6

1K 33 0
                                    

Malam Hari

"Gila, sakit bener pipi ku ditampar Chelsea.
Itu tangan atau kaki kuda yak. Masak sih ada nyamuk, kok aku ga ngerasa gatal atau apa gitu" Gumam Zaki dalam hatinya seraya mengelus-elus pipi nya yang merah itu karena tamparan Chelsea.

Waktu telah menunjukkan pukul 23.00. Malam itu Zaki terus berdiri di balkon lantai atas rumahnya sambil melamunkan kejadian tadi siang.

"Zaki..." Suara seorang wanita dari arah belakang. Sontak Zaki langsung membalikkan badannya

"Eh, mama" Zaki melihat sesosok wanita dengan dress merah, dan wanita itu adalah Sika, mamanya

"Kamu belum tidur sayang?"

"Ma, kalau Zaki udah tidur terus ngapain Zaki berdiri-berdiri di sini coba"

"Siapa tau kamu kesambet" Balas Sika yang kini berdiri di samping Zaki sambil melipat kedua tangan nya

"Mama kok gitu sih doain anaknya kesambet, dimana-mana setan tu gak tega rasukin cowo seganteng aku ma" Ucap Zaki sambil cengar-cengir menanggapai perkataan Sika

"Huhh gantengan juga si Taki" Jawab Sika terkekeh

"Siapa tu Taki?" Tanya Zaki dengan tatapan penuh tanya

"Itu loh tikus peliharaan papa.
Oh ya kamu kenapa menyendiri di sini? lagi banyak pikiran? Cerita dong ke mama" Ujar Sika yang kini memberikan ekspresi penuh tanya

"Engga kok ma" Jawab Zaki dingin

"Mama kalo malam-malam kok nampak gendutan ya?" Sambung Zaki setelah melirik mama nya dari ujung kaki sampai ke ujung kepala. Sifat jailnya Zaki mulai keluar, ia mencoba menakut-nakuti mamanya. Zaki mengetahui kelemahan mamanya itu yang paling anti kalo dikatain gendut

"Apa kamu bilang...?" Balas Sika memplototi Zaki

"Hehe gak kok ma, becanda.." Balas Zaki dengan cubitan sayang di pipi Sika

"Mama kok tumben ke kamar Zaki, ada apa ma?" Zaki penasaran dengan kedatangan mama nya yang tak biasa itu

"Ga papa, mama cuma kangen aja udah lama ga ngobrol gini sama kamu"

"Ohh"

"Kalo aja kita ga pindah, mungkin 2 tahun ke depan kamu udah bisa nikah ya sayang. Mama udah ga sabar pingin nimang cucu" Ujar Sika dengan senyuman mautnya

"Aa..apa ma? Cucu?. waduh, ma Zaki aja belum kerja ma gimana mau nikah, lagian calon istri nya juga belum nampak" muka Zaki tiba-tiba berubah menjadi masam mendengar celoteh mamanya itu

"Zaki, masalah pekerjaan itu gampang. Kamu akan dibantu sama papa untuk bergabung di DS Group setelah kamu sarjana nanti. Sekarang kamu cuma perlu memikirkan siapa yang akan jadi istri kamu" Ucap Sika sambil menepuk ringan bahu kanan Zaki

"Tapi ma, aku belum menemukan wanita yang tepat buat ku jadikan istri, atau aku cari janda aja ya ma? yang lebih berpengalaman.. hehe" Receh Zaki yang menganggap perkataan mama nya itu adalah candaan belaka

"Kalau kamu mau nikah sama janda nikahin aja tu si Mbok (pembantu di rumah Zaki umur 50 th-an) . Pokoknya mama ga mau tau, mama mau dalam waktu sebulan ini kamu bawa calon istri kamu ke rumah. Ingat Zaki yang pe ra wan..." Balas Sika dengan nada tinggi dan setelah itu langsung berjalan keluar dari kamar Zaki

"A...apaa? Sebulan ini? Maa..mama dengerin aku dulu ma" Panggilan Zaki tak dihiraukan. Zaki bahkan tak percaya mama nya seserius itu

Bammm...

Terdengar suara pintu kamar Zaki yang menandakan Sika sudah keluar dari kamar itu

"Ya ampun ma ada-ada aja deh, gimana caranya coba aku temuin calon istri dalam waktu satu bulan" Gumam Zaki dalam hati sambil mengerutkan dahi nya lalu mengarahkan tatapannya ke langit yang malam itu bertaburan bintang

Cinta Dalam IstikharahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang