Hari Pertama Ekskul Mading

289 13 2
                                    

Pasca mengisi formulir, ternyata aku mendapatkan respon balik dengan sanang cepat.

Tepatnya hari ini aku diminta untuk hadir dalam acara hari pertama pertemuan Ekskul Mading. Aku yang mendapatkan info tersebut langsung merasakan euphoria yang meledak ledak seperti mendapat lamaran dari pacar-eh.

Bel pulang berbunyi, semua anak anak sudah bersiap untuk meninggalkan sekolah kebanggaan ini. Tidak denganku dan segelintir anak lainnya yang ada jadwal untuk menghadiri pertemuan pertama di elstrakulikuler yang telah dipilih.

Tak menunggu lama, setelah mengepak barang barang dan memastikan tak ada yang tertinggal, aku segera melangkahkan kaki menuju suatu kelas yang akan digunakan sebagai tempat berkumpul.

Sekitar 1 menit kemudian aku telah berada di lokasi. Masih ada beberapa anak di kelasnya yang membuatku memutuskan untuk duduk di bangku semen yang berada di depan kelas.

Tiba tiba ada seseorang yang menghampiri dengan baju hitam dengan aksen warna merah di leher dan pergelangan tangannya.

"Dek Ulya ya?" tanyanya dengan tubuh menjulang di depanku.

"Ha? eh iya kak, saya. Ada apa ya?" tanyaku dengan linglung.

"Oh tidak, hanya memastikan sambil mencoba menghafal calon penerus ekskul ini hehe" jawabnya dengan mengembangkan senyuman manis.

aku pun hanya mangut mangut, biasa penyakit magerku kambuh lagi.

"Eh dek, ayo masuk. Yang lain sudah mulai datang" ujarnya sambil melihat segerombolan anak yang masuk kedalam kelas di depanku.

"Oh, iya kak. Saya masuk dulu kak Firza" ujarku seraya bangkit dan melangkah menuju ruang kelas tersebut.

***

"Selamat Datang di Ekstrakulikuler Mading adek adek. Semoga hadirnya kalian disini membawa warna baru bagi ekstra mading smasa magetan tercinta ini" Ujar kak Firza dengan semangat disertai mata yang berbinar binar.

"Nah untuk hari ini cukup perkenalan diri masing masing, karena tak kenal maka tak sayang" sambung seorang kakak yang ku kenal bernama Yesi.

"Oke perkenalan dimulai dari..... hem kamu!" sambung kak yesi dengan telunjuk yang mengarah kepadaku.

"Hah? oh, saya?" tanyaku memastikan.

"Iya kamu dek. Ayo maju kedepan dan perkenalkan dirimu. Formatnya Nama lengkap, nama panggilan, kelas, hobi, cita cita, motto, dan alasan masuk ke dalam ekstrakulikuler mading. Ayo silahkan" ujar kak Yesi dengan panjang lebar.

Aku pun akhirnya bangkit dengan diikuti berpasang pasang mata yang menatap kearahku. Setelah sampai di depan, aku memposisikan badan menghadap ke arah teman teman yang beberapa aku kenali karena satu kelas mpls ataupun satu sekolah smp dulunya.

Kemudian aku menarik nafas perlahan dan mulai angkat bicara, "Halo teman teman" ujarku berusaha ramah sambil mengembangkan senyum terbaik.

"Hai" koor semua orang yang berada di dalam kelas tersebut.

"Perkenalkan Nama saya Ulya Afifah. Kalian bisa memanggil saya Ulya. Saya berasal dari kelas 10 MIPA 6. Hobi saya ada banyak, menyanyi, membuat cerpen, membaca buku apa saja,dan juga memasak. Cita cita saya ada banyak juga, ingin pergi ke Tanah Suci bersama keluarga besar, Menjadi usahawan muda, dan Menjadi Dosen sekaligus Astrononer Indonesia. Motto saya, Lebih baik mencoba serta gagal berkali kali dari pada tidak pernah mencoba sama sekali. Kemudian alasan saya masuk mading seperti yang tertera dalam formulir, karena kakaknya asyik dan hiasan madingnya lucu lucu. Akan tetapi itu awalnya saja. Sekarang saya sudah mengerti mengapa saya tertarik masuk ekskul ini karena itu merupakan jiwa saya. Jiwa saya sebagian ada di dunia kejurnalistikan, jadi saya memilih ekskul ini. Sekian, Terima kasih" Ujarku panjang lebar.

Hening

Aku menatap bingung pada sekeliling, tapi kemudian aku berujar tanpa sadar "Apa ada salah atau ada yang ditanyakan?"

Ketika sadar aku langsung merutuk mulutku yang tidak bisa di rem.

Anjir malu!

"Ekhm, oke dek Ulya, silahkan kembali ke tempat dudukmu lagi ya"
Ujar kak Firza setengah linglung mungkin.

"Iya kak" Ujarku dengan santai lalu melenggang kembali ke tempat dudukku yang tadi.

***

Akhirnya pulang. Setelah 1 jam yang dihabiskan untuk perkenalan tiap anggota baru, akhirnya aku bisa pulang dengan perasaan senang dan riang. Ketika aku berada di parkiran sekolah aku merasa telah di panggil seseorang, Karena itu sekarang aku tengah mencari cari siapa yang memanggil namaku.

"Dek Ul, tunggu dulu!"

Suara itu dari arah belakang, maka aku memutuskan untuk memutar tubuh sebesar 180 derajat.

"Hosh hosh hosh. Dek cepet amat jalannya" Ujar sosok yang tadi memanggil manggil namaku.

"Ada apa kak?" tanyaku seraya menaikkan alis.

"Huh? Oh iya, hem gimana ya" ujarnya yang terkesan malah bertanya balik.

"Kalau gak ada ap-"

pluk

"Semangat ya kejar cita citanya" ujar kak Firza a.k.a sosok yang memanggil namaku tadi dengan telapak tanggannya hinggap di atas kepalaku lalu mengusapnya dengan pelan.

Dan jangan tanyakan keadaanku. Karena aku dan patung hampir tak ada bedanya.

Asem kak Firza ganteng!

eS-eM-A[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang