Kepada, Pembina Upacara hormat! Grak!
Aku memandangi kegiatan ospek anak kelas sepuluh dengan tatapan penuh minat sembari mengunyah jajan se-kantung yang aku bawa dari rumah.
Melihat adek kelas yang di ospek seperti ini adalah hiburan tersendiri bagi kami yang merupakan 'senior' yang masih fresh haha.
Diantara osis yang berbaris itu, kulihat ada kak Firza yang sibuk dengan kamera ditangannya. Ada juga Fathur yang tampak ikut berbaris bersama adik adik kelas karena ia merupakan pendamping kelas.
Lalu, mataku beralih menyapu sisi lain loby ketika merasa namaku dipanggil oleh seseorang.
"Ulya!"
Nah, benarkan? Aku menoleh pada Reza yang masih mengatur nafasnya yang ngos ngosan karena berlari.
"Kita sekelas yey!" Ujar Reza dengan mata berbinar binar.
"Ha?" Sontak saja aku cengo. Dari mana Reza dapat info seperti itu?!
"Ayo ke BK! Disana ada pembagian kelasnya!" Ujarnya dengan semangat.
Mengangkat bahu aku mengiyakannya saja.
Tak sampai satu menit, kami berdua sudah berada di depan ruang BK yang sudah sesak karena murid kelas 11 yang baru ini sibuk berdesakan demi melihat daftar kelas yang baru.
Sontak saja, tanganku ditarik oleh Reza ke samping ruang BK yang lumayan sepi. Aku menyirit heran pada tingkah Reza itu.
"Kok kesini sih za?" Tanyaku terheran heran.
"Nih! Lihat!" Tunjuk Reza pada kaca jendela yang ada di depannya.
Aku hanya mengikuti arahannya dengan diam. Sampai mataku akhirnya berhenti pada satu nama, yaitu namaku yang berada di urutan absen yang cukup akhir.
"Wah! Makasih za!" Ucapku dengan senyum manis kepadanya.
"Oke lah! Yok ke kelas baru!" Ujar Reza dengan semangat.
Belum sempat aku ditarik oleh Reza, aku merasakan ada sesorang yang menepuk bahuku.
"Ulya!" Seru Andra dengan lesu.
"Loh? Andra? Ada apa?" Aku menoleh padanya.
"Kita gak sekelas. Mana kelasku sama kelasku jauh lagi" bibirnya mencebik sok imut.
"Ya udahlah ga papa. Lagian masih satu area kan?" Ujarku padanya.
"Iya sih. Tapi gak seru aja kalo gak satu kelas sama kamu" ujarnya tak semangat.
"Yaudah deh. Terima aja. Lagian bukannya kamu sekelas sama pitaloka?!" Sewot Reza setelah terdiam beberapa saat.
"Apa sih za?! Aku gak ngajak kamu ngomong kali!" Ujar Andra sengit.
"Ye-"
"Udah!" Potongku sebelum Reza mengatakan sesuatu yang bisa memancing huru hara.
"Ayok za ke kelas! Dan Andra, kamu harus terima lapang dada! Kalo ada apa apa bilang sama aku, ga papa kok" ujarku meyakinkan Andra.
"Okelah" jawab Andra dengan lemas.
"Duluan ya Ndra! Semangat!" Ucapku sembari menepuk bahunya, lalu beranjak menggeret lengan Reza yang masih melayangkan tatapan permusuhan pada Andra.
Well, selamat datang di kehidupan kelas 11!
END
Alhamdulillah
Akhirnya setelah sekian lamanya cerita ini selesai juga.
Terimakasih buat teman-teman yang sudah mampir ke cerita ini.Apabila alur ceritanya ngebosenin maaf ya:)
Bukan tanpa sebab, tapi karena ini cerita ringan, jadi tak ada bahasan berat disini.Oh iya!
Sekarang aku mau ganti akun ya gaes, nanti aku tulis di profil aku. Aku ganti akun karena akun ini udah lupa aku kata sandinya apa haha.
Abis baca cerita ini, mohon tinggalkan jejak ya:) Makasih hlo udah mau baca cerita gaje kayak gini haha.
Sekali lagi, makasih!
Magetan, 20 April 2020
Yoyo
KAMU SEDANG MEMBACA
eS-eM-A[selesai]
Short StoryCuma kisah absurd murid eS-eM-A Start : 25 Maret 2019 Finish : 20 April 2020 Author ini beralih akun ke @upikabu25