26 ; Permen kapas

5.6K 619 226
                                    

“Juna, kita pulang ya. Jaga diri kamu jangan bandel, nitip Luna jaga dia baik-baik.”


Ibu Juna memeluk anak sulungnya. Karena mereka berdua di kejar waktu untuk pekerjaan di negara orang, jadi mau gak mau pertemuan singkat ini harus selesai. Padahal dia masih kangen dan mau ngobrol banyak sama Juna.


“Iya mah. Kalian juga jaga kesehatan, kerja boleh tapi harus bisa ngatur waktu istirahat.” Kata Juna, badan besar Juna merengkuh tubuh ibunya.



Juna itu emang kadang keliatan bocah banget, keliatan sifat remajanya─tapi di sisi lain dia juga bisa bersikap dewasa. Contohnya kayak sekarang.



“Luna sayang jangan nakal ya? Gapapa mama tinggal sebentar nanti main sama kak Juna ya?” Gantian dia memeluk putri kecilnya.


Bocah perempuan itu ngangguk. “Iya mama Luna gak nakal kok.”


“Anak pintar─oh iya mama boleh minjam ponsel kamu sebentar?” Tanya ibunya.


Juna merogoh saku celananya, meraih ponsel hitam berlogo buah apel. Tau pasti kalian itu ponsel merek apa.


“Buat apa mah?” Tanya Juna sambil ngasih ponselnya.


“Mama ganti nomor sayang. Jadi kamu harus simpen nomor ini buat hubungin mama kalo ada sesuatu.”


Juna ngangguk aja ngeliatin ibunya yang sibuk ngotak-ngatik ponsel Juna. Walaupun di pakein pengaman juga wanita itu tau apa pin pengaman di ponsel Juna.


Tanggal lahir Aluna, bukan tanggal lahir dia atau mendiang ibunya.


Habis masukin beberapa digit angka terpampang homescreen ponsel Juna. Biasanya anak sulungnya ini jarang atau gak pernah sama sekali pake foto sendiri buat di jadiin wallpaper─kadang pake foto Aluna tapi lebih sering pake foto pemandangan hasil jepretan kamera.


Tapi kali ini enggak keduanya. Bukan hasil jepretan Arjuna ataupun foto menggemaskan Aluna. Wanita itu sedikit terkejut melihat wajah seorang remaja laki-laki yang sedang tertidur pulas menjadi wallpaper di ponsel anak sulungnya.


Bukan Juna banget masang foto orang lain dijadiin homescreen  ponselnya.


“Juna? Ini siapa?” Ibunya mengulurkan ponsel Juna kearah yang punya.


“Siapa Juna?” Tanya ibunya.


Juna diam. Bingung mau jawab gimana pertanyaan ibunya itu. Pasti wanita ini kaget ngeliat foto yang gak dia kenal terpampang di layar ponsel anaknya. Bahkan dalam pose tidur─pastinya diambil saat posisi yang motoin deket banget sama yang di foto.


“Temen kamu? Tumben di jadiin wallpaper.”


Bukannya jawab Juna malah merebut ponselnya dari tangan ibunya. Dia masih mikirin jawaban apa yang pas buat ibunya ini.


“Bukan siapa siapa mah. Gak penting.” Jawab Juna, nada suaranya sedikit kaku.


“Hm bukan siapa siapa? Terus itu?” Ibunya menunjuk layar ponsel Juna yang menampilkan layar hitam.


Wanita ini tau ada sesuatu yang di sembunyiin sama anaknya ini. Bukan Juna kalau ditanya jawabannya ragu-ragu gitu. Anak sulungnya ini tegas, keturunan suaminya.


Keliatan juga dari mata Juna yang ngelirik kanan-kiri. Kayak nyari sesuatu atau emang lagi nyari jawaban yang pas buat ngeles pertanyaan ibunya.


Jari-jari lentik wanita itu mengusap lengan anaknya. “Kenapa sayang? Ada yang kamu tutupin?”


“Enggak mah.” Muka Juna keliatan kaku, bingung mau jawab apaan.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Junalvin | kookv Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang