Voment ya hehe..
Maaf baru update, sekarang aku udah aktif kul. Kemarin pulang sore, sampai rumah Maghrib. Baru bisa ngetik abis isya. Terus karena capek, ngetik belum selesai, aku tinggal tidur. Pokoknya hari Sabtu Minggu, aku nggak selalu bisa update.Aldebaran mematut diri di cermin. Ia merapikan kerah kemejanya lalu memastikan wangi parfumnya tidak terlalu tajam. Ia sengaja membeli parfum baru khusus untuk dipakai siang ini. Ia ingin memberikan kesan yang baik untuk Riana dan orang tuanya. Aldebaran ingin kembali bertemu dengan Riana sebelum gadis itu berangkat ke Bandung malam ini.
Sementara itu Riana juga tengah mempersiapkan diri. Ia mengenakan gamis favoritnya, dipadu dengan kerudung yang senada warnanya, juga kaos kaki yang juga serasi dengan warna gamisnya. Ia bercermin, memastikan penampilannya sudah terlihat baik. Sejak Aldebaran memberi tahu bahwa ia akan bertandang ke rumahnya, Riana jadi serba salah mengatur penampilannya. Ia gugup dan deg-degan.
Gadis itu kembali merenung. Apakah dia harus membiarkan perasaan itu tumbuh dan mengalir? Atau dia membunuhnya pelan-pelan? Karena jika langsung dimatikan, itu akan menyakitkan untuknya. Selayaknya gadis yang tengah jatuh cinta, ada saatnya ia berangan cinta itu akan berujung di moment yang membahagiakan, di mana ia bisa melihat pria itu setiap hari. Di mana ia bisa menyiapkan sarapan dan mengantar sang suami berangkat bekerja. Tergambar juga di imajinasinya bahwa ia dan Aldebaran akan membesarkan anak-anak bersama. Pria itu mampu menjadi imam yang baik untuknya, seseorang yang mampu membimbingnya menuju Jannah, seseorang yang takut berbuat dosa dan akan tetap menjaga kesetiaan untuknya. Sesederhana itu... Namun ternyata pikirannya kadang berbelok ke sesuatu yang rumit. Berjuta keraguan menyergap. Apakah pria itu benar-benar pilihan terbaik? Apa dia mampu menjaga mata dan hati mengingat masa lalunya yang begitu buruk? Apa dia akan setia atau justru kembali mengulang perselingkuhan seperti saat masih menjadi suami Diandra?
Gadis itu pernah sholat istikharah, meminta petunjuk. Hingga kini ia belum bisa memantapkan hati. Bahkan sampai sekarang ia masih kerap memohon petunjuk itu. Segalanya terasa membingungkan, kala jatuh cinta tak bisa beriringan dengan logika. Dulu ia memang merasa terikat dengan Aldebaran terkait kejadian naas di malam itu, tapi kini ia sadar, perasaan itu sudah tumbuh jauh di luar dugaan.
Terkadang ia tersenyum, menertawakan kebodohannya. Ia tahu laki-laki itu belum sepenuhnya berubah, terkadang masih clubbing atau mungkin minum minuman keras, tapi ia tetap mencintainya seolah dia orang terbaik yang pernah ada. Ia tahu laki-laki itu pernah berselingkuh, menganggap perempuan adalah objek yang bisa dimainkan sepuasnya, rekam jejaknya buruk, tapi tetap saja ia mencintai pria itu seolah dia laki-laki terakhir di dunia ini. Ia tak peduli dengan banyaknya laki-laki lain yang jauh lebih baik, di hatinya cuma ada dia. Hanya dia yang diinginkan, dirindukan, dan terkadang hadir dalam mimpi. Seolah semua sudut bercerita tentangnya.
Riana keluar kamar lalu duduk menghampiri orang tuanya yang tengah berbincang di ruang tengah.
"Rapi banget kamu, mau kemana?" tanya Yuni. Tatapannya begitu menelisik, mengamati putrinya dari atas hingga ujung kaki.
"Alde mau ke sini," balas Riana.
"Dia tahu kamu ada di Purwokerto?" Suroso menyipitkan matanya.
Riana mengangguk pelan."Hubungan kamu sama Alde sebenarnya apa? Ibu nggak setuju kalau kamu pacaran. Ibu pinginnya begitu ketemu orang yang cocok ya langsung nikah." Yuni mulai menaruh kecurigaan antara Aldebaran dan putrinya ada sesuatu.
"Kami nggak pacaran, Bu," tukas Riana segera.
"Oya, ibu lupa ngasih tahu. Kemarin waktu kamu main ke tempat Dinda, ummi telponan sama ibu. Eh di situ juga ada Bu Diah, ibunya Rayyan. Ya udah akhirnya ibu ngobrol juga sama Bu Diah. Orangnya asik dan seru ya. Di telepon aja udah bisa dinilai kalau orangnya ramah. Ibu kok sreg ya. Apalagi Bu Diah cerita bisnis yang dijalankan Rayyan juga sedang bagus-bagusnya. Udah gitu Rayyan ini setiap hari nggak ketinggalan sholat Dhuha, sholat malam, belum lagi hafalan Al-Qur'an-nya juga bagus, sekitar lima belas juz. Padahal dia bukan anak pesantren, tapi dia rajin ngaji. Kok ibu kesengsem sama si Rayyan. Ibu berharap punya menantu kayak Rayyan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejarmu Sampai Halal (Completed)
RomancePart masih lengkap Rank #3-lifestory-29/03/2019 Disarankan membaca Brondong, I'm in Love terlebih dahulu. Kamu tahu, seperti apa rasanya jatuh cinta bagi laki-laki bejat seperti Aldebaran? Terseok-seok, tertatih, jatuh bangun, dan mati-matian memper...