Tak selamanya bahagia itu milik kita.
Dan tak selamanya kesedihan itu menyelimuti kita.
SABAR!!⛅🌈🌅🌈⛅
"Kenapa ini bisa terjadi bang? " tanya Jihan pada kakaknya dengan air mata yang membanjiri pipi mulusnya.
"Bibik bilang, mama jatuh di kamar mandi. Bibik juga gak tau gimana kronologi nya dex" jawab Sadiq abang nya Jihan seraya membawa Jihan ke dekapannya.
"Jihan gak mau mama kenapa-napa bang" isak Jihan di pelukan Sadiq.
"Sssstttt.... Kita serahkan semuanya kepada Allah dex, ini semua sudah kehendak-Nya. Kita banyak - banyak berdo'a buat mama, abang yakin mama gak akan kenapa-napa dex" Sadiq berusaha menenangkan Jihan.
Setelah merasa tenang, Jihan pergi ke kantin R.S untuk mencari minuman. Pada saat beberapa menit kepergian Jihan, Syaqila datang untuk membesuk mama Jihan.
"Assalamu'alaikum " ucap Qila.
"Wa'alaikumussalam " jawab Sadiq.
"Afwan kak, saya Qila teman Jihan, Jihannya ada kak? " tanya Qila canggung. Qila tau yang di sana adalah kakaknya Jihan, sebab Jihan pernah menceritakan nya. Tapi ini baru pertama kalinya Qila bertemu Sadiq.
"Jihan lagi ke kantin beli minum, bentar lagi juga balik. Kamu duduk aja dulu" perintah Sadiq lembut kepada Qila.
"Iya kak" jawab Qila sambil mendaratkan pantatnya di kursi tunggu rumah sakit itu.
Syaqila yang merasa canggung pun mengambil ponselnya dan bermain dengan ponsel itu, sampai-sampai Qila tidak melihat kedatangan Jihan.
"Qila" panggil Jihan.
"Hay" jawab Qila dan langsung berdiri.
"Udah dari tadi ya? " tanya Jihan.
"Gak kok, baru beberapa menit yang lalu, hehehe" jawab Qila cengengesan.
"Mama kenapa bisa masuk rumah sakit Han? "
"Mama jatuh di kamar mandi" Jihan menetes kan air matanya.
Syaqila memeluk Jihan erat, membiarkan sahabatnya itu menangis dengan tenang di pelukannya untuk melepaskan sedikit bebannya.
Sadiq yang melihat itu ada rasa kagum kepada Qila, Sadiq melihat ada sosok keibuan di diri Qila.
"Zahra mana? " tanya Jihan karna tak melihat sosok wanita itu di sana.
"Bunda tadi nyuruh Zahra langsung pulang, katanya ada yang mau di omongin" jawab Qila.
"Ooo,, gak papa kok" jawab Jihan tersenyum.
Ponsel Jihan berbunyi menandatakan ada Pesan yang masuk. Saat Jihan melihat, di sana tertera nama " si manis ".
Si manis
Assalamu'alaikum Han, gimana keadaan mama??
Maaf aku belum bisa besuk mama bareng Qila, tadi bunda minta ditemanin bentar ke butik.Si imut
Wa'alaikumussalam, sampai sekarang mama belum sadar juga Ra. Iya gak papa kok, tadi udah di bilang Qila juga kalo kamu telat datang.Si manis
Hmmm...
Aku mau kesana sekarang Han, rumah sakit mana?Si imut
Rumah sakit Mairah HospitalSi manis
Ya udah aku kesana sekarang, assalamu'alaikumSi imut
Wa'alaikumussalam.
Fi ama nillah Ra."Siapa Han? " tanya Qila.
"Oh ini Zahra mau kesini katanya. Qil, kamu udah makan"
"Udah kok"
Qila terus menasehati Jihan agar sabar menerima ketetapan yang telah di tentukan Allah.
"Assalamu'alaikum " ucap Zahra tersenyum ke arah kedua sahabatnya.
"Wa'alaikumussalam, duduk Ra"
"Gimana keadaan mama, Han?" tanya Zahra saat duduk di samping Jihan. Jihan tidak menjawab, Zahra menatap Qila seolah meminta jawaban.
"Mama belum sadar Ra" jawab Qila.
"Mama sakit apa?"
"Mama jatuh di kamar mandi"
"Kenapa bisa?" tanya Zahra lagi.
"Ntah lah Ra, sudah takdir Allah" jawab Jihan lemah. Zahra dan Qila langsung memeluk Jihan untuk memberi sedikit kekuatan.
"Apa mama sudah boleh di jenguk?"
"Boleh, masuk yuk" ajak Jihan.
Mereka masuk ke kamar inap mama Rina, mamanya Jihan. Jihan tak kuasa lagi menahan air matanya saat melihat sosok bidadari yang disayanginya terbaring lemah di atas kasur putih itu dengan berbaju biru khas rumah sakit dan di selimuti selimut putih juga.
Jihan belum siap jika harus ditinggal kan oleh mamanya. Cukup papanya saja yang pergi meninggalkan nya, jangan mamanya.
Zahra dan Qila tak kuasa juga membendung air matanya melihat sahabatnya seperti itu. Jihan yang selalu tersenyum kini hilang dan berganti dengan Jihan penuh air mata.
🍃🍃🍃
Sudah 2 jam lamanya Zahra dan Qila berada di rumah sakit, tapi belum ada tanda-tanda mama Rina akan sadar. Dengan berat hati Zahra dan Qila harus pulang dan meniggal kann Jihan di rumah sakit karna sore sudah mulai datang.
Setelah berpamitan dengan Jihan, mereka keluar dari kamar itu dan melihat seorang laki-laki di depan pintu.
"Qila, udah mau pulang ya?" tanya Sadiq sopan.
"Eh kak Sadiq, iya kak, udah terlalu sore. Kami do'akan semoga mama Rina cepat sembuh kak"
"Aamiin,, makasih Qil, kamu sudah datang jengukin mama dan udah mau menghibur Jihan. Makasih.... " Sadiq menunjuk orang yang di samping Qila karna belum tau namanya.
"Zahra kak" jawab Zahra yang peka dengan keadaan.
"Terima kasih Zahra, sudah datng" ujar Sadiq lembut.
"Iya kak, sama-sama" jawab Zahra.
"Kalau gitu, kami pamit pulang kak, assalamu'alaikum " ucap Qila sebelum undur diri. Qila menangkupkan kedua tangan nya di depan dadanya seraya senyum sopan kepada Sadiq.
"Iya, fi amanillah, wa'alaikumussalam " Sadiq juga melakukan hal yang sama dengan Qila.
Qila berjalan keluar meninggal kan Sadiq.
"Subahanallah " spontan Sadiq bergumam sambil tersenyum manatap kepergian Qila.
"Astaghfirullah, dia tidak halal bagiku " gumam Sadiq lagi.
_________________________________
Fira menulis dengan imajinasi yang fira punya, fira butuh vote and coment dari teman2 semua.
PLIS JANGAN JADI PEMBACA GELAP. 🙏🙏
FIRA MEMANG TIDAK TAU, TAPI ALLAH MAHA MELIHAT.jangan bosan tunggu lanjutannya ya...
kuy buruan baca!!!!! 😁😁😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Santri Pesantren
Teen Fiction"Zahra lathifa mahfuzah" Wanita 17 tahun yang shalehah berhati lembut, dikagumi banya ikhwan dan disenangi banyak akhwat. "Angga al-hafis mubaraq" Sesuai namanya dia seorang hafidz, bersiakap lemah lembut kepada semua orang dan tak pernah pilih-pili...