Juna berdiri di depan pintu kamar Alvin, dia berniat ingin meminta maaf sama Alvin karena kecerobohannya yang membuat anak itu harus menunggu hingga kehujanan.
Tapi sudah hampir sepuluh menit Juna berdiri menghadap pintu coklat itu tanpa melakukan apapun―entah itu mengetuk pintu atau memanggil Alvin dari luar kamar, tapi opsi kedua sangat kurang sopan untuk ukuran orang yang mau minta maaf.
“Juna? Ngapain kamu disitu?”
Saking sibuknya memikirkan kalimat apa yang cocok untuk dia ucapkan nanti di depan Alvin―Juna gak sadar di depannya Adithya berdiri dengan memegang handuk basah yang pastinya bekas Alvin mengeringkan badan atau rambutnya.
“Alvin ada di dalem mas?”
“Ada baru aja selesai mandi, kenapa? Kamu mau minta maaf sama dia?” tanya Adithya.
Juna ngangguk semangat tapi dia lupa kalo masih bingung mau ngomong apa nanti buat minta maaf sama Alvin setelah kesalahan dia yang bahkan nimbulin luka buat perasaan Alvin.
“Minta maaf yang serius Juna, mas gak bisa bantu kamu sekarang―”
“Semua tergantung Alvin dia mau gak maafin kamu.”
Adithya mendekati Juna lalu menepuk bahu cowok di depannya yang sudah dia anggap seperti adik sendiri.
“Mas kalo jadi Alvin pasti sakit hati banget. Berkali-kali kamu nyaikitin dia Juna tapi Alvin masih mau maafin kamu.” Kata Adithya sambil menatap Juna serius.
Ingatan Juna berputar mengingat awal pertemuan dengan Alvin, bagaimana dia dulu sangat tidak menyukai Alvin tapi karena senyuman yang mirip mendiang ibunya dia merasa ada yang mengganjal waktu melihat Alvin nangis.
Alvin menangis sama aja dia menghilangkan senyuman seorang ibu yang sangat dia rindukan―walaupun dengan orang yang berbeda tapi senyuman Alvin mengobati rasa rindunya.
“Aku gak tau harus ngomong apa sama Alvin nanti.” Juna mengepalkan tangannya, merasa bodoh dan marah setelah mengingat apa yang dia lakukan sama Alvin.
“Minta maaf aja gak cukup Juna, kamu butuh ngehilangin rasa benci Alvin buat kamu.”
Benci? Jadi sekarang Alvin udah benci sama dia?
“Belajar dewasa Arjuna karena gak selamanya kamu bimbang sama perasaan kamu.”
Setelah ngomong kayak gitu Adithya langsung pergi ninggalin Juna yang masih betah mandangin pintu coklat kamar Alvin.
Kalo emang yang namanya karma itu ada mungkin sekarang Juna lagi kena karma―perasaannya buat Kinanti mulai goyah karena cewek itu mulai menuntut Juna dan disisi lain dia harus memperbaiki hubungan pertemanannya dengan Alvin.
TOK! TOK!―Juna mengetuk pintu kamar Alvin.
“Kenapas mas Adit? Masuk aja aku udah pake baju kok.” Suara Alvin terdengar setelah Juna mengetuk pintu.
Merasa tidak ada jawaban Alvin jadi penasaran siapa yang ngetuk pintu kamarnya.
CKLEK!―pintu kamar Alvin terbuka.
Alvin hampir aja loncat ke belakang karena ngeliat Juna yang berdiri di depan pintu kamarnya sambil senyum―tapi senyuman Juna terkesan canggung.
Melihat Juna tersenyum wajah Alvin langsung berubah drastis menjadi datar dan terkesan dingin, seperti bukan Alvin pada biasanya yang selalu senyum ke semua orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Junalvin | kookv
FanfictionArjuna Mahesa dan Alvin Hanindi Dua nama yang bersatu karena takdir yang memilih. [ kookv au! lokal ]