BAB 2 - Mimpi itu

4 0 0
                                    

Kau tau? Aku terlihat seperti tidak waras, selalu saja membicarakan mimpi, percaya pada mimpi, berandai-andai mengenai mimpi, itu semua hanya karena sebuah alasan. Hanya satu alasan.
Kamu

Boleh kah kuhitung awal pertama kali aku memimpikanmu setelah kisah kita yang terhenti?
Boleh kah?
Apa kau ingin tau?
Aku serasa hidup dalam mimpi, kau tau itu?
Sakit rasanya aku seperti terasa memiliki namun kosong

Ada satu mimpi yang membuatku menangis ketika aku bangun dini hari .

Ketika ku tiba-tiba ada didepan mataku, kau menarikku,membawaku menuju rumahmu, kau membawaku menuju orang tuamu, dan disanalah aku merasa aku tak pantas bersanding dengan orang-orang terhormat seperti dirimu bahkan orang tuamu. Disanalah aku merasa aku layaknya tanah dan kau langit, aku merasa aah sudahlah.

' mah, aku gak pernah minta apa-apa sama mamah dan bapak, tapi sekarang ada satu hal yang ingin aku minta pada kalian!' ucapnya

Aku kaget dengan ucapannya yang entahlah memang aku terlalu peka, dari caranya menggenggam tanganku didepan orang tuanya, kurasa ia meminta restu. Apakah aku benar?

Dan memang benar jawabannya.

' aku hanya minta satu hal sama kalian, tolong... Aku ingin meminta restu kalian untukku dan Lia, aku mencintainya, aku ingin hidup dengannya ' ucapnya sambil menggenggam tanganku semakin erat.

Apa yang aku lakukan disana?

Aku menangis tanpa bersuara, air mataku langsung jatuh seketika mendengar semua ungkapannya, mataku terus berpaku padanya daripada melihat ke arah orang tuanya, aku melihat tangannya yang menggenggam tanganku, aku melihat keseriusan dimatanya, aku tak bisa bersuara, aku hanya berdoa dalam hati.

' Ya Allah , ini nyata ataukah hanya mimpi? Inikah masa depanku nanti? Inikah jawaban atas penantian ku? ' ucapku dalam hati.

Saat kemudian aku lihat ibunya berdiri dari duduknya dan melangkahkan kaki meninggalkan kami, aku melihat banyak ketidaksetujuan dimatanya, aku sadar diri, aku jelas melihatnya.

Ayahnya mengikuti ibunya masuk kedalam kamar mereka, dan disinilah aku dan dia, berpaku diam menatap satu sama lain.

' jangan menangis ' lirihnya sambil menghapus butiran air mataku yang mengalir.

Aku sedang apa?

Aku hanya diam menatapnya, ada banyak pertanyaan, keraguan, dan bahkan aku tak percaya diriku sendiri kala itu.

Kulihat ayahnya keluar menemui aku dan dia, dan dia berkata.

' nak, bapak sama mamah sudah merestui mu, maafkan kami dari kau kecil hingga sekarang, kaulah yang mengikuti perintah kami,tanpa melihat kau menerimanya atau tidak' ucap ayahnya.

Kulihat dia tersenyum sangat manis, dan kemudian hp ku berbunyi ada panggilan disana, dan tertera nama ibuku.

Aku mengangkatnya dan.

' kamu dimana Lia? Adikmu udah gak ada, adikmu meninggal hiks.. hikss.. cepat pulang '

Jatuh sudah benda pipih itu ke lantai, dia dan ayahnya menanyakan apa yang terjadi.

' adikku tiada ' lirihku dengan tatapan kosong.

Ketika itu dua kali aku menangis tanpa bersuara.

Selesai*

Sudah kuceritakan, semoga kelak aku bisa bercerita ditengahnya malam yang indah bersamamu langsung menikmati keindahan sang pencipta.
Aku ingin menceritakan semua hal tentangku yang berhubungan denganmu, semua hal yang aku alami yang berhubungan denganmu, semua hal.

TENTANG DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang