Anak Pindahan Dari Kalimantan

433 18 1
                                    

Tak terasa, sudah seminggu aku berada di kelas ini. Masih terasa asing memang. Tapi aku juga berusaha membaur dengan teman teman yang lain seperti contoh,

"Ulyaa... pinjem penghapus dong"

Aku menoleh dan segera mengambil penghapus putih milikku.

"Nih, kembaliin ya kalo udahan"

"Iya ul" ujar Anin, teman baru yang tempat duduknya tepat di depanku.

Nyatanya emang nyegerin. Aku bilang kepadanya kalau sudah harus dikembalikan. Nyatanya penghapusku tak berpulang ke dalam kotak pensilku. Lalu aku pun kapok dan langsung menagih setiap barang yang temanku pinjam setiap mereka sudah selesai memakai.

Aku trauma gengs.

Oke lupakan.

Setelah berganti jam pelajaran, ada seorang guru dengan wajah agak garang yang masuk ke dalam kelas diikuti dua orang murid berbeda gender yang menjadi pusat perhatian seluruh kelas.

"Selamat Pagi semua, Maaf mengganggu. Minta waktu dan Perhatiannya sebentar. Perkenalkan dua murid ini adalah murid yang akan menambah daftar absensi kelas disini. Bapak harap kalian dapat menerima mereka dengan baik." ujar sang bapak yang setelah itu langsung menengok kepada dua insan yang masih terlihat shy shy cat untuk say hi kepada teman teman di depannya.

"Ayo perkenalkan diri kalian berdua"
ujar bapak tersebut.

Aku pun langsung mengalihkan tatapan kepana dua insan yang berdiri disana. Dengan tatapan malas tentunya.

"Halo teman teman, Selamat pagi. Perkenalkan Nama saya Ninda Aulia. Kalian bisa memanggil saya Ninda. Saya pindahan dari kelas IPS 1. Semoga kita bisa berteman dengan baik" ujar si gender perempuan sambil mengembangkan senyuman lebar.

"Halo Ninda, salam kenal juga" koor anak anak kelas.

"Halo teman teman" ujar insan yang bergender laki laki yang membuat kepalaku menoleh kepadanya.

"Haloo" koor teman teman sekelas lagi.

Dia tersenyum sejenak lalu kembali berujar "Perkenalkan nama saya Alfian Andra Bagaskara, kalian bisa memanggil saya Alfian. Seperti Ninda saya juga pindahan dari kelas IPS, akan tetapi saya berasal dari kelas IPS 3. Semoga kita semua bisa saling berkerja sama ya."

oh, pindah jurusan rupanya

"Baik anak anak, terimalah dengan lapang dada teman baru kalian. Bapak tinggal dulu ya. Oh iya, ini Jam pelajarannya siapa?"

"Bu Ana pak, Bahasa Indonesia" jawab anin karena dia memang sekertaris kelas.

"Oh, kalian tunggu Bu Ana dulu. Beliau masih ada urusan di luar. Mungkin sebentar lagi sudah selesai. Jangan ramai ya." ujar bapak tersebut mengingatkan.

"Siyap pak" koor teman teman lagi.

Lalu bapak tersebut pergi meninggalkan kelas setelah mengucap salam.

Anak anak pun mulai gaduh karena sibuk berkenalan dengan si murid pindahan itu.

Seperti biasa, aku hanya menatap aktivitas teman temanku yang lain dengan tatapan datar tanpa minat. Lalu aku mengalihkan perhatianku pada Riska yang datang.

"Kamu gak ada niatan mau kenalan sama mereka?" ujar Riska dengan pandangan menyelidik.

"Hmm, nanti aja. Mager. Gak Wajib juga" jawabku ogah ogahan.

"Heh, adat tuh. Gak wajib sih, tapi buat nambah daftar temen apa salahnya? gih gece kenalan" ujarnya berapi api.

"Kalo gak wajib kenalan, jangan maksa. Oh iya, jangan pisahkan aku dengan bangku ini. Karena kami saling mencintai. Udah ah, Bye!" ujarku setengah ketus.

"Idih dasar ratu mager" cibirnya pelan.

"Aku denger Riska" ujarku malas sambil memutar bola mata.

eS-eM-A[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang