Namanya Arjuna Mahesa, penghuni kostan bu Arum yang paling ganteng menurut dirinya sendiri. Alasan Juna lebih milih ngekost dibanding tinggal di rumah orang tuanya karena alasan klasik yaitu biar lebih cepet sampe ke sekolah. Kalau dari rumah aslinya dia harus dianter naik mobil sama papa dan itu makan waktu 30 menit. Kebayang kan sejauh mana dari rumah ke sekolahanya.
Hari ini anak itu gak masuk sekolah karena alesannya meriang akibat nerobos hujan sama Reyhan, penghuni kost lain yang seumuran sama Juna. Padahal Reyhan aja bisa masuk sekolah dengan keadaan sehat tapi si Juna malah KO.
Sebagai anak muda zaman sekarang Juna manfaatin waktu meliburkan dirinya dengan main PS yang tersedia di kamar. Tadi habis bantu Adithya sama bu Arum masak makan siang Juna langsung ngacir ke lantai atas kamarnya.
"Juna! Arjuna turun, mau makan gak kamu?" suara Adit terdengar dari luar kamar Juna.
"Sebentar mas, aku pake baju dulu."
Juna narik asal susunan kaos warna putih didalam lemari bajunya yang rata-rata di dominasi pakaian berwarna black and white. Kebiasaan dia tuh telanjang dada kalau lagi di dalam kamar. Udah ngerasa ganteng dan wangi Juna keluar kamar nyamperin mas-nya, padahal cuma mau makan siang segala pake parfum.
'Arjuna Mahesa harus wangi, mau gak mandi sebulan juga.'
"Cepet banget mas masaknya."
"Heeh, tadi Zidan udah pulang langsung bantu aku sama bu Arum."
"Mas Zidan udah balik? Tumben banget."
Adithya gak jawab pertanyaan Juna. Dia mau bantu bu Arum lagi ngurus sisa masakan yang belum matang.
Di ruang makan udah rame sama penghuni yang jadwal hari ini pulang cepet. Tapi ada satu yang menjadi perhatian mata hitam Juna, cowok berambut coklat terang yang lagi duduk di samping Zidan sambil ketawa-ketawa.
"Kamu kok bisa nyasar Vin?"
"Ihh salahin mas Fahmi yang males anter aku ke kostan." Si cowok coklat terang cemberut lucu, dan itu masih dalam jangkauan penglihatan Arjuna.
"Kamu kan naik taksi online. Masih bisa nyasar?" kali ini Adit yang nanya.
"Supirnya buta arah kali mas. Orang aku udah cantumin alamat yang bener eh dia malah muter-muter gak jelas." Rengutan bibir si rambut coklat makin bertambah.
Juna masih nyimak dan nebak-nebak siapa cowok rambut coklat yang keliatan akrab banget sama mas-masnya. Kalau anak tetangga gak mungkin soalnya tetangga mereka itu kebanyakan anak kecil semua bukan cowok remaja sepantaran dia.
"Udah-udah nanti Fahmi biar ibu marahin." Bu Arum ngelus rambut coklat milik bocah itu.
"Cubit sekalian bu, mas Fahmi nya." Dia ketawa gemes.
Aduh kok lama-lama Juna merasa gak dianggap ya. Padahal dia duduk ditengah-tengah mereka yang sibuk ngobrol sama bocah gak jelas ini. Badan Juna kan gede masa gak keliatan sih, sakit hati lama-lama dia nih.
"DAFFA YANG GANTENG PULAANG YUHUUU"
Muncul cowok lumayan pendek pakai seragam putih abu-abu khas anak SMA. Namanya Daffa Abimana temen satu sekolahnya Arjuna yang juga penghuni kost ini.
"Hilih ganteng, urusin dulu tinggi badan lo." Juna yang lagi kesel nyeletuk sadis.
"Wah ngajak gelut ini bocah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Junalvin | kookv
FanfictionArjuna Mahesa dan Alvin Hanindi Dua nama yang bersatu karena takdir yang memilih. [ kookv au! lokal ]