Wish Two

3.3K 468 176
                                    

.

.

.

Kyungsoo menghempaskan pintu ruang kerjanya dengan sedikit kesal. Dengan daya yang sudah kurang memadai, dijatuhkannya saja tubuh mungil itu pada kursi putar miliknya. Kursi yang menemaninya selama beberapa tahun terakir.

Wakil Kepala Bagian Dinas Sosial dan Masyarakat.

Jabatan yang ia duduki saat ini. Berkat kesungguhannya dalam hal sosial, pemerintah Seoul menempatkannya sebagai Wakil Kepala, untuk bagian Hubungan Sosial dan Kemasyarakatan.

Dan, Balai Kota Seoul menjadi tempatnya bernaung kini. Bekerja dengan seluruh ketulusan membantu sesama adalah, hal yang ia junjung sejak mengemban tugasnya, lima tahun yang lalu.

Setelah kejadian buruk tujuh tahun yang lalu, Kyungsoo ingin bangkit dan melupakan segala yang pernah menimpanya saat itu. Ia mulai terjun dalam hubungan sosial. Mengabdikan dirinya untuk membatu masyarakat, yang membutuhkan bantuan dari pemerintah.

Menjunjung tinggi rasa kasih dan adil pada setiap masyarakat. Membuat dirinya selalu di kenal pada beberapa organisasi swasta di Kota Seoul.
Perempuan yang memiliki paras manis dan juga ringan tangan, serta tegas dalam bersikap itu, memiliki satu kekurangan yang kian melekat dalam dirinya. Wanita yang kian gemar mengkoleksi sepatu bayi itu, juga memiliki kepribadian yang sedikit tertutup. Mungkin itulah salah satu caranya untuk membentengi diri dari lelaki, yang bisa saja menghancurkannya seperti tujuh tahun yang lalu.

Ketika ia merasa surga sedang menantinya, namun sayang itu malah berbalik menjadi neraka untuknya dan Dobi. Membuatnya terpuruk hingga dasar kesengsaraan, yang akhirnya membuatnya seperti saat ini. Menutup diri dari mahluk Tuhan bernama pria, terutama Park Chanyeol.

Ia memandang kosong pada gelas di mejanya, lalu teringat dengan sesuatu. Kyungsoo menarik gagang perak di bawah mejanya, lalu bersuara dengan kelembutan yang mengalun.

"Halo,,, sayang, apa kabarmu disana?" ia berujar dengan wajah yang berbinar. Seolah tidak terjadi apa-apa padanya. "Eomma tidak sedih, jadi kau jangan bersedih, ya."

Wanita itu berucap manis pada sebuah foto hitam, abu abu, putih, yang ia bingkai dan sengaja ia letakan dekat dengannya.

Hanya itu satu-satunya benda yang membuatnya merasa tidak sendirian di dunia ini. Perasaan seorang ibu yang masih menganggap keberadaan anaknya di dunia ini. Untuknya Dobi akan tetap hidup di dalam hatinya, walau sudah tak bersama lagi. Namun sekali pun ia tidak pernah melupakan Dobi, kenangan tatkala mengenyam bahagianya memiliki buah hati, akan ia kenang selalu. Walau hanya sebentar saja Dobi dapat bersemyam di rahimnya. Sebelum, tragedi itu terjadi....

Beberapa detik setelah itu, sekelebat keinginannya tiba-tiba muncul. Apakah ia harus mengatakan pada Dobi, jika ia telah bertemu ayah dari anaknya itu. Dan memberi tahu bahwa ia merasa lemah, saat bertemu kembali, setelah sekian tahun berlalu?

Tidak! Tolaknya dalam hati. Tentu ia tidak akan mengatakan itu. Bahkan ia tidak akan mengatakan jika Ia pernah mengandung Dobi, pada pria itu. Dobi hanya anaknya, dan akan tetap begitu, sampai kapanpun. Ia meletakan kembali foto itu pada selipan terbawah dari tumpukan berkas di laci tersebut.

Kyungsoo mencekal rambutnya kasar. Ia merasa akan meledak jika memikirkan kembali, pria yang pernah menjadi sandaran hidupnya. Setegar mungkin ia mencoba mentralkan perasaanya. Dan bersumpah, pagi itu adalah pertemuan terakirnya dengan Chanyeol. Sebisa mungkin ia akan menghindari pertemuan dengan Park Chanyeol. Walau apapun alasannya.

"Kau bisa Kyungsoo! Kau pasti bisa untuk melupakannya." gumamnya dengan segala sisa kekuatannya.  Setelah di kuras oleh pikirannya, yang berusaha kuat menjauhi Chanyeol.

One WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang