10. Perjuangan Terus Berlanjut

15.8K 2.1K 303
                                    

Kalian suka cerita ini gak? Kalau suka jangan jadi silent reader dong. Vote dan comment ya hehhee.

Iseng bikin hand lettering

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iseng bikin hand lettering. Ini kata2 Aldebaran di part sebelumnya.

Riana masih saja menangis tersedu. Ada rasa takut kehilangan Aldebaran yang tak ia sangka, akan semenyakitkan ini. Semua orang yang ada di panti bertanya-tanya apa yang membuat gadis itu menangis.

Riana menenangkan diri di kamar, tak peduli Rayyan dan ibunya masih menunggunya di ruang tamu. Ia mengambil smartphone dan menelepon ibunya.

"Assalamu'alaikum, Riana. Tumben jam segini telepon?"

"Wa'alaikumussalam, Bu. Maaf, Bu, Riana mau nanya, kenapa kemarin Ibu membicarakan pernikahan dengan Bu Diah? Riana kan udah bilang kalau Riana sama Rayyan itu nggak ta'arufan. Kok bisa Ibu sama Bu Diah ngobrolin pernikahan?"

"Emang ibu salah membicarakan pernikahan? Rayyan punya perasaan sama kamu. Ibu merestui kalian. Bu Diah bilang siap melamar. Lagipula apa yang kurang dari Rayyan? Kalaupun kamu belum cinta, rasa itu akan tumbuh dengan sendirinya saat kalian menikah nanti." Nada bicara Yuni terdengar meninggi.

"Ya Allah, Bu. Riana mesti bilang berapa kali biar Ibu mengerti. Riana nggak bisa menikah dengan Rayyan. Riana... Riana mencintai Alde." Isak tangis itu kembali terdengar syahdu, seiring dengan rasa perih yang seolah meluluhlantakkan pertahanannya.

Terdengar suara embusan napas sang bunda yang menyiratkan kekesalan.

"Alde memang punya pekerjaan bagus, mapan, dewasa, tapi ibu lebih suka kamu dapat yang masih sama-sama single. Rayyan itu anaknya baik. Ibu pernah ngobrol sekali di telepon. Bu Diah bilang ingin sekali main ke purwokerto. Ibu ingin ke Bandung, selain mengunjungi kamu, sekalian silaturahim sama keluarganya Rayyan. Seorang ibu itu tak akan menjerumuskan anak sendiri. Semua ini demi kebaikanmu, Ri. Mau sampai kapan kamu sendiri? Ada laki-laki baik yang berniat baik, kenapa harus ditolak?"

"Bu, bagaimana jika Alde datang lebih dulu untuk melamar Riana? Bukankah Ibu ingin Riana cepat menikah?"

Yuni mengembuskan napas sekali lagi.

"Ibu tidak akan semudah itu merestui. Udah, Ri. Ada tamu, nanti disambung lagi."

Yuni mematikan telepon. Riana semakin galau tak menentu. Ia berpikir, apa ia harus meminta Aldebaran segera melamarnya sebelum Rayyan melamarnya? Pasalnya saat ini Aldebaran tengah salah paham padanya. Ia tak tahu apakah cinta di hati pria itu masih utuh untuknya?

Riana beranjak dan keluar kamar. Ia rasa, ia perlu bicara dengan Bu Diah sebelum wanita yang terlihat awet muda itu merencanakan sesuatu yang lebih jauh. Ketika gadis itu tiba di ruang tamu, Rayyan dan ibunya sudah pulang. Ia sedikit kecewa. Ia mencoba menyegarkan pikiran dengan mengerjakan tugasnya sebagai pengurus panti, menyiapkan masakan untuk makan malam.

Mengejarmu Sampai Halal (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang