#8 Agatha

73 10 6
                                    

VOMENT kalian sangat berharga bagi aku❤

Ceklek

Mata Agatha terbuka lebar, pintu kamar Agatha terbuka. Agatha sudah lemas, sepertinya ia akan pingsan sekarang juga.

"Ta."

Agatha langsung menoleh, melihat wajah Devan yang menatapnya khawatir.

Tangisnya tak bisa ditahan lagi, air mata itu mengalir deras, membuat Devan menatapnya semakin khawatir.

"Lo kenapa Ta?" tanya Devan lembut sambil duduk disebelah Agatha.

"Gue takut hiks hiks gue kira lo maling," jawab Agatha tersendu-sendu.

"Syutt gue disini," ucap Devan mengelus punggung Agatha menenangkan.

"Lo kenapa kesini? Ini udah malem loh, lo gak tidur?" tanya Agatha menatap mata Devan.

"Kalau gue tidur dan gak kesini, mungkin lo gak akan tidur sampai pagi karena ketakutan."

"Lagian gue mana tega ngebiarin lo disaat mati lampu apalagi hujan deres gini," sambung Devan membuat Agatha tersenyum.

Devan selalu ada ketika Agatha membutuhkan. Devan adalah super hero nya Agatha.

"Lo tidur sekarang, biar gue nunggu lo disini. Tenang gue gak akan apa-apain lo," ucap Devan menatap Agatha lembut.

"Janji." Agatha mengangkat jari kelingkingnya.

"Janji," balas Devan menautkan jari kelingkingnya dengan jari Agatha.

Dan Agathapun mulai terlelap, memperlihatkan wajah tenangnya yang cantik.

Devan tersenyum dan menatap Agatha dengan hati yang sakit.

Karena ulah orang tua yang egois, membuat seorang anak yang baik ini harus menerima takdirnya seperti ini.

"Good night Ta," bisik Devan lalu ikut tertidur di samping Agatha.

***

Deng dendong dengdong...

Alarm itu membuat dua insan yang sedang tertidur pulas menyerngit.

Agatha membuka matanya berat, sebenarnya ia masih mengantuk, mungkin karena semalam Agatha tidur terlalu malam.

"Monyonggg!" teriak Agatha membuat seseorang terlonjak kaget.

"Babi! Kebiasaaan banget sih lo, bisa gak kalau ngomong tuh pelan-pelan," ucap Devan dengan mata yang masih tertutup.

"Ya gue kan kaget, kenapa juga lo ada disini?" tanya Agatha menatap Devan bingung.

"Kan gue udah bilang mau nungguin lo disini, masa lo lupa sih!" jawab Devan sedikit kesal karena Agatha telah membuat Devan bangun dari tidur nyenyaknya.

"Gue kira setelah gue tidur lo pulang. Yaudah sana pulang," perintah Agatha membuat Devan menatapnya kesal.

Agatha lalu bangun menuju kamar mandi mengambil wudhu untuk melaksanakan solat.

"Dih gak tahu terimakasih banget, udah ditemenin juga," gumam Devan kesal lalu mengikuti Agatha ke kamar mandi.

"Lah ngapain kesini? Kan gue suruh pulang bukan ngikutin gue."

"Gue ikut solat disini aja, lagian dirumah pasti udah gak ada siapa-siapa," jawab Devan lalu langsung mengambil air wudhu.

Ya Devan memang anak nakal, tetapi Devan tidak pernah melupakan kewajibannya untuk beribadah.

Karena katanya, udah nakal gak solat lagi, lo mau masuk neraka lewat jalur undangan?

Setelah selesai solat, Devan langsung pulang untuk mandi dan bersiap-siap sekolah, dan Agatha langsung masak untuk sarapan.

"Tata bukain pintunya dong, abang Devan mau masuk nih!" teriak Devan dari luar membuat Agatha membuang nafasnya kasar.

"Kenapa lagi sih Dev?" tanya Agatha lelah.

"Gue mau sarapan disini, mamah gue udah pergi ninggalin anaknya tanpa sesuap nasi, pembantu gue lagi pulang kampung," jelas Devan lalu langsung duduk di meja makan.

Agatha lagi-lagi menatap Devan lelah.

"Jangan diabisin," ucap Agatha lalu pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Setelah selesai mandi dan siap memakai seragam sekolah, Agatha menuju meja makan untuk sarapan.

"Dev kan gue bilang jangan diabisin," ucap Agatha kesal, menatap sayur yang dibuatnya habis tak tersisa.

"Ya salah lo juga, masak sayur cuman semangkok itumah buat gue aja. Entar gue beliin nasi dijalan aja," jawab devan enteng.

Agatha menatap Devan kesal. Kalau gitu kenapa gak Devan yang beli nasi dan Agatha yang makan sayurnya sendiri? Dasar.

Dan akhirnya Agatha terpaksa makan nasi kuning diluar sebelum sekolah, karena Agatha adalah orang yang tidak bisa melupakan sarapan.

"Ta," ucap Devan menatap Agatha dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Kenapa?" tanya Agatha menatap bingung.

"Lo inget gak sih?" tanya Devan menggantung membuat Agatha kesal.

"Kenapa sih Dev? Ngomong tuh yang bener," tanya Agatha kesal sambil memakan nasi kuningnya lahap.

"Ta."

"Apasih Dev?!" tanya Agatha semakin kesal.

"Ta sekarang kan tanggal merah, emang sekolah gak libur ya?" tanya Devan dengan muka begonya.

Agatha terdiam, mencerna perkataan Devan, setelah 5 detik berlalu Agatha melotot.

"Oh iya ya, ngapain kita sekolah? Haha," jawab Agatha sambil tertawa gak jelas.

"Iya ya kenapa sekolah ya?" sahut Devan ikut tertawa gak jelas.

Dan mereka berdua tertawa bersama merutuki kebodohannya di tukang nasi kuning.

"Terus gimana?" tanya Devan polos.

"Ya pulang lah, tapi bentar akunya makan dulu nasi kuning," jawab Agatha lalu melanjutkan makan nasi kuningnya dengan lahap.

Devan hanya mengangguk bego, terkadang Devan itu emang bego.

"Ehh Ta gimana kalau jalan-jalan yuk?" tanya Devan semangat.

"Oke, tapi lo yang jajanin."

"Gampang, soalnya uang gue juga belum abis padahal udah akhir bulan," ucap Devan sedih.

Hit you with that ddu du ddu

Hp Devan berdering menandakan seseorang sedang menelfonnya.

"Iya halu?" ucap Devan lebay mengangkat panggilannya.

"Oee nanti gue nyusul."

Dan panggilan pun terputus.

"Ta kita ke mall yuk?" tanya Devan yang langsung disetujui oleh Agatha.

Ngomong-ngomong soal nada dering di hp Devan, itu memang lagunya BlackPink. Bukan, Devan bukan fanboy tapi katanya dia suka aja sama lagunya bikin asik.

Setelah selesai makan, merekapun pulang untuk berganti pakaian dan melanjutkan pergi ke mall.





HappyReading❤

Kalau kalian suka sama cerita ini, jangan lupa VOTE & COMENY ya :)

Makasih🌚

AgathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang