24.Kunjungan

17 1 0
                                    

08.00

Avanza warna putih melaju bak membelah jalanan kota itu . fBeberapa kali pria itu membanting gas.

" Sialan kok gw tidur di bukit sih ".

Gumam pria itu yang tak lain azka sendiri. Bagaimana tidak dia tidur di bukit hingga seorang berkerumun membangunkannya .

" Hei anak muda , Apakah kau di usir dari rumahmu ". Ucap salah seorang di sana .

Sungguh hal yang memalukan bagi azka  . Dan kenapa dia bis lupa jika dia di suruh pamannya untuk menjemputnya  .

Azka mengemudi dengan sangat kencang mengabaikan kecepatan mobilnya.

Tak membutuhkan waktu yang lama mobilnya berhenti di sebuah parkiran di bandara.

Dia berlari menuju ruang tunggunyang disediakan di bandara mengabaikan tatapan aneh orang sekitar.

" Hei !!! Berhati hatilah nak ". Teriak orang yang di tabrak azka.

" Maafkan aku ". Ucap azka sambil berlari.

matanya menuju salah seorang sosok sekitaran 45 tahun sedang berdiri dengan sebuah koper di sampingnya.

" Ah maaf paman , Aku bangun kesiangan ". Ucap azka menunduk.

" Ah tidak masalah , " Ucapnya tersenyum ramah.

akhirnya mereka pergi meninggalkan bandara.

***

Kini zira tengah di rumah sakit di temani Muzza yang setia menemaninya.

" Sialan emang azka ". Gumamnya ketika melihat zira yang terus memanggil nama azka.

Mata wanita itu sudah beberapa kali mengerjabkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke pupilnya.

namun mulutnya yang nampak memanggil nama azka tak kunjung berhenti. Hingga suara ketokan pintu menghentikannya .

Seorang pria muncul dari balik pintu .

"Lo masih inget ma dia hah ". Ucap muzza.
" Gw kesini cuma nganterin paman zira doang. " Ucap azka dingin. jujur saat ini hatinya serasa berkecamuk melihat keadaan zira.

" Az jangan ninggalin gw ". Ucap zira dengan suara serak.

Azka hanya diam . Di dalam hatinya ingin sekali dia memeluk sahabatnya.

Pamannya pun datang setelah memesan Hotel di kota itu

" Hai zira bagaimana keadaanmu? Paman sempat khawatir jadi paman kesini di jemput Azka ". Ucap paman itu.

" Aku sudah agak mendingan Terima kasih paman sudah menjengukku ". Ucap zira pelan.

" Ahh ,, Paman membawakan oleh oleh untuk kalian ". Ucap Paman lalu menyerahkan sebuah bingkisan kecil.

" Nak azka tinggalah sebentar ". Ucap paman itu.

Azka nampak gelagapan.

" Tentu saja ". akhirnya.

***

Malam pun menjelang , Muzza akhirnya pulang kerumahnya di gantikan dengan azka yang kini menemaninya. Pamannya sudah pulang sore yang lalu .

" Az Lo marah ya ma gw ? "

"....."

" Gw tau kok gw salah gw emang manusia gk guna cuma bisa jadi benalu buat hidup lo "

"....."

" Setidaknya setelah keluar gw bisa cari yang lain jadi gw gk bakal bebani lo lagi".

DEG!!!

" Gw harap lo gk ulangi kesalahan lo lagi ". Ucapnya datar dan dingin.

Zira menutup matanya berharap esok azka nan berubah.


Tbc

.
.
.
.
.
.

Sory author bingung lupa alurnya gimana. Pastikan votment ya man teman.

The Friendship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang