........
"Dia tidak tuli! " Kyungsoo menyahut masam. Wanita itu menggeram sembari duduk di dalam mobil.
Pikirnya, jika perjalanan mereka telah usai disini. Setelah Chanyeol memberikan santunannya, pria itu juga menyempatkan diri untuk bermain bersama anak-anak disana. Walau tidak dapat berkomunikasi dengan suara, namun Chanyeol pantang menyerah. Ia menggunakan gerakan tubuh untuk menyampaikan maksudnya.
Dan, hampir seluruh anak disana menyukai kedatangan Chanyeol di tengah-tengah mereka. Sama seperti sosok Kyungsoo yang seperti malaikat untuk mereka. Chanyeol juga sepertinya akan memiliki posisi yang sama seperti Kyungsoo.
Perasaan Kyungsoo seperti dipermainkan. Melihat Chanyeol bermain dengan anak-anak panti, membuatnya seperti sedang menikmati pemandangan yang nyata tentang, kasih sayang seorang ayah pada anaknya. Pria itu begitu tulus, dan bersabar. Hal yang belum pernah dilihat Kyungsoo selama ini pada diri Chanyeol. Kesabaran pria itu kini terlihat membaik. Dan yang paling membuat Kyungsoo tersentuh adalah, saat Chanyeol dengan mudah mengajak Ryujin berbicara. Anak itu menjawab semua pertanyaan Chanyeol, saat pria itu bertanya sembari mengajari Ryujin bermain piano.
Terlihat sekali dari ekspresi Ryujin yang selalu melebarkan senyumannya. Namun itu tidak berlangsung lama, ketika Ryujin meminta hal yang luar biasa mengejutkannya untuk Kyungsoo.
Chanyeol berfikir jernih. "Hmn, baiklah. Kau benar. Ryujin memang berbeda. Tapi kau sudah berjanji akan mengabulkan satu permintaanya, kan? " Chanyeol berusaha memulihkan keadaan, agar Kyungsoo tidak memekik lagi.
Pria itu melihat jalinan kesempatannya sungguh di luar kendali. Bagaimana bisa ia diberikan kesempatan untuk dekat dengan Kyungsoo, walau tanpa sengaja. Ia percaya jika semesta juga ingin menyatukannya dengan wanita itu.
"Jika bukan karena Ryujin, aku tidak akan setuju. " acuhnya berkata lalu mengalihkan pandangan ke luar jendela.
"Ahh,," desahnya senang. "Aku sangat menyukai anak itu. Bagaimana mungkin ia dapat tumbuh sepintar itu. " puji Chanyeol yang membuat Chen tertarik untuk mengetahuinya.
"Siapa, Chan? "
Sambil menyetir Chen ingin mengetahui apa yang dimaksud Chanyeol sebenarnya, dan juga tentang mengabulkan keinginan seseorang.
Pria bertelinga peri itu membenahi duduknya. Ia sedikit memajukan diri. "Dia Ryujin. Anak yang dititipkan di panti asuhan oleh orang tuanya, karena sebuah tugas negara, yang harus dilaksanakan oleh petugas negara. " jelasnya membuat Chen mengangguk paham.
"Dan kau tau, hyung? "
"Apa? "
"Anak itu menginginkan aku dan Kyungsoo untuk menjadi orang tuanya untuk satu hari. "
Chen menyerit heran. Garis wajah pria itu mengatakan jika ia belum mengerti. Bagaimana bisa anak yang masih memiliki orang tua, menginginkan orang tua lainnya. Dan lagi hanya satu hari? Konyol!
"Kenapa dia, menginginkan kalian. Bukankah tadi kau bilang dia masih memiliki orang tua? "
Chanyeol memgangguk pasti. "Ya. Tapi sekarang dia sangat merindukan saat-saat bersama orang tuanya. Sudah hampir setahun ini, ayah dan ibunya tidak ada mengunjunginya. Jadilah ia meminta kami untuk memenuhi keinginannya. " riang Chanyeol menjelaskan, sambil sesekali melirik ke arah teman duduknya.
Kyungsoo hanya sebagai pendengar yang baik. Ia tidak akan ikut bicara, jika ia tidak ditanya, walau lidahnya sudah terasa gatal, ingin mengumpat Chanyeol yang menjelaskan kurang akurat.
Bukannya tidak mengunjungi, mungkin saja belum. Orang tua Ryujin kini sangat disibukan dengan masalah di perbatasan, yang semakin hari semakin pelik. Namun ia percaya, jika kedua orang tua Ryujin pasti juga merindukan anaknya, seperti yang Ryujin rasakan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Wish
FanfictionFollow sebelum baca, konten mengandung unsur dewasa siapatau kena privat. Segalanya hanya untuk dirimu. Dirimu adalah segalanya untukku. Sekuel Chansoo in 6112 Chansoo area