05

20.2K 1K 21
                                    

Pagi ini, Mentari pergi ke taman yang tak jauh dari rumah mereka. Di sana, ia melihat banyak pasangan yang menghabiskan  di taman itu.

Mentari tak sengaja melihat seorang suami yang mengelus lembut perut istrinya yang sedang hamil. Jika boleh jujur, Mentari ingin sekali seperti itu. Tapi Lucas saja tidak sudi menyentuhnya. Jangankan menyentuhnya, melihatnya saja Lucas mungkin tidak sudi.

Mentari menghela napasnya panjang, memikirkan itu membuat hatinya kembali sakit. Mentari menunduk saat merasa air matanya akan menetes. Mentari  langsung mengusap air matanya agar tak ada yang melihatnya menangis. Di saat ia sedang menghapus air matanya, ia melihat sebuah bola menghampirinya. Ia pikir itu adalah bola dari salah satu anak yang bermain di sini. Dan benar saja, saat ia mendongak ia melihat seorang anak kecil berjalan menghampirinya untuk mengambil bola itu.

"Tante, Lia mau ambil bola Lia." Ucap anak kecil yang menghampirinya.

"Ini, Lia sama siapa ke sini? Kok sendirian?" Ucap Mentari sambil tersenyum lembut.

"Sama Papa. Tapi Papa lagi beliin Lia es krim." Ucap Lia sambil menunjuk ke arah seorang pria yang membelakangi mereka.

"Lia...astaga,Papa cariin. Kan Papa udah bilang jangan ke mana mana. Tungguin Papa di sana."ucap seorang pria yang Mentari tau sebagai seorang CEO ternama.

"Lia ngambil bola di sini."

"Lain kali jangan kayak gitu lagi, ya."ucap pria itu lembut.

"Terima kasih, anda telah menjaga putri saya. Kita belum kenalan, saya Zealand Alexandrov dan ini putri saya,Kaselia Alexandrov."ucap Sealand.

"Tak apa,aku juga senang bisa menjaga putri anda. Nama saya Mentari"

"Tante, kita main bola sama sama, yuk."ucap Lia semangat.

"Ayo."

"Tante kok duduk di kursi terus. Bangun dong, biar bisa main sama Lia." Ucapan polos Lia membuat Mentari menjadi murung.

Melihat perubahan Mentari, Zealand menegur putrinya itu.

"Tak apa, Tante gak bisa berdiri lagi karena kaki Aunty gak kuat buat berdiri." Ucap Mentari.

"Kok bisa?" Tanya Lia yang masih penasaran.

"Tante pernah kecelakaan dulu."ucap Mentari sendu.

" Udah mending sekarang kita main."ucap Zealand mengalihkan pembicaraan.

"Ayo..."seru Lia bersemangat.

Mereka bermain hingga sore. Mentari yang menyadari bahwa ia harus segera pulang karena mungkin Lucas akan nemukulnya lagi seperti kejadian dua minggu lalu.

Zealand sempat menawarkan tumpangan,tapi Mentari menolak karena ia tidak ingin hukumannya bertambah.

"Nyonya udah pulang kok cepat banget? Ini kan masih pagi." Sinis Atlanna.

"Tadi aku dari taman. Maaf kalau lama." Ucap Mentari.

"Harusnya kamu sadar diri. Di sini kamu cuman pembantu, tapi kelakuanmu kayak nyonya di sini." Ucap Atlanna sambil menjambak rambut Mentari kemudian mendorongnya hingga Mentari terjatuh.

Atlanna tak sengaja melihat Lucas yang akan berjalan menghampirinya. Atlanna dengan sengaja menjatuhkan dirinya seolah olah Mentari yang mendorong dirinya.

"Ampun,Tari. Aku kan cuma kasih tau kamu jangan pulang malam, bahaya. Tapi kenapa kamu dorong aku."ucap Atlanna saat melihat Lucas yang hampir mendekati mereka.

"Tidak...bukan aku...aku tidak..."ucapan Mentari terhenti saat Lucas menampar pipinya dengan keras.

"BERANI SEKALI KAU MENYAKITI ATLANNA. SUDAH BAIK AKU MENGIJINKANMU TINGGAL DI SINI. INGAT, KAU DI SINI HANYA PEMBANTU." Bentak Lucas kemudian ia membawa Atlanna pergi dari tempat itu.

"Permainan baru dimulai. Jadi bersiaplah." Bisik Atlanna saat ia berjalan melewati Mentari yang sedang terisak

SORRY, I LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang