Se* All Day All Night

1.1K 7 0
                                    


Davis memeluk Jes dengan erat, sebelum kemudian perlahan menyusu pada puting Jes. Hal ini membuat mereka On lagi dan siap melakukan hal berikutnya.

"Teruss kaak terus hmmmsmspspppp" kata Jes meminta agar Davis meneruskan kegiatannya.
Dengan posisi Jes dibawah dan Davis diatas, batang Davis melakukan gerakan maju mundur ditengah liang vagina Jes. Membuat Jes berjalan menuju klimaksnya dan menyemburkan cairan hangat.

Davis kemudian berbalik dibawah dan Jes diatasnya, dan Davis mempersilahkan giliran Jes. Dengan penuh gairah namun tetap agak takut, kini giliran Jes yang melakukan kegiatan 'memompa' itu dengan menggesek2nya vaginanya. Memberikan kenikmatan luar biasa pada Davis

"Hmmmphhhh terusss hmmphhh" ucap Davis menikmati gilirannya. "Jess, kayanya bentar lagi mau keluar hmpppphhmmpp"
Jes yang tidak terlalu mendengar, diam saja, dan sperma Davis disemburkan kedalam rongga rahim Jes. Mereka pun ambruk karena kelelahan.
Davis memeluk Jes kuat-kuat dikamar yang remang-remang itu. Sprei tipis di kasur yg bakal belum berbantal itu menjadi saksi bisu kegiatan pertama mereka ini.

Davis berulang kali menciup puncak kepala Jes. Merekapun tidur terlelap hanya berselimutkan satu sama lain.

Pukul 3 pagi, Jes terbangun karena kedinginan. Ia melihat dirinya dan Kak Davis yang terlelap telanjang bulat. Jes pun tersenyum mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Keperawanannya baru saja direnggut tapi bukan bersedih. Dia percaya dengan Kak Davis dan senang karena Davis adalah orang yang akan menikahinya.

Jes akan turun untuk mencari selimut, namun selangkangannya tidak mendukungnya untuk jalan. Ia bingung harus membangunkan Kak Davis atau tidak. Melihat kak Davis tidur dengan damai, membuat hatinya semakin berbunga. Ia lalu menyentuh wajah kak Davis. Mulai dari mata, hidung hingga ke bibirnya.
"Oh God, I really love this man" bisiknya dalam hati.

Jes kemudian memeluk tubuh Kak Davis dan membuat kak Davis tersadar
"Hmm, jam berapa ini?" tanya Kak Davis
"Gak tau ka, tapi aku kedinginan, ga bisa ambil selimut" kata Jes manja
"Sini kakak peluk"
"Ga bisa, tetep dingin" kata Jes dengan mendekat ke tubuh Davis.
Davis kemudian berdiri dengan setengah tidur, mencari selimut di lemari dan menyelimuti dirinya dan Jes. Mereka kembali terlelap.

Pukul 5, keduanya bersama-sama terbangun. Davis memberikan 'subuh kiss' keseluruh wajah Jes dan membuat gadis itu geli.
"Ayo kita mandi dulu sambil mengedipkan salah satu matanya" kata Davis
"Aku maunya makan dulu kak, kemarin malam kita ga makan tau, kakak ga laper apa emang?"
"Gak, kan kakak udah makan kamu jes"
Jes kemudian memukul Davis dan Davis pura-pura kesakitan
"Aku masak dulu ya kak, aku ga punya tenaga buat mandi dulu, nanti habis makan aja baru mandi" kata Jes sambil berusaha berdiri dan melawan rasa sakitnya.

Dengan bersusah payah Jes mencari-cari bajunya di lantai yang masih remang-remang itu, dan ia dapat justru kemeja Davis.
"Udah kamu gitu aja masaknya, seksi"
"Ogah kak masih dingin!" kata Jes sambil mengenakan kemeja Davis yang agak kebesaran di tubuhnya.
Lengannya ia gulung dan kancingnya hanya bagian bawah yang ia kancing. Sehingga bagian payudaranya mengintip, tanpa bra. Ia bergegas keluar kamar. Panjang kemeja itu hanya sampai setengah dari pantatnya. Dan jika ia menunduk maka vaginanya akan terbuka lebar.

Jes mencari tasnya yang kemarin sore ia lempar sembarangan, mencari handphone yang kemudian ia gunakan untuk mencari resep apa yang kira-kira masih sanggup ia masak. Pilihan jatuh pada telur dadar dan nasi.

Nasi instan Jes masukkan ke micorwave yang sudah diletakkan disana, kemudian dia mulai mencari peralatan untuk membuat telur dadar.

Saat telur dadar sudah matang dan siap makan, tiba-tiba Davis memeluk tubuhnya dari belakang.
"Jes, kamu cantik dan seksi banget sekarang" sambil mencium dan mengigit leher Jes. Tangannya menyingkapkan kemeja dibagian dada, sehingga payudara Jes mencuat indah dan langsung diremas oleh Davis. Jes yang mulai merasakan kenikmatan meletakkan piring telor dadarnya di dekat kompor dan mulai meladeni Davis yang sudah liar.

Jes memutar tubuhnya dan menempelkan payudaranya di dada Davis dan mereka mulai berciuman dengan panas. Kegiatan mereka dikamar tadi malam diulang dan kini didapur. Tanpa terasa, batang Davis telah menancap dengan pas ke lubang kewanitaan Jes yang sudah beradaptasi.

Jes memutarkan tubuhnya, berpegangan dengan meja dapur dan Davis menyodoknya dari belakang kemudian memompanya. Davis meremas kedua payudara Jes yang tergantung indah, dengan irama yang melelehkan seluruh kehidupan Jes. Mereka mengalami klimaks bersama, dan lagi-lagi Davis menyemprotkan sperma ke dalam vagina Jes.

"Hhhhhh h h h kak, ayo kita makan" kata Jes setelah puncak mereka selesai. Davis masih telanjang bulat, duduk di meja makan, sedangkan Jes datang untuk meletakkan telur dadar dan nasi instan yang sudah hangat.

Tanpa aba-aba, Davis menarik Jes kedalam pangkuannya. Batangnya yang menegang lagi-lagi pas memasuki lubang vagina Jes.
"Ahh kak, aku mau makan dulu hmmmmmmm" belum selesai dengan kata-katanya, lagi-lagi payudara Jes sudah menjadi mainan Davis.

"Makan disini aja Jes" Davis sudah tidak lagi memainkan payudara Jes.
Mereka pun makan dengan posisi Jes duduk dipangkuan Davis.

Jes memasukkan makanan ke dalam mulutnya, sebelum ia sempat mengunyah telah di sambar oleh Davis.

"Ih kak nakal!" memukul davis dengan perlahan
"iya iya ini" menyendokkan makanan dan disuapkan ke Jes.

"Kak omong-omong, kita pakai pengaman gak?" tanya Jes disela-sela makannya
"Gak, kan kita tiba-tiba aja gaada persiapan" jawab Davis santai
"Hahh! Kak gimana kalau aku hamil!? Ini bisa-bisa lagi masa suburku loh!" jawab Jes panik

Davis kemudian dengan cepat membungkam bibir Jes
"Mengapa khawatir? Aku sudah siap Jes, and we will get married"

Jes terdiam sebelum kemudian ia tersadar,
"Oh My God, aku belum kabarin mami!"
Ia segera turun dari pangkuan Davis dan mencari handphonenya
benar saja puluhan misscall dari Mami meneror handphonenya.

Jes segera menelpon Mami, berharap maminya sudah bangun dan memberi kabarnya.

______________________________________________________________

Mereka berangkat ke kantor bersama, Jess mengenakan kemeja seadanya milik Davis yang memang sudah tersedia dirumah itu. Dan ditengah perjalanan menuju kantor, mereka mampir untuk membeli baju kantor Jes.

__________________________________________________________________

"Izinkan kami tinggal bersama dirumah kami mulai sekarang" kata Davis di hadapan keempat orang tuanya.
Mami Linda terlihat sebagai orang yang paling tidak setuju
"Tergantung, Jesnya mau gak, dia tuh gitu-gitu masih anak-anak"

"A-aku, aku mau mi" jawab Jes agak takut tapi pengen.

Dream WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang