part 02*Bencana

199 10 0
                                    

   Pagi ini tidak seperti pagi biasanya bagi zahra. Jika pagi sebelumnya zahra dan 2 sahabatnya shalat berjama'ah di masjid, sekarang zahra berangkat sendiri karena sahabatnya sedang datang bulan.
Selesai shalat subuh dan berdo'a bersama, santriwan dan santriwati yang lain langsung balik ke asrama. Berbeda dengan zahra, rutinitasnya setiap selesai shalat subuh yaitu melanjutkan hafalannya di masjid sambi i'tiqaf.

   Selesai tadarus, saat zahra hendak bangkit dari duduknya, iya mendengar suara ikhwan yang sangat merdu melantunkan surat al-mulk.

"Subahanallah, suara yang indah" ucap zahra dalam hati, zahra terus mendengarkan lantunan ayat demi ayat.

  Tanpa sadar zahra meneteskan air mata, zahra membiarkan air matanya jatuh tanpa menghapusnya, sampai di ayat terakhir zahra segera menghapusnya dan keluar dari masjid.

   Bugh..

"Afwan ukhti, ana gak sengaja" ucap zahra sambil menunduk.

"Zahra" zahra mengangkat kepalanya menghadap orang yang memanggilnya.

"Kak nay" zahra memeluk nayla dengan sangat erat sambil terisak.

"Zahra kenapa?" Tanya nayla kaget dengan perlakuan adik yang selama ini di sayanginya.

"Gak papa kok kak" jawab zahra melepas pelukannya.

"Zahra cuma terharu tadi ddi dalam zahra denar ikhwan melantunkan surat al-mulk, suaranya sangat merdu, zahra sampai terharu kak" lanjut zahra malu mengingat apa yang di lakukannya tadi ke nayla. Nayla tersenyum melihat tingkah adiknya yang satu ini.

"Kamu ini, lucu deh" nayla mencubit pipi zahra yang mulai memerah karna malu.

"Isss kakak mah, pipi zahra jadi sakitkan" zahra memanyunkan bibirnya.

"Abisnya kamu lucu sih"

"Udah ah" ucap zahra pura-pura merajuk.

"Cieee adik kakak yang satu ini udah pandai merajuk ya"

   Zahra masih diam tak bergeming.

"Oh jadi beneran ni mau diamin kak nay"

"Kak nay" rujuk zahra manja.

    Di tempat lain hafiz yang hendak keuar dari masjid, tiba-tiba melihat zahra di gerbang masjid, dia urungkan niatnya untuk keluar, dia memperhatikan zahra yang manja dengan nayla, tanpa sadar bibir hafiz membentuk bulan sabit.

"Lucu" satu kata yang di ucapkan hafiz melihat tingkah orang yang di sukainya diam-diam selama ini.

   Zahra dan nayla terus becanda, sampai zahra di panggil seseorang.

"Ukhti zahra" panggil dela. Zahra menoleh ke asal suara.

"Ya, ada apa ukhti dela?" Tanya zahra lembut.

"Ukhti zahra di panggil kiai, beliau menyuruh ukhti kerumah kiai" jelas dela.

"Baiklah ana segera kesana, terima kasih ukhti" dela menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu saya permisi ukhti, kak nay, assalamualaikum" ucap dela dengan senyuman.

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarakaatu" ucap zahra dan nayla serempak dan membalas senyum dela.

Santri PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang