“Mas Adit makasih buat makan malamnya, sup ayam buatan mas Adit enak!”
Adithya tersenyum membalas pujian dari Alvin, makan malam mereka di kostan makin ramai karena ada Alvin yang menjadi bahan godaan Daffa, Gibran dan Reyhan.
“Sama-sama Vin, bagus kalo kamu suka.”
“Iya dong suka banget, aku pamit ke kamar ya mas mau nelpon bunda.”
Adithya mengacungkan jempolnya sambil mengangguk. Malam ini Alvin mau nelpon bunda, gak tau kenapa tiba-tiba dia kangen denger suara wanita kesayangannya ini.
Alvin memasuki kamarnya yang sudah tersusun rapih, tidak ada lagi barang-barang milik Juna. Omong-omong setelah kejadian tadi di sekolah Alvin jadi memberi jarak antara dia dan Juna. Bukan karena sakit hati Juna mengatai dirinya homo karena itu fakta tapi dia takut saat dekat dengan Juna jantungnya bekerja dengan tidak normal entah karena takut atau hal lain.
“Kangen bunda . .” Alvin menekan layar ponselnya dan segera menghubungi bundanya.
“Halo Hanin? Kenapa nak?” Panggilan tersambung.
“Bundaaaa Hanin kangen.”
“Astaga bayinya bunda kangen?”
Refleks Alvin mengangguk. “Iya kangen banget.”
“Bunda juga sayang, udah makan malam?”
“Sudah bun tadi mas Adit yang masakin, dia masak sup ayam enak banget!”
Posisi tidur Alvin berubah jadi memeluk guling, dia jadi kangen masakan bundanya. Apalagi pepes tahu! Makanan kesukaan Alvin.
“Mas Adit siapa?”
“Oh dia penghuni kost bun, orangnya baik banget.”
“Syukur kamu betah disana Hanin, bunda sempet khawatir sama kamu.”
“Tenang Hanin baik-baik aja bunda, bunda udah makan belum?”
“Udah sayang, mbak Bunga bikin pepes tahu sama tumis kangkung tadi. Masakan kesukaan kamu.” Terdengar suara menggoda bunda untuk Alvin.
“Ihh bunda jahat! Hanin mau juga pepes sama tumis kangkungnya.”
“Iya nanti bunda suruh mas Fahmi kapan-kapan anterin kesana.”
“Bener ya bunda?”
“Iya sayangnya bunda.”
“Bun Hanin mau nanya.”
“Nanya apa Hanin─astaga Rio jangan lari sayang.”
Alvin bisa mendengar suara anak kecil berteriak ‘kak Hanin’. Itu keponakannya yang berarti anak dari mas Fahmi.
“Itu ada Rio bun?”
“Iya dia tau kamu nelpon, sengaja loud speaker─iya Rio ini kak Hanin mau ngomong?”
“Rio, ini kakak kangen gak?” Alvin jadi beneran mau pulang ke rumah.
“Dia malah kabur, mas-mu baru aja pulang.”
“Ih kangen suara cempreng Rio bundaaa.”
“Kapan-kapan kamu pulang Hanin, oh tadi mau nanya apa?”
Alvin terdiam sebentar sambil menggigit bibirnya, kebiasaan kalau dia sedang ragu.
“Bunda bangga punya Hanin?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Junalvin | kookv
FanfictionArjuna Mahesa dan Alvin Hanindi Dua nama yang bersatu karena takdir yang memilih. [ kookv au! lokal ]