PERFECT LOYALTY

Tujuh

Setiap sahur gibran selalu menelpon ku sampai sampai aku sudah terbiasa dengan suara gibran kenath anendra

Gibran kenath anendra : udah gih sahur dulu nanti di sambung lagi telpon nya..

Akhirnya aku mematikan telpon gibran aku langsung ke bawah ikut sahur dengan keluarga ku

" agatha besok bunda ke jakarta ya,mau ngurusin surat pindah kamu.."

"iyah deh bun tapi bunda balik lagi kan?.."

"hm bunda balik lagi nanti pas mau deket ke lebaran tha.."

"selalu kebiasaan bunda pulang pas mau deket lebaran bunda gak kangen bikin kue sama nenek?.." protes ku

"hey thaa,syurga bunda mu itu sekarang ada di ayah mu jadi gak salah kalau bunda kamu itu ikut kesana kesini sama ayah mu.." sahut nenek

"tapi nek kan gak seru.." bawel ku ke nenek

"nanti kalau kamu sudah bersuami kamu bakalan ngerasain jadi sekarang udah di habisin makanannya bentar lagi imsak.." sahut kakek ku.

Pagi hari..
"bund,kenapa sii harus berangkat lagi?" sedih ku sampai memeluk bunda

"kan bunda mau ngurusin surat pindah kamu nak.."

"tapi kan aku masih kangen tau sama bunda,nanti aja yak berangkat ny yak bund.." tanya ku yang masih memeluk bunda

"nanti kan agatha ikut bunda sama ayah ke jakarta jadi udah dong jangan sedih.."

" nihh uang jajan buat gathaa beli es krim sana tapi di beliin nya abis buka puasa inget sama teman teman gatha" sahut ayah ku yang bernama hendraa
Ayah ku bekerja sebagai ketua pelabuhan tanjung priok.

" iyah deh yah,ayah sama bunda jaga kesehatan yak ayah kalau ada waktu langsung pulang kesini ah.." pinta ku sambil merengek.

" iyah nak,agatha jangan bandel jangan pusingin nenek kakek kalau main yang bener sii nak jangan di lapangan pulang pulang udah kayak donat coklat.." gurau ayah ku

" ih ayah justru masa masa di kampung ini gak bakalan di lupain sebelum gathaa pindah ke kota yang paanas.." jawab ku yang emang realita nya begitu kota jakarta

"yaudah,ayah sama bunda pamit dulu yak nak.mah,pak,titip agatha fairuz,farida jaga agatha.." pinta ayah ku yang tengah menyalami nenek dan kakek

" iyah hendra hati hati titip leta yak nak.." pinta nenek ku kepada ayah

"pasti mah,assalamualaikum.."

"walaikumsallam.."

Akhirnya bunda dan ayah ku pergi ke jakarta sepi lagi rumah buka dan sahur sudah tidak ada lagi mereka.

"agatha jangan main dulu nak bantuin nenek masak dulu.."pinta nenek ku yang tengah sibuk memasak di dapur

"iyah nek.."

"beliin bawang merah,daun sledri,sama goreng bawang ke warung bi neng.."

"mana cicis nya?"

Cicis itu uang yak teman teman karena aku ke nenek ku sangat manja jadi udah terbiasa bilang uang itu cicis sampe kebawa gede kebiasaannya..

"nih nekk,gathaa keluar dulu bentar yak nek arnetha ama ayna udah di depan rumah.." pinta ku agar di izinkan oleh nenek ku

"yaudah panggil dulu bibi mu di atas gih nanti baru nenek izinin.."
"siap nek. ."

"bibi.....bibii....."
Ah percuma aku triak dari bawah pasti bibi farida sedang tidur siang sampe belum bangun udah jam 4 sore.

Akhirnya aku ke atas dan benar saja bibi ku sedang tertidur pulas

" bii,bangun ih di panggil nenek suruh beres beres rumah agatha tadi udah masak giliran bibi.." alibi ku

"iyah udah sana bibi cuci muka dulu .."

"nek,bibi udah bangun aku main dulu yak dadah nek.."

"jangan sore sore main ny jangan jauh jauh.."

"siappp nekk!!.."triak ku yang sudah 5cm dari rumah

Di lapangan...

"rudy,rendy,dani nakhla kemana koq belum dateng kan janji nya jam segini?" tanya arnetha

"bentar lagi juga dateng.agatha kamu jadi keeper lagi yak.."

"ih aku jadi keeper mulu bosen ah kali kali aku yang jadi wasit gitu atau jadi pemain ny.."

"gapapa itung itung jagain jodoh orang.." canda rendy

"rendy batu sii ih gak jelas ..."

"eh itu nakhla thaa.."sahut ayna yang tengah memain kan ponsel ku

"hayy gathaa.." sapa nahkla

"hay juga nakhla.."
"kita ngobrol di situ yuk gak jauh dari anak anak koq.." pinta nakhla

"ayuk .."
"mau ngomong apa khla?" tanya ku
"kalau aku suka sama kamu mungkin gak sii?"

"perihal rasa itu tuhan yang tau dan kamu yang tau khla kemungkinan kamu suka sama aku." jawab aku

"tapi aku mohon banget sama kamu stay di sini ya aku gak mau ngeliat kamu jauh dari aku.." pinta nakhla

"khla,aku di sana ngejar cita cita aku kamu inget gak waktu kita kelas 1 SD smpe mau lulus SD ketika di tanya kelas kita di tanyain satu satu aku yang paling keras aku ingin jadi perawat di jepang.."

"tapi di sini juga bisa tha.."

" aku kepengen nambah wawasan aku khla apapun itu resiko nya aku bakal kejar cita cita ku yang satu ini.."

" jadi kamu tetep mau pindah tha?,,"
"yak seperti yang aku bilang apapun resikonya aku kejar mungkin rejeki aku buat berkembang bukan di kota ini lagi .."
" aku suka sama kamu tha.."
"aki juga suka sama kamu kalau kamu nahan aku buat gak pergi maaf aku gak bisa aku lebih milih kejar impian ku khla.."
" yaudah kalau emang itu keputusan kamu semoga jadi yang terbaik diantara yang terbaik yak tha.."
"makasih khla kamu juga harus sekolah yang bener ya jangan bandel.."
" ini ada kenangan dari aku.." ujar nakhla yang memberiku sebuah cincin walaupun bukan cincin beneran tapi rasanya rasa suka nahkla kepada ku itu beneran dan sungguh sungguh tapi maksud nakhla berbicara itu sudah menunjukan tidak mau berpacaran jarak jauh..

"eh udah dong curhatan ny jadi gak nih main bola udah pegel nunggu orang pacaran.." triak rudy,dani

"eh kesana yuk gak enakan sama mereka.." ajak nakhla memegang tangan ku..

Aku pun menghampiri arnetha dan ayna yang tengah duduk di lapangan
"gimana kamu terima nakhla ? " tanya arnetha

"gak aku nolak net,ay.."

"kenapa emangny?". Tanya ayna
"maksud pembicaraan dia tadi dia gak mau pacaran jarak jauh.."

"hmm tha, kalau boleh protes mah aku sama ayna sama kaya nakhla gamau sahabat jarak jauh sama kamuu tha.." ujar ayna yang sedih karena 2 minggu lagi mendekati lebaran idul fitri yang dimana setelah lebaran aku benar benar harus dan wajib pindah ke jakarta.

"aku juga gak mau jarak jauh sama kalian kalian itu sahabat terbaik buat aku.." sahut ku dengan muka sedih

"ahh udah pokokny nanti kalau ada liburan langsung pulang ke bandung okee.." ucap arnetha menghangatkan suasana dengan pelukan
Akhirnya kami bertiga berpelukan

"woy udah kaya teletubis aja jadi gak sii main bola.." sahutt rudy

"ehh iyah iyahhh maaff gaiss..." jawab kami bertiga

Akhirnya kami pun bermain bola dengan teman sekelas sampai menjelang magrib

"eh udah yuk pada pulang bentar lagi magrib biasa nya sii suka ada kelongwewe yang suka nyulik anak sepantaran kita ..." protes rendy

"kaburrr ....."