Chapter 1

10 2 0
                                    

Ravin hanya mengunyah dengan malas sandwich buatan bundanya dan menyisakannya untuk bekelnya nanti. "Senin hari ini tidak seindah Senin kemarin," batinnya.

"Ravin nggak berangkat?" tanya bundanya dari dapur.

"Iya bun bentar lagi selesai makannya."

Ravin beranjak dari ruang makan menuju dapur sembari membawa piring kotor untuk dicuci bunda. Ia juga mengambil piring di depannya yang sudah tidak berisi sedaritadi ditinggal oleh ayahnya karena harus terburu-buru.

"Bun, Ravin berangkat ya."

"Iya hati-hati ya. Jangan galak sama adik kelasmu nanti, kasihan," bunda merapikan rambut kecil Ravin yang berdiri.

Ravin mengangguk, lalu mencium punggung tangan bundanya. "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

***

Ravin memarkirkan vespanya di parkiran dekat pintu masuk sekolah. Ia memasuki sekolah dan memandangi lapangan yang dipenuhi oleh murid yang mengenakan bawahan biru.

Beberapa guru menyambutnya dan menanyakan tentang kesiapan Ravin untuk OSIS ke depannya. Setelah bersalaman dengan banyak guru yang berlalu-lalang, Ia berjalan cepat melewati koridor menuju ruang OSIS yang berada di pojok sekolah.

Ravin merasa bahwa banyak pasang mata memandang saat ia berjalan di koridor tadi. Ia mengalihkan perhatiannya dengan merapikan rambutnya ke arah belakang.

"Ravin," Fira berjalan dari arah belakang Ravin dan melewatinya.

Ravin hanya tersenyum miring untuk membalas sapa dari Fira. "Sudah siap semuanya?"

"Udah pada baris tuh semuanya, yuk buruan taruh tas kamu," Fira menaruh berkas-berkas untuk masa orientasi lalu berjalan ke depan ruang OSIS untuk menunggu Ravin.

Ravin meletakkan tas nya pada kursi yang berada di depan dan melepaskan sweaternya, lalu mengambil topi. Ia bergegas mengambil kunci ruang OSIS dan mengunci ruangan tersebut.

Upacara pembukaan segera dimulai dan Ravin dengan tepat waktu menempati posisi terdepan dari panitia inti masa orientasi ini, sementara panitia yang lain menjadi petugas upacara. Ia melihat seluruh murid baru tersebut seperti sangat malas untuk upacara, sama sepertinya.

15 menit berlalu upacara telah dimulai. Saat ini sudah memasuki amanat upacara dan terlihat Pak Agus memberi pencerahan terhadap murid baru bahwa mereka tidak boleh seperti kakak kelasnya yang badung dan tampaknya beliau mengelu-elukan nama Ravin di atas podium sana. Terlihat sangat jelas bahwa apa yang disampaikan hanya masuk kanan keluar kiri oleh sebagian besar murid baru.

"Mari kita sambut ketua panitia masa orientasi, Ravindra," Pak Agus memanggil nama Ravin untuk naik ke atas podium. Ravin berjalan dengan gagah dan membuat seluruh siswi memperhatikannya dengan seksama.

"Selamat pagi. Nama saya Ravindra, atau biasa dipanggil Ravin. Saya disini selaku ketua panitia masa orientasi SMA Bakti Wijaya mengucapkan selamat datang kepada adik-adik di sekolah baru kalian ini. Saya harap selama masa orientasi berlangsung, kalian mengikuti seluruh aturan yang sudah ditetapkan dan saling menghormati guru, kakak kelas, serta teman baru kalian."

"Jika kalian merasa bingung atau kesulitan selama masa orientasi, kalian bisa bertanya pada panitia yang menggunakan kain biru pada bahu mereka. Perlu diingatkan untuk seluruh siswa, pin sekolah ini wajib kalian kenakan selama bersekolah disini sebagai lambang kebanggaan sekolah kita. Terimakasih." Ravin menutup sambutannya dengan senyumannya yang membuat para siswi sumringah melihat lesung pipi yang dimilikinya.

Irene'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang