3 "Semua anak itu berbeda,Yoongi. Kau tidak bisa membandingkannya"

5.2K 484 32
                                    

Seokjin beranjak.  Ia melangkahkan kakinya masuk ke kamar mandi.

Seokjin mengguyur tubuhnya yang agak hangat karena ia mengalami demam. Tapi ia tidak memperdulikannya. 

Ia memandangi wajahnya di cermin.

"Kau!  Anak yang tidak berguna!"

"Selalu membuatku malu!"

Seokjin tersenyum hambar.  "Benar. Aku memang tidak berguna" gumamnya.

"Sepertinya... Jika aku pergi... Appa tetap tidak akan kehilanganku" gumamnya lagi.  Ia meratapi dirinya yang terlihat pucat di depan cermin.

-
-
-

Yoongi setiap kali memarahi Seokjin. Ia akan mengurung dirinya di dalam kamar. 

Yoongi memang terlihat kasar pada anak tertuanya,  dan berusaha tidak peduli. Tapi...hati seorang ayah. Seberapapun marahnya,  akan tetap ada rasa menyesal atas yang dilakukannya pada sang anak. Seperti itu juga yang dirasakan Yoongi saat ini.

Yoongi duduk di tepi kasur.  Ia memandangi kedua tangannya yang telah menyakiti Seokjin.

Pandangannya kosong. Namun setetes airmata berhasil jatuh dan mengenai telapak tangannya.

"Maafkan appa, Jin" batinnya.

-
-
-

Namjoon menaiki anak tangga.  Ia mengunjungi kamar adik sepupunya untuk melihat keadaannya. Karena sejak Seokjin pulang,  ia tidak sempat menyapanya karena peristiwa Yoongi yang menampar Seokjin di depannya.

Pintu kamar Seokjin tidak ditutup oleh Jungkook.  Sewaktu Namjoon masuk,  ia melihat Jungkook yang duduk termenung dan masih mengenakan seragam sekolahnya.

"Bunny" sapanya, dan ia duduk di sisi kiri Jungkook.

"Di mana Seokjin?" tanya Namjoon padanya.

"Jin hyung masih di kamar mandi" jawabnya, lalu terdengar helaan napasnya.

"Kau juga terlihat lelah. Sebaiknya kau mandi dulu.  Setelah itu baru kemari lagi" saran Namjoon padanya.

Jungkook mengangguk. Ia menurut apa yang dikatakan oleh kakak sepupunya barusan.

Jungkook kembali ke kamarnya,  dan meninggalkan Namjoon sendiri di kamar Seokjin.

Sekitar 10 menit berlalu. Seokjin ke luar dari kamar mandi setelah membersihkan dirinya.

Seokjin tertegun saat melihat Namjoon yang tersenyum padanya.  Seokjin mengernyitkan keningnya. Karena ia merasa asing ketika menatap Namjoon.

"Kau siapa?" tanya Seokjin bingung.

"Ternyata kau juga melupakanku, Jinnie" ujar Namjoon seraya beranjak dan mendekatinya.

"Jinnie?" Seokjin berusaha mengingat siapa Namjoon sebenarnya. Karena nama yang diucapkan Namjoon barusan adalah nama kecilnya.

Namjoon mengangguk. Kemudian ia merapikan surai rambut Seokjin yang sedikit menutupi matanya.

"Kau sama saja seperti bunny. Kau melupakan hyung mu yang tampan ini"

"Jonnie hyung?" tanyanya

"Akhirnya kau mengingatku juga. Hahaha" tawa Namjoon dan mengelus kepala adik sepupunya.

Seokjin seketika memeluk Namjoon erat, "Lama sekali tidak bertemu denganmu, hyung"

"Iya. Sudah bertahun-tahun lamanya, Jin. Tapi kau tenang saja.
Hyung juga akan sekolah di sekolah yang sama denganmu"

"Uljima" (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang