogah, belajar sana," perintah Bagas.

"Dih siapa yang mau nyontek sama lo, yang ada nanti diremed lagi," balas Arsen sewot.

"Ini nih manusia gak tahu diri, udah di kasih contekkan masih aja gak bersyukur. Dasar manusia," jawab Bagas tajam.

"Untung gue malaikat tak bersayap yang turun dari rahim sang ibunda yang tersayang," balas Arsen sambil mengusap dadanya bangga.

"Iyain aja biar hot," jawab Bagas.

"Oke," balas Arsen mengangkat kedua jempolnya.

Dan merekapun hidup rukun kembali.

HappyReading❤

Kalau kalian suka sama cerita ini, jangan lupa VOTE & COMENT ya :)


Makasih.

AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang