Wanna listen that song? 👆
Better play in the middle of this chapter...........
Chen yang mendapati panggilan telepon dari Kyungsoo tentang keadaan Chanyeol, menjadi tersentak, dan tanpa menunggu detik berlalu terlalu jauh, ia segera menyambar kunci mobil yang ia letakan di sisi meja dekat pintu keluar rumahnya.
Belum lama rasanya ia pulang dari rumah Chanyeol, tapi kenapa malah Kyungsoo memberitahu jika Chanyeol sedang tidak sadarkan diri, di rumah yang kemarin malam telah mereka kunjungi?
Sepanjang perjalanan pun ia tak dapat berfikir dengan jernih. Hanya kekalutan yang makin mengkeruh karena memikirkan Chanyeol.
Hingga akirnya ban mobil mercedez-nya berdecit di depan rumah sewa yang Kyungsoo tempati. Pria itu pun lalu menghambur untuk segera menaiki tangga, yang jumlahnya amat memusingkan dirinya.
Kamar yang Kyungsoo tempati ada di lantai paling akhir dari rumah itu. Sekuat hati Chen mengerahkan seluruh tenaganya. Walau sehabis mabuk semalam. Tak lagi ia memperdulikan jasnya yang kusut karena gerakannya yang gesit. Ia hanya ingin cepat sampai, dan memastikan kondisi Chanyeol.
Sesampainya di tempat Kyungsoo pun, tanpa basa-basi lagi ia menerobos masuk ke dalam rumah, dan bertemu dengan Kyungsoo yang sudah pucat pasi, dengan bibir yang sedikit meringis.
"Dimana dia, Kyung? "
Kyungsoo mengulurkan tangannya, menunjuk kamar yang ditempati Chanyeol. "Disana, Chen-ssi. "
Mata Chen menoleh mengikuti pentunjuk Kyungsoo. Ia pun melenggang memasukinya. Hanya beberapa menit saja Chen memeriksa tubuh Chanyeol. Memeriksa mata, denyut nadi dan juga embusan nafas pria itu. Chen kembali berdiri tegak, menjauhi Chanyeol yang sedang berbaring di ranjang.
Ia pun sekilas melebarkan senyum leganya.
"Dia sedang tidur, Kyung." ujar Chen pada Kyungsoo yang sudah berdiri di dekatnya. Entah sejak kapan wanita itu sudah berdiri disebelahnya. Namun yang Chen dapat pastikan adalah, kekhawatiran Kyungsoo pada Chanyeol, sangat banyak.Setelahnya Kyungsoo dapat mengelus dadanya lega. Dalam pikirannya tadi, ia hanya memiliki kekhawatiran yang berlebih. Wanita itu akhirnya dapat bernafas panjang, dan mengendurkan sarafnya yang sempat mengetat bagai simpul yang di keratkan.
"Bagaimana ini bisa terjadi, Chen-ssi? " tanyanya gentar, disaat ia mengetahui jika Chanyeol tidak memiliki kebiasaan seperti itu sebelumnya. Kyungsoo tau, karena ia pernah menghabiskan beberapa malam dulu bersama Chanyeol.
Alis Chen terangkat naik dengan tangan yang berdecak di pinggang, membuat jasnya pun ikut terangkat. "Pasti si bodoh ini, meminum obat tidur lagi! " desisnya tajam. Beberapa kali ia sudah memperingati Chanyeol agar tidak meneguk obat tidur dosis tinggi lagi. Namun pria itu masih saja melawannya dan membandel.
Kyungsoo nyaris tersentak namun untungnya masih bisa menahannya. "Obat tidur?" ulangnya curiga.
Angukan Chen membuat Kyungsoo mencelus.
"Ini sudah lebih baik, dulu hampir setiap hari dia meminumnya, Kyung. Dan hampir setiap hari ia hanya tidur seperti ini." katanya santai. Namun sedetik kemudian dia baru sadar, jika ucapannya akan membawa petaka untuknya nanti. Mata Chen membelak. Sontak ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Ada apa, kenapa kau seperti itu, Chen-ssi? "
Kegugupan pun kian melanda Chen. Pria itu menggeleng tegang. "Ti--tidak ada apa-apa, Kyung." sahutnya cepat namun terbata-bata.
Kyungsoo menghela nafas, menahan katanya. Ia bukan orang bodoh seperti tujuh tahun lalu. Tujuh tahun ini membuatnya menyadari, jika ia butuh mempelajari situasi dan kondisi di sekitarnya. Termasuk gelagat dan mimik seseorang. Tidak sulit untuk Kyungsoo mengetahui jika Chen memang sedang menutupi sesuatu darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Wish
FanfictionFollow sebelum baca, konten mengandung unsur dewasa siapatau kena privat. Segalanya hanya untuk dirimu. Dirimu adalah segalanya untukku. Sekuel Chansoo in 6112 Chansoo area