03 ; Alvin Hanindi

4.8K 619 60
                                    

Alvin Hanindi, adik dari Fahmi Wardana mantan penghuni kostan bu Arum yang sekarang sudah membangun rumah tangga. Alvin anak bungsu di keluarganya dia remaja yang kelebihan semangat alias hyperaktif. Sekarang duduk dibangku kelas 11 sekolah menengah.

Banyak yang bilang Alvin ini aneh karena hobinya senyum terus. Keadaan apapun Alvin pasti nyempetin buat senyum, pernah dia dibully karena come out tentang orientasi seksualnya tapi dia masih bisa senyum kearah anak-anak yang tega bikin badan dia bau isi dari tong sampah.

Iya Alvin ini penyuka sesama atau bisa disebut Gay. Keluarganya udah tau dan mulai nerima Alvin walaupun awalnya kaget sampe bikin bundanya masuk rumah sakit.

Sekarang kakaknya mindahin dia ke sekolah baru karena faktor Alvin  yang di jauhin sama hampir semua teman satu sekolahnya.

Hikmah dari cerita singkat Alvin, gak semua temen nerima kita apa adanya.

“Nak Alvin kamar kamu disini ya, tapi di dalam masih ada barang punya Juna.”

“Barang apa bu?” Alvin nerima kunci kamar dari bu Arum.

“Kurang tau Vin, coba kamu tanya aja sama Juna langsung ya?”

Ibu arum menepuk pundak sempit Alvin dan pamit pulang ke penghuni kostan yang sedang kumpul di ruang tengah tanpa Alvin, Karena anak itu harus mengurus kamarnya.

Sesuai perintah Ibu Arum, Alvin turun ke lantai bawa tempat mereka kumpul sambil ngobrol sesuatu yang Alvin gak tau. Niat dia mau nanya ke Juna barang apa yang ada di kamarnya, sekalian minta teman barunya itu mindahin.

“Eh ini siapa? Kok aku baru liat ya.” Suara cempreng berasal dari cowok tinggi yang duduk di samping Juna.

“Namanya Alvin penghuni baru kamar bekas mas Fahmi.” Adithya yang menjawab.

“Halo nama aku Alvin, salam kenal ya.” Seperti biasa cowok pirang itu senyum sampai membentuk kotak.

“Alvin manis banget ya, suka senyum lagi.” Celetuk Daffa yang lagi cemilin kacang rebus.

Yang dipuji semakin melebarkan senyumannya sampai mata coklat Alvin menyipit. Menambah kadar kemanisan seorang Alvin Hanindi.

Juna ikut memperhatikan anak itu, dia mulai risih dengan Alvin karena kejadian tadi sebelum makan siang. Dimana Alvin memuji dirinya ganteng dengan pipi yang kalau di ingat lagi terdapat rona tipis, hal itu membuat Juna risih dan mensugesti dirinya agar tidak berinteraksi lebih dengan Alvin.

“Hehe makasih, oh aku hampir lupa.” Alvin menepuk pelan jidat tertutup poni halus.

“Kenapa Vin? Kamu butuh bantuan?”

Mahendra Prasetya cowok berkacamata  selaku pimpinan bagi penghuni kost angkat bicara.

“Engga mas. Aku cuma butuh Juna.”

Cowok berambut hitam yang duduk di karpet bulu langsung tersedak es jeruk buatan Adithya. Namanya disebut orang yang dia hindari entah karena apa cukup membuat Juna kaget dan tersedak minuman asam itu.

“Minum tuh pelan-pelan aja Jun.” celetuk cowok cempreng disamping Juna.

“Uhuk!—Kenapa butuh gue?” Juna menyeka lehernya yang ketumpahan es jeruk.

“Kamar aku mau dipake tapi kata bu Arum ada barang-barang kamu.”

Seluruh makhluk yang ada di ruang tengah kecuali Juna dan Alvin masih menunggu interaksi dua remaja ini.

Junalvin | kookv Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang