05 ; Hari pertama

3.7K 580 98
                                    

Hari ini, hari pertama Alvin bersekolah di sekolah barunya. Anak itu gugup bukan main bertemu orang baru dan suasana baru, ditambah dia takut teman-teman barunya nanti juga bersikap sama dengan teman di sekolah lamanya yang suka membully, itu juga karena faktor Alvin yang terlalu jujur dengan orientasinya.

“Vin nanti naik bis umum aja ya, siapin duit receh.” Suara Daffa terdengar, anak itu menuruni tangga karena kamarnya di lantai 2.

“Oke Daff makasih udah ngingetin.” Alvin melanjutkan kegiatan memasang dasi abu-abunya.

Zidan dan Mahen keluar dari kamar masing-masing, mereka berdua sudah berpakaian dengan rapih. Mahen seorang Chief Executive Officer di perusahaan ayahnya pria berlesung pipi itu termasuk orang berduit diantara penghuni kost yang lain. Sedangkan Zidan bekerja sebagai pelatih tari di studio milik sendiri.

“Wih udah rapih aja Daffa biasanya males mandi pagi.” Zidan mengejek Daffa.

“Enak aja, aku gak males mandi pagi mas.” Delikan tajam Daffa tujukan untuk Zidan, gak tau kenapa dia malu kebiasaan males mandinya ketauan Alvin yang pasti denger ejekan Zidan.

“Ngeles aja kamu kayak bajay.” Mahen ikut mengejek Daffa yang menahan malu karena tawa kecil Alvin terdengar.

Ohh Daffa males mandi ya mas?” Alvin bertanya dengan senyum jahilnya.

“Males banget Vin, kalo gak disiram air seember gak bakal mau dia mandi.” Kata Mahen, sambil melirik jahil kearah Daffa.

“Daffa jorok juga ya.”

“ENGGAK KOK!” Daffa ngegas setelah Alvin mengatai dirinya jorok, sampai kuping cowok itu memerah karena malu.

“Daffa masih pagi bacotnya ditahan dulu!” teriakan Adithya dari arah dapur.

“Gue gak jorok Vin, setiap hari gue mandi parfum. Yang jorok tuh si Juna.”

“Apaan lo bawa–bawa gue cebol.” Juna nyahut gak terima, dia denger sebagian pertengkaran gak jelas dibawah barusan.

“Lo jorok Jun, ganti kaos aja sampe 3 hari  baru diganti.”

“Badan gue wangi, mau gue gak ganti sebulan juga tetep wangi.”

Sekarang yang debat malah Arjuna dan Daffa. Mahen sama Zidan udah males aja kalo dua curut ini debat masalah gak penting, lebih baik mereka sarapan sebelum meluncur ke tempat kerja masing–masing.

“Wangi gigi lo dua, udah bau sampah kali badan lo.”

“Wah nyari ribut si cebol.”

“Hayuk lah gelut sini sama gue!”

“Kalian kenapa malah ribut?” Suara Alvin mengintrupsi aksi baku hantam yang segera terjadi beberapa menit lagi.

“Tinggal aja Vin, udah yuk nanti ketinggalan busnya.”

Reyhan dan Gibran yang entah sejak kapan berdiri disitu segera menarik Alvin keluar rumah, meninggalkan dua makhluk yang langsung mengejar. Mereka gak mau ketinggalan bus dan berakhir jalan sampe sekolahan.





Di bus umum Alvin duduk disamping Daffa, lalu Gibran disamping Reyhan dua manusia itu kayak gak bisa dipisah. Beda lagi dengan Juna yang duduk dengan cewek berambut sebahu yang terus menatap Juna kagum dan memuja ditambah pipinya yang memerah malu.

“Itu yang duduk disamping Juna siapa?” gak ada hujan gak ada angin Alvin melontarkan pertanyaan itu.

“Namanya Adinda Kinanti, salah satu cewek yang suka sama Juna.” Jawab Daffa seadanya.

Junalvin | kookv Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang