Hari Terakhir Bersama...

84 5 0
                                    

Halo guys!

Hari ini, kami -aku dan teman sekelasku- bergotong royong membersihkan kelas untuk terakhir kalinya. Well, memang sih terakhir kalinya. Soalnya besok sudah pembagian raport semester genap. Dan itu artinya kita akan naik ke kelas 11! Cihuyy.

Nano nano sih rasanya. Sebenernya gak pengen juga pisah sama temen temen sekelas. Udah nyaman lah istilahnya hehe.

Ya, tapi mau gimana lagi? Setiap pertemuan, sepaket dengan perpisahan bukan?

Jadi, dari pada kita mellow mellow gaje gini mendingan kita happy happy. Betul kagak? Haha.

Jadi gini, selepas kita bersih bersih kelas, biar kelasnya nyaman buat adek kelas nanti, bel pulang sekolah berbunyi. Aku dan temen sekelas sih udah rencana mau dolan ke Sarangan. Fyi, Sarangan itu salah satu telaga alami yang ada di Kabupaten Magetan. (Coba kalau yang mau tau silahkan cari di google ya!)

Kami merencanakan untuk happy happy disana buat kenang kenangan terakhir karena kita udah gak sekelas lagi.

Dan akhirnya, sampailah kita di Sarangan yang lagi agak sepi pengunjung. Iya, agak sepi karena ini bukan weekend atau musim liburan. Kalau udah musim liburan pasti rame banget!

Oke, singkat cerita kami sudah menyewa beberapa tikar dan membawa tikar itu ke taman yang letaknya naik ke atas kaya bukit gitu. Dari sana pemandangannya bagus banget, bahkan geng dikit dikit ckrek kelasku udah mulai beraksi.

Mengabaikan geng itu, aku duduk di ujung bukit itu sambil selonjoran. Uh! Anginnya seger gila.

"Woi! Pada mau sate gak nih?! Sapa yang titip?!" Teriak Fathur sebagai ketua kelas yang baik dan budiman yang juga siap jadi babu nya bocah bocah ini.

"Aku thur!"

"Aku! Kelinci yo!"

"Ayam thur!"

"Aku pecel thur!"

"Ngopi la thur ngopi!"

"Es teh anget!"

"Heh! Udah udah jan pada brisik! Sini! List dulu satu satu urut absen!" Ujar Riska galak seraya membuka ponselnya untuk mencatat pesanan bocah bocah yang sudah teriak teriak gaje ini.

Setelah urusan makanan selesai, anak anak kembali normal dan tidak ada lagi teriakan membahana dari mereka. Sementara itu, Riska dan Fathur segera melesat menuju kios kios pedagang makanan yang ada di bawah bukit.

Aku kembali duduk selonjoran di ujung bukit sambil menatap telaga yang ombaknya cukup besar karena banyak Speedboat yang asyik berlalu lalang.

"Ul!" Panggil Andra ketika ia telah duduk selonjoran juga di samping ku.

"Apa?" Tanyaku menoleh kearahnya.

"Aku udah putus sama Pitaloka" ujar Andra terlihat sangat payah.

"Oh" sahutku lalu kembali memandangi telaga yang airnya berwarna hijau itu. Sambil berpikir, apa yang ada di dalam pulau di tengah telaga itu.

"Kok cuma 'oh' doang sih?!" Ujar Andra kesal.

"Ya terus? Aku harus ikutan mellow mellow gitu? Ato malah nembak kamu biar punya pacar baru?" Ujarku malas.

"Opsi terakhir kayaknya boleh tuh!" Ujar Andra cengengesan.

"In your dream!" Sahutku ketus.

"Ck! Yaudahlah. Btw, si Pitaloka ngaku sama aku, kalo dia sama si Firza itu emang mau dijodohin. Dan mereka udah kenal dari orok. Hah! Kasian aku sama si Firza" ujarnya panjang lebar.

"Loh? Ngapain kasian sama kak Firza? Orang kak firza juga satu spesies kok sama pitaloka" sahutku tidak terima.

"Ah! Masa sih? Dilihat juga si Firza itu baik loh" ujarnya setengah bingung.

"Idih! Aku satu ekstra sama dia! Udah hapal di luar kepala ini" sahutku tak mau kalah.

"Hem, yaudah deh. Percaya aja aku" putus Andra sembari mengangkat bahunya.

"Woi! Klean dua orang pacaran mulu! Sini! Nih makanannya dateng!" Teriak fathur dari belakang sana.

"Apasih lo thur?!" Aku melotot tak terima pada Fathur.

"Eh! Udah udah! Ayo makan! Dari pada berantem, mending makan. Orang acara ini kan buat fun kita kita, bukan buat berantem! Gece!" Riska memang selalu menengahi dalam dunia adu mulut di kelasku.

"Iya!" Ujarku dan Fathur serempak.

Anak anak yang lainnya hanya geleng geleng kepala karena sudah terbiasa melihat ku dan Fathur adu mulut. Sementara Andra terkekeh-kekeh du sampingku sampai aku bingung sendiri melihatnya. Apalagi ketika tangannya bergerak mengacak acak rambutku yang tergerai.

"Aku do'a in kamu jodoh sama Fathur" ujar Andra cengengesan.

Sontak saja mataku ini melotot tidak santai pada kata katanya.

"Ogah! Mati aja kamu Ndra!" Sahutku sambil mengejar Andra yang ternyata sudah lari duluan meninggalkanku.

Akhirnya hari itu aku habiskan bersama teman teman sekelasku yang sudah satu tahun terakhir ini menjadi 'keluarga' pertama yang aku dapatkan di sekolah ini.

Meskipun nanti kita tidak satu kelas lagi, aku berharap mereka tetap menjadi orang yang sama. Orang yang tingkah lakunya agak miring tapi otak encer level Einstein.

Semoga kita bisa bersama meraih impian di masa depan dan dapat mewujudkan tujuan nasional Indonesia. Yaitu, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Semoga kami bisa menjadi pemuda bangsa yang membanggakan, yang saling toleransi, dan beraatu untuk kemajuan bangsanya.

Terimakasih atas satu tahun yang telah kita lewati teman. Selamat menempuh kehidupan sebagai 'senior'!

Part depan udah END ya!
Makasih yang udah mau baca sampai udah menuju Epilog-nya.
Jangan lupa vote ya!
Makasih:*

Yoyo

eS-eM-A[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang