Over Thinking Jes

804 5 0
                                    

Davis mendekatkan kepalanya semakin dekat dengan Jes. Matanya menuju ke bibir gadis itu.

Permukaan bibir mereka bersentuhan lembut dan semakin dekat. Dari hanya bagian tengah hingga seluruhnya.

Jes pertama kali melakukan ini dan ia sama sekali tidak menyesal. Ada satu hal yang membuatnya senang: her first kiss is Kak Davis.

Davis menyudahi ciuman singkat itu, tapi tak disangka, Jes justru melepaskan genggaman tangan mereka dan meraih kepala Davis dengan kedua tangannya. Jes menarik dengan kuat wajah Davis untuk menciumnya semakin lama dan dalam.

Davis terkejut namun kemudian dapat memahami apa yang dimau oleh Jes. Ia segera membenarkan posisinya badanya yang agak terjepit dengan setir.

Tangannya berusaha meraih punggung Jes agar semakin dekat dengannya.

Bibir mereka bukan lagi saling menempel, namun saling memasuki satu-sama-lain. "Hmprhmmm..." erangan kecil dikeluarkan oleh Jes. Hal itu membuat Davis senang.

Tangan Davis yang awalnya hanya di punggung Jes, kini sudah turun hingga ke bagian pinggul dan kemudian Paha Jes. Boneka KOYA yang menutupi wajah Jes, sudah jatuh hilang di kegelapan lorong mobil.

Dengan lembut tangan kanan Davis mengelus paha mulus Jes, dan berusaha memasukan jarinya ujung dress Jes yang mengetat. Sedangkan tangan kirinya, mengelus elus punggung Jes seirama dengan irama ciuman mereka.

Jes merasakan sentuhan-sentuhan itu, awalnya ia terkejut namun karena nikmat yang ia rasakan. Ia kini menikmatinya.

Tangannya tanpa sadar sudah tidak lagi memegangi pipi Davis, namun sudah memegang tengkuknya.

Mereka semakin dekat, dan karena posisi yang tidak enak. Davis mengangkat Jes untuk duduk di pangkuannya, mengangkanginya dan membuat ujung dress Jes robek (sedikit)

Tapi ciuman mereka tetap tidak berhenti. Jes duduk dipangkuan Davis, tubuhnya terhimpit antara Tubuh Davis dan setir mobil.

Lidah mereka masih saling bergesek satu sama lain di dalam rongga mulut. Kedua tangan Davis mengelus-elus punggung Jes. Tangannya tak lupa juga menikmati kulit lembut paha Jes.

Dress yang robek tadi semakin terangkat hingga ke bagian perut Jess. Memudahkan posisi Jess membuka kedua kakinya.

Sesekali Davis menciumi bagian leher Jes dan membuat jes menjambak-jambak rambut pendek Davis.

AC Mobil yang awalnya dingin menjadi tidak terasa. Digantikan suhu tubuh kedua orang ini yang meningkat.

Jes perlahan merasakan geli dan ingin pipis di bagian intimnya. Sekaligus, merasakan ada yang mengganjal.

Ternyata penis Davis sudah berdiri tegak dibawah pantat Jes. Ia sudah siap memasuki Jes sebelum telepon dari handphone Jes menghentikan semua itu.

Dengan panik kedua orang ini melepaskan ciuman mereka.
Dengan tersenggol2, Davis kembali membantu Jes duduk ditempatnya semula, Jes dengan cepat2 mengangakt telponnya.

dengan terengah-engah,
"Ha-halo ... hhhhhh... I-iya ma, udh di depan rumah kok, ini mau turun. Aku matiin ya"

Ternyata mami Jes menanyakan mengapa Jes tidak kunjung pulang. Dengan agak linglung, Jes mengangkut semua barangnya, berterima kasih tanpa menatap Davis dan buru-buru keluar dari mobil dengan langkah cepat dan masuk ke rumah.

Davis dengan wajah kebingungan memperhatikan tingkah Jes. Ia tersenyum ketika Jes akhirnya masuk ke Gerbang rumahnya.
"Apa malam ini aku bisa tidur nyenyak?" tanya Davis pada dirinya sendiri sembari melajukan mobilnya.

______________________________________
Jes yang panik berlari kecil dan segera mengaca di kaca kecil ruang tamunya, sebelum bertemu dengan Maminya.
Benar saja lipstiknya kemana-mana dan bibirnya membengkak.
Buru-buru ia mencari tissue basah dari clucthnya untuk membersihkan lipstik yang kemana-mana itu.

Memasuki ruang tengah, Mami sedang menonton televisi.
"Kemana aja baru nyampe Jes? Dianter sama Davis kan?" tanya Mami.
"Iya mami, tadi agak ma-macet"
"Hah macet gimana, udah jam segini juga? Itu dress kamu kenapa bisa rusak gitu?"

Mata jes terbelalak, ia baru sadar bahwa ujung roknya sudah tidak berbentuk.
Ia berusaha mengingat-ingat, dan ia ingat semua ini karena ciuman di mobil itu.

"Oh oh oh i-ini, tadi Jes jatuh pas di Tangga Restaurant, kan tinggi tuh" kata Jes beralasan.
"Hah ga mungkin, ya udah lah kamu cepetan istirahat. Besok kata Tante Dewi (mama Davis) mau dikenalin ke temennya yang punya persewaan gaun pengantin" kata Mami linda sambil memalingkan wajahnya ke Televisi.

"O oke ma, selamat malam"

____________________________________

Jes langsung melemparkan tubuhnya ke kasur begitu memasuki kamar. Ia menatap kosong ke langit2 kamarnya.
"Gila, aku bentar lagi nikah"
"It's not really a bad thing actually"
"selama ... itu sama Kak Davis?"

Jes membayangkan ciuman panas tadi, dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Kok bisa ya? Aku gak pernah? Apa bacaanku selama ini bantuin aku tadi?"

Jes sangat terpesona dengan kemampuannya melakukan ciuman 'panas' tadi. Seumur2 ia tidak pernah melakukannya, dan hanya membayangkan, membaca dari novel-novel barat koleksinya.

Jes kemudian teringat, bahwa selangkangannya terasa masih basah, iapun segera bangkit untuk melakukan bersih diri bersiap tidur.

___________________________________
Kecepatan mobil Davis 80 Km/jam dijalanan sepi malam hari. Ia ingin segera tiba dirumah dan menyelesaikan urusan pribadinya di Kamar Mandi. Sepertinya air dingin bahkan air es baru bisa menetralkan tubuhnya yang memanas ini.

Davis cukup bahkan sangat terkejut, Jes yang malu-malu itu dapat mengimbanginya dalam hal ciuman.
Ia memang bukan expert dan bukan juga sosok yang bermain dengan banyak wanita.

Davis pernah berpacaran hanya sekali saat kuliah. Hubungan mereka berakhir karena berbeda keyakinan dan mantannya itu kemudiam memutuskan melanjutkan S2 di luar negeri.

Sedangkan Davis, memulai menjadi Pimpinan di usaha ekspedisi yang didirikan Papanya.

Hubungannya dengan wanita itu hanya sebatas pacaran yang biasa-- tidak ada hubungan badan-- dan ciuman yang ia lakukan dengan Jes adalah hal yanh paling jauh yang pernah ia lakukan dengan wanita itu.

"Baru awal aja udah begini, bagaimana nanti ya?" kata Davis pada dirinya sendiri sambil rebahan di kasur bersiap tidur.

Sebelum mematikan handphonenya, ia teringat untuk mengirimkan pesan ke Jes. Ia tau, Jes bukan sosok yg akan berinisiatif melakukan sesuatu duluan. Ia harus yang memulainya.
'Hai jes ini kontak Kak Davis, and Good Night❤️'

Davis langsung mematikan handphonenya tanpa menunggu balasan.

Benar saja, Jes baru melihat pesan itu keesokan paginya.
Senyum Jes merekah, padahal sebelumnya ia jengkel terhadap bunyi alarm.
"This is the feeling when you have a bf. Just amazing!" kata Jes
Ia segera mengirimkan teks kepada Dean
"Getting married isn't as bad as i imagine before"
______________________________________
Jes dan Mamanya Davis, Tante Dewi sudah ditempat persewaan Gaun Pengantin.

Ia memilih Gaun yanh modelnya ia sukai sekaligus 'direstui' oleh Tante Dewi.
Ditengah-tengah mencoba Gaunnya. Tante Dewi menelepon Davis untuk datang melihat Gaun Jes.

Mendengar hal itu Jes merasakan sesuatu yang aneh. Aneh dan ia tunggu-tunggu.

Namun seusai Tante Dewi menutup telpon, Tante Dewi berkata bahwa Davis tidak akan datang.

Kekecewaanpun datang tiba-tiba. Banyak pikiran buruk mendatangi Jes. Ditambah Tante Dewi tidak memberi tahu apa alasan mengapa Davis tidak datang.
"Apa aku membuat Kak Davis ilfeel semalam?"

Dream WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang