2. Kesal

41 7 2
                                    

             Memang menjadikan gue sebagai pacar lo itu sulit . Apalah daya ku yang hanya sebagai teman lo.

                            ♡♡♡

          Hari ini Azka di sibukan untuk membersihkan ruangan zira. Setelah selesai ruangan luar giliran ruangan zira yang udah gk ke rawat selama ratusan taun.Tapi entah kenapa cewe itu betah tinggal di sana. Namanya juga gk waras.

Selama azka beresin kamar, zira nampak memainkan ponsel dan laptop. Dia merupakan seorang penulis novelis terkenal karya nya sudah di terbitkan kemana mana. Namun siapa sangka kalau penulisnya kaya gini.

" Sampai kapan lo harus kaya gini zir ?". Tanya azka sambil meletakan beberapa buku di rak.

" Selama ada lo gue masih hidup ?". Jawab zira ngarang.

" Kalau gue mati gimana?" Ujar azka sambil duduk di sisi zira.

" Tinggal kubur aja lo dan gue. Gue gk bisa hidup tanpa lo " . Balas zira tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

" Lo itu dh gedhe Zir, lo itu harus berubah !! " Saran azka yang mungkin di acuhkan

" Bodo amat ".  Azka mendengar itu hanya bersabar dengan kelakuan temannya itu.

" lo tuh harus cari pacar emang gk mau nikah?". Ucap azka tersenyum

" Kan ada  lo ngapain harus cari "

" ogah gue , amit amit dh". Jawab azka bergidik ngeri.

" Setidaknya jadikan gue istri kedua atau istri ke 100 " . Ucap zira asal . Azka menjitak kepala zira. Dan mendapat raungan kesakitan.

"Kalau lo gk mau kan bisa ngadopsi gue sebagai anak lu " Celetuk  zira sekali lagi.

Lagi lagi azka mendengus kesal mendapat jawaban bodoh dari zira.

Zira memang seperti itu dia memang takut dengan beberapa cowo karena masa lalu yang kelam.

Zira hanya mempunyai teman sedikit karenar lainnya iri dengan zira yang hanya menempel pada azka . Cowo idaman setiap wanita. Namun zira hanya merasa bodo amat.

Akhirnya setelah selesai semua pekerjaan akhirnya ia mengambil kunci motor dan pamit kepada zira yang asik menonton drakor.

" Zir gue pamit dulu " Pamit azka.
" See you Hunny " Dia memberikan tatapan manja kepada azka. Dan membuat azka semakin kesal. Akhirnya ia melemparkan buku yang ada di meja sisi pintu ke arah zira.

" Yak!!!!" teriak zira sebal . Namun cowo itu dh lenyap di balik tembok.

" Lo gk ada berubahnya zir." Gumam azka pelan.

     Azka merebahkan diri di kamar setelah melakukan pekerjaan yang membuat dia harus meneteskan keringat. Bayangkan saja dirinya harus mengurus temannya yang kurang waras di tambah lagi yang super males . Tapi dia tak mempermasalahkannya. Mengurus zira sama aja ngurus bayi gedhe yang tak terurus.

" Azka!?" Panggilan lembut berasal dari luar pintu kamar azka .

" Iya ma, masuk aja pintunya gak di kunci kok ." ucap azka yang masih terbaring menatap langit lamgit.

Pintu yang berwarna putih itu di buka menampilkan wanita paruh baya yang membawa sepotong roti dan segelas susu.

" Azka, kamu nampak kelelahan. Habis dari rumah zira ya?" Tanya mama sambil meletakan makanan itu.

" Iya ma, Sumpah baru aja kemarin di bersihin sekarang jadi tempat pembuangan sampah ". Gerutu azka kesal.

" Belum jadi suami istri saja dah repot kaya gini hmm" Celetuk mama. Membuat azka menatap tajam.

" Udah aku bilangin berapa kali?bahwa aku gk pacaran ama dia kita hanya sebatas teman ". Jelas azka kesal.

" Udahlah az , mama menyetujui hubungan kamu kok " Ucap mama tertawa.

" Mama,," rengek azka.

" Udahlah lagian zira tuh  baik " Ucap mama tersenyum.

" Ah bodo ah. Males aku capek " . Azka berbaring kembali .

" Ya sudah habiskan makananmu dan istirahatlah." ucap mama itu menghilang di balik pintu.

' apa yang di pikiran mama ?' Batin azka. Ogah amat dia nikah ama zira. Emang zira cantik tapi what? Kelakuannya kaya anak gk ke urus.

Azka semakin kesal , kesal , dan kesal.

***

Votment ya. Gimana kalian setuju gk azka nikah ama zira. Sebelum nikah aja dh kek anak bapak gitu apalagi kalau dh nikah Gk bisa bayangin auto-'.

.
.
.
.

Tbc

The Friendship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang