Pagi ini kabut tebal sekali. Dingin. Entah berapa suhu saat ini, yang pasti aku terus memacu motorku menuju ke sekolah untuk menimba sebongkah ilmu.
Meski ada rasa gugup kali ini, aku mencoba berpikir positif mengenai segala kemungkinan yang terjadi di ruang UAS nanti.
Yeah, hari ini aku- um ralat, hari ini seluruh siswa siswi SMANSA kelas 10 dan 11 akan melaksanakan UAS(Ulangan Akhir Semester). Jangan tanyakan kemana perginya kakak kelas 12. Mereka tentu sudah berbahagia di rumah, atau sedang mengikuti seleksi masuk angkatan.
Oke, lupakan saja tentang kakak kelas. Hari ini semestinya aku berangkat lebih siang, tapi kebiasaan berangkat pagi pagi buta tak bisa ku hilangkan mau bagaimana lagi? Hari ini karena UAS maka masuknya sekitar jam 7 pagi. Biasanya sekolahku itu masuk pukul 06.30 sehari harinya. Fantastis kan sekolahku itu? Tapi inilah yang membuat murid muridnya disiplin dan terkenal serta menyebar di seluruh Nusantara dengan segala kesuksesannya.
Bukan sombong, tapi alumni sekolahku memang orang orang hebat. Mereka menjadi contoh yang sangat baik bagi adik kelasnya. Jadi, kami pun harus membuat mereka bangga, tak hanya 'numpang' nama besar saja. Eh?
Kali ini aku sudah sampai di ruangan 25. Ruang tempatku mengerjakan soal selama beberapa hari ke depan. Dan setelah di lihat lihat ruang ini cukup kecil dari ruang kelasku. Atau, ruang kelasku saja yang terlalu luas? Entahlah aku mulai pusing.
Setelah berkeliling mencari bangku dengan nomor peserta ujianku, aku pun langsung membersihkan meja dan kursinya dari debu. Aku memang suka kebersihan, maka dari itu, siap siap saja yang piketnya gak bersih pasti aku bakal nyinyirin orang itu sampe aku puas. Jahat? Gak juga sih. Kalau mereka sudah mengerjakan maksimal aku akan senang hati memberikan permen cuma cuma pada mereka sebagai reward.
Lokasi bangku ku ini cukup strategis. Terletak di deret depan guru dengan bangku nomor dua dari belakang akan membuatku tidak ketahuan jika melakukan sesuatu.
Hei! Jangan menghakimi, aku juga murid biasa, yang kadang suka mencontek atau membawa beberapa catatan. Jangan di tiru ya? Cukup aku saja, kau jangan. Haha.
Satu persatu peserta ulangan sudah memasuki ruang dan menganbil tindakan yang sama denganku. Apa lagi jika bukan mengulangi pelajaran yang sudah dipelajari semalam?
Untung saja ruang ku ini hanya penuh anak anak dari kelasku. Jika tidak juga gak papa sih. Tapi contekan sama temen sendiri itu lebih enak haha.
Dasar aku.
Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 06.50, itu artinya kami diminta untuk mempersiapkan alat tulis di atas meja kami, serta pengawas diharuskan memasuki ruangan yang akan diawasi.
Begitu pengawas datang, kami berdoa. Dan langsung saja, tanpa basa basi, pengawas kami langsung membagikan soal, plus jawabannya.
Dengan membaca istigfar berkali kali dalam hati, aku mulai menggoreskan pensilku ke lembar jawaban.
***
Akhirnya! UAS sudah terlewati hoho!
Kali ini kami -aku dan teman sekelas- memutuskan untuk nobar lagi. Dan kali ini film nya adalah film yang benar benar membuat kita semua yang nonton, bahkan cowo cowo di kelasku tegang. Iya, suer. Ga nipu. Coba tebak film apa?
Kasih tau gak ya? Hum, film yang kami tonton adalah...
The Meg
Iya, yang ceritanya tentang hiu purba super besar yang keluar dari palung itu, yang ngobrak abrik ketenangan manusia. Padahal manusia duluan yang ngobrak abrik ketenangan si Meg.
Kami, bahkan cowo cowo pun ikutan histeris saat melihat aksi luar biasa yang ada di film itu.
Agak lucu sih anak anak cowo berteriak histeris seperti itu selain mereka mabar. Beuh, kelasku itu semuanya suka mabar! Ga cowo cewe kalo mabar pasti disertai dengan serentetan nama binatang yang seolah olah di sensus, seperti penduduk.
Setelah kami nobar sekelas -ditambah beberapa anak entah berasal dari mana mereka- kami mulai terpecah pecah lagi. Ada yang bergosip, ada yang tik tok an, ada yang mabar, ada juga yang mojok.
Astagfirullah.
Ya gini deh, kalo udah gak pelajaran lagi. Bebas uy mau ngapain aja. Yang penting jangan colut sebelum bel pulang berbunyi. Nanti bisa bisa disuruh buat surat pernyataan lagi. Kan gak lucu?
"Woi, ada yang namanya Ulya?" teriak seseorang dari pintu kelas kami.
Ga ada sopan sopannya. Eh, aku kan Ulya?
"Aku!" Seruku terlalu semangat.
"Oh! Sini Ul!" Orang di depan pintu kelas ku itu masih nge-gas. Dia juga mengisyaratkan tangannya seperti menantang lawan. Well itu sih bagiku aja hehe.
Setelah sampai di teras kelasku aku bertanya padanya, "Siapa kau? Ngapain cari cari aku? Mau apa?"
"Et dah, buset. Santuy mbak!"
Yeu, nge-gas lagi ni bocah.
"Jadi gini, ini serifikatmu ikut olimpiade kemarin. Tadi udah ada pemberitahuan, tapi kamu gak dateng dateng. Dan pas sekali, aku orang terakhir yang ngambil sertifikat ini. Jadi, pak Didik nitipin ini ke aku" jelas orang itu panjang lebar.
"Oh. Oke, Makasih. Mana sertifikatnya?" Todongku.
"Nih"
Whoa, biru biru emas coy warnanya.
Tanpa memperdulikan orang itu aku melangkah masuk lagi ke dalam kelas.
"Eh?! Kau ga mau kenalan sama aku?" Orang itu berkata sambil nge-gas lagi.
"Gak penting!"
"Yaudin, nama ku Reza! Bukan Reza Rahardian! Salam kenal Ulya!" Ujar si Reza-reza itu.
Lah, emang aku nanya?!
KAMU SEDANG MEMBACA
eS-eM-A[selesai]
Short StoryCuma kisah absurd murid eS-eM-A Start : 25 Maret 2019 Finish : 20 April 2020 Author ini beralih akun ke @upikabu25